Meretas Algoritma Ala Prada! Hadirkan Gaya Futuristik di Koleksi Terbaru
Pengaruh media sosial terhadap perkembangan mode tak terbantahkan namun Miuccia Prada dan Raf Simons menampilkan perspektif berbeda terkait tersebut. Dalam koleksi Prada spring summer 2025, keduanya menampilkan kreasi busana yang futuristik, eklektik, unik, berani, dan glamor. That sounds a lot but exciting.
Miuccia Prada dan Raf Simons menekankan akan dominasi dunia maya dalam membentuk persepsi masyarakat sekarang ini. “Sekarang ini kita terlalu dipengaruhi oleh algorithm, apapun yang kita sukai dan ketahui karena orang lain mengaturnya,” tegas Miuccia Prada seperti dikutip dari Vogue.
Strategi utama Miuccia dan Raf dalam “meretas” algoritma adalah dengan diversifikasi produk dan karakteristik dari setiap tampilan. Tiap look tak ubahnya seorang individu yang memiliki personal style yang khas. To make it easier and fun for you to read it, Cosmo membaginya menjadi beberapa tema.
The Futurist
Futuristik menurut Prada adalah busana bergaya feminin yang berkilauan, detail unik, dan fungsional. Seperti gaun pesta sequins dengan detail kaca yang dikenakan bersama parka warna kuning. Lalu rok aksen eyelet dengan sweater. Prada turut melengkapinya dengan aksesori seperti bucket hat dan sunglasses dengan oversized frame.
Gaya futuristik tersebut sekilas mengingatkan akan kreasi desainer legendaris seperti Pierre Cardin dan Andre Courreges di era 1960-an. Jauh dari kesan nostalgia atau remake belaka, Prada berhasil mengemasnya menjadi lebih relevan lewat permainan detail dan proporsi.
The Classic
Menjadi antitesis dari gaya futuristik, Prada juga menawarkan busana yang klasik dan feminin. Seperti rok lipit berhiaskan tali (on the side note, rok ini menjadi salah satu simbol perpaduan estetika antara Miuccia dan Raf. Jika rok lipit adalah salah satu kreasi andalan Prada, maka detail tersebut mengingatkan kembali rancangan Raf untuk Dior di tahun 2014 yang menampilkan gaun berhiaskan tali serupa), mantel bergaya minimalis, blus aksen pita, setelan rok, dan gaun strapless.
Perlu digaris bawahi bahwa meski bergaya klasik, tiap busana memiliki twist yang unik. Contohnya, jaket dengan berhiaskan motif ilusi optik bergambar kerah bulu dan rok berhiaskan rumbai.
Berbeda dengan koleksi busana yang futuristik, nostalgia menjadi formula Prada untuk sepatu. Prada merilis ulang sejumlah kreasi sepatu lamanya seperti diantaranya striped heels dari koleksi fall winter 2008, sandal dari koleksi spring summer 1996, dan brogues dari koleksi spring summer 2011.
The Sporty
Prada mungkin lebih identik dengan gaya yang feminin dan formal, namun rumah mode asal Milan ini juga punya ketertarikan tersendiri dengan gaya sporty. After all, Prada lah yang menjadikan nylon sebagai bahan yang bisa tampil mewah. Selain itu Prada juga kerap bereksperimen dengan gaya ini dalam beberapa koleksi sebelumnya.
Untuk musim semi dan panas 2025, Prada mengemasnya lebih playful namun tetap practical. Seperti jaket berpotongan pendek, tube top yang dikenakan dengan celana formal, dan parka bersama cocktail dress berhiaskan feathers.
Prada Versus Algorithm
Meski Prada mengkritik pengaruh algoritma lewat koleksinya, bukan berarti hendak memeranginya. Justru melalui koleksinya ini, Prada seperti hendak mengingatkan kembali akan pentingnya untuk menampilkan keunikan setiap individu alih-alih mengikuti tren.
Banyaknya busana yang ditawarkan juga seolah memberi ruang bagi konsumen untuk mengenakannya sesuai dengan personal style. Maybe Prada is trying to say that “To stand out among the internet crowd, you just need to embrace your true self and have fun with it”. Beat that algorithm.