Sejauh Mana Anda Dapat Mengatur Interaksi Pasangan di Media Sosial?

Rayoga Akbar 13 Jan 2025

Salah satu penyebab terjadinya pertikaian dengan pasangan adalah ketika Anda mulai mengontrol kehidupannya, terlebih lagi dalam hal media sosial yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Sekalipun setiap pasangan punya batasan yang berbeda, namun ketika Anda mulai mengatur pasangan siapa saja yang boleh ia follow di media sosial, rasanya itu sudah masuk ke level yang berbeda. Sekilas larangan tersebut terdengar bukanlah hal yang serius, namun hal tersebut sebenarnya bisa berdampak pada kepercayaan dan kebebasan personal. Media sosial adalah platform untuk mengekspresikan diri sekaligus membagun relasi. Maka ketika Anda mulai mengatur, dapat dikatakan Anda sudah menginvasi kebebasan pasangan Anda.

Artikel ini akan menelaah permasalahan tersebut dari dua sisi—mengapa membuat batasan adalah hal yang patut dilakukan, meningkatkan kepercayaan dan saling menghargai satu sama lain, dan mengapa kontrol berlebihan bisa menghancurkan hubungan, yang juga berkorelasi dengan rasa tidak percaya diri dan kebencian. Pada akhirnya, yang terpenting adalah adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik, memahami akan batasan antara saling menghargai dan kebebasan. 


Why it may be the right thing to do

Transparansi dan komunikasi terbuka mengenai siapa yang Anda ikuti di media sosial dapat memupuk rasa percaya dan menghargai dalam hubungan. Menerapkan batasan perlu dilakukan agar sebuah hubungan tetap langgeng karena dapat meminimalisir kesalahpahaman dan kebohongan. Menetapkan batasan media sosial adalah cara yang bagus untuk menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghindari konflik eksternal, terutama dalam situasi di mana salah satu pihak merasa tidak nyaman, cemburu, atau insecure akan interaksi yang dilakukan di media sosial. Punya pemahaman yang sama mengenai siapa saja yang Anda bisa ikuti di media sosial dapat memperkuat value yang Anda dan pasangan jalankan serta membangun dinamika yang sehat. 

ilustrasi

Why it’s wrong

Membiarkan orang lain mengatur siapa yang boleh dan tidak boleh Anda ikuti di media sosial adalah bentuk invasi terhadap kehidupan pribadi. Hal tersebut dapat membuat dinamika tidak sehat karena adanya dominasi dalam hubungan. Ketika seseorang merasa dibatasi, ia akan cenderung merasa frustasi dan hilangnya rasa saling menghormati. Media sosial adalah ranah pribadi, dan dengan membatasi aksesnya dapat menumbuhkan keinginan untuk mendominasi dan ketidakpercayaan, membuat kalian semakin sulit untuk terbuka dan yang ada malah menimbulkan pertengkaran. 

Daripada membuat peraturan mengenai interaksi pasangan Anda di media sosial, lebih baik Anda dan pasangan bicara dari hati ke hati mengenai batasan, ekspektasi, dan ketidaknyamanan yang dirasakan. Kepercayaan akan tumbuh ketika Anda saling memahami karakter satu sama lain, bukan dari mengamati aktivitas online. Hubungan yang kuat dibangun dari saling menghargai dan memahami, bukan karena mengontrol kehidupan digital. 

Artikel ini disadur dari Cosmopolitan India/Bahasa dan isi telah disesuaikan oleh penulis dan editor.