Ini Dampaknya Jika Kamu Mengencani Pasangan Narsisistik
Mengencani seseorang yang mengidap narcissistic personality disorder (NPD) menjadi suatu hal yang…well, memberikan tantangan tersendiri dan rasa stres yang memengaruhi ruang emosional. Dan di saat hubungan tersebut berakhir, dampaknya masih terus membekas: ketika kamu ingin kembali menjalani hubungan jangka panjang, kamu kerap mengalami kesulitan untuk membangun rasa percaya, butuh waktu yang cukup lama agar kamu dapat pulih seutuhnya dari hubungan yang tak sehat di masa lalu. Supaya kamu dapat memahami lebih dalam tentang bekas luka ini, Cosmo berbincang dengan Dee Johnson, seorang psikoterapis dan senior addiction terapis di rumah sakit Priory, Chelmsford, yang akan menjabarkan efek dari mengencani seorang narsisistik.
Apa itu narcissistic personality disorder?
OK, untuk memulainya, penting bagi kamu untuk terlebih dahulu memahami fakta dari NPD. Banyak orang dengan mudahnya menganggap seseorang sebagai “narsisistik”, dan di saat kata ini diberikan kepada seseorang yang self-involved, namun belum tentu pula orang tersebut secara sah didiagnosa mengalami NPD. Karena sejatinya narcissistic personality disorder merupakan salah satu penyakin mental yang kompleks, dan perlu ditangani secara serius.
“Beberapa orang memang sudah mengenal apa itu personality disorders, salah satunya seperti penyakit narcissistic personality disorder (NPD), merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki perasaan bahwa dirinya selalu ‘diakui’ yang hanya berdasarkan dari asumsi diri, merasa dirinya layak untuk dipuji, dan kerap memegang kendali penuh atas hak orang lain,” jelas Dee Johnson,” Dee Johsnon, seorang psikoterapis dan senior addiction terapis di rumah sakit Priory, Chelmsford. “Mereka sering kali tak memiliki rasa empati. Seorang pengidap NPD mudah terpancing emosi, bersikap manipulatif, dan haus akan pujian.”
Apa dampak yang dialami dari mengencani seorang narsisistik?
Seperti yang dijelaskan oleh Johnson, dampak dari menjalani hubungan jangka panjang dengan seseorang yang tak mengalami NPD dapat menjadi masalah serius. “Di saat seseorang telah meninggalkan hubungan lamanya, tetapi trauma emosional yang mereka alami tak bisa hilang begitu saja – derita dari masa lalu, mimpi buruk, serta rasa takut untuk percaya dan memulai hubungan baru.”
Ia pun memberikan catatan, bahwa tak menutup kemungkinan bagi seseorang yang sedang mengencani penderita NPD mengalami efek emosional dengan melakukan self-harming. “Self-harm dan bentuk kekerasan lain tak hanya melukai secara emosional, tetapi juga menanamkan kepercayaan kalau mereka itu patut untuk dikontrol.”
What is narcissistic abuse?
Narcissistic abuse atau kekerasan narsisistik merupakan sebuah perilaku yang dilakukan oleh para narsisistik dan sosiopat – perlakukan seperti gaslighting, gemar mengkritik, atau selalu ingin membuat pasangan atau orang lain merasa rendah diri.
Mungkin awalnya akan berjalan dengan baik – hubungan masih terasa ‘hangat’ ketika menjalinnya bersama seorang narsisistik, Johnson pun mengatakan, “narsisistik akan membangun romantisme dalam hubungan baru, yang tujuannya untuk mengkokohkan kepercayaan pasangan – agar perlahan, para ‘korban’ akan merasa ketergantungan dengannya.”
Dari situ-lah situasi manipulatif pun terjadi. “Mereka akan terus ‘mengecilkan’ kepercayaan diri dan kemandirian pasangan.”
Apakah ada pertolongan yang bisa didapatkan oleh seseorang yang sedang mengencani pengidap NPD?
Johnson kembali menjelaskan, di saat seseorang mengencani pengidap NPD, mereka akan sukar untuk mengenal batasan dan kualitas diri – penting bagi mereka untuk selalu mendengarkan kata hati, dan orang-orang di sekitar yang memang peduli terhadapnya. “Berikan batasan, belajar untuk menolak, menyadari kalau kamu itu punya hak atas dirimu sendiri. Dengarkan saran dari keluarga dan teman – meski pahit untuk didengar, tetapi setidaknya mereka-lah sosok yang selalu ada di sampingmu untuk memberikan dukungan.”
Johnson merekomendasikan untuk mencari pertolongan dari profesional, untuk memulihkan rasa kepercayaan diri dan toxic mindset yang selama ini tertanam. “Dukung kesehatan mentalmu dengan mencari bantuan dari profesional yakni seorang terapis – self worth, rasa percaya diri, dan kebiasaan untuk people pleasing harus segera kamu runtuhkan, dan berikan perubahan. Kamu patut menemukan bantukan secara obyektif, agar bisa kembali sadar dengan realita.”
Lantas, bagiamana caranya agar para pengidap NPD mampu membenahi sikapnya?
Yes, seorang NPD memang dapat membahayakan orang-orang terdekatnya, namun perlu diingat kalau mereka itu pengidap penyakit mental, hal terbaik yang bisa mereka lakukan; dengan mendapatkan bantuan dari profesional, they really need this.
“Rintangan terbesarnya adalah meyakinkan para pengidap NPD bahwa mereka itu tengah mengalami masalah gangguan mental – personality disorder ini kronis, dan banyak orang perlu mengetahui kalau perlakuan mereka ini merugikan dan tak layak untuk mendapatkan toleransi,” ucap Johnson. “Mereka tak pernah kok berharap untuk mengidap penyakit tersebut, NPD memang sudah menjadi bagian dari hidup mereka, dan bagaimana cara mereka memandang dunia – tetapi kalau saja mereka bisa jujur dengan diri sendiri, mereka akan sadar akan pola perilaku yang selama ini membuahkan perilaku buruk terhadap pasangan, teman, dan keluarga.”
Solusi terbaiknya yakni dengan mulai mengedukasi diri, serta masuk ke dalam proses penyembuhan – salah satunya dengan melakukan terapi. “Selama mereka berusaha untuk mencari bantuan dan edukasi terkait personality disorder, kehidupan mereka otomatis jadi lebih mudah, tak lagi merasa kompetitif dan bersikap agresif. Memahami apa arti kasih sayang yang sebenarnya – untuk diri sendiri dan juga orang lain. Mengunjungi psikoterapis dapat menjadi pilihan yang tepat.”
(Artikel ini disadur dari cosmopolitan.com / Perubahan telah dilakukan oleh penulis / Alih Bahasa: Nadhifa Arundati / Image Dok: Photo by Anete Lusina on Pexels)