Slow Living Untuk Lifestyle Yang Lebih Sehat

Redaksi 2 13 Oct 2024

Kebutuhan serba cepat dengan produktivitas yang tinggi memang sangat relevan untuk kehidupan masyarakat akhir-akhir ini. Hal ini ditandai dengan bertambahnya sosial media yang menyajikan informasi secara cepat dan padat, namun minim literasi ataupun sumber data yang kredibel. Paparan informasi yang cepat ini tak pelak membuat masyarakat mudah stres, dan tidak fokus. Slow living merupakan sebuah movement yang mendorong gaya hidup berkesadaran mengedepankan kualitas bukan kuantitas dalam aspek kehidupan, hubungan, pekerjaan, atau konsumsi.

Alih-alih menjalani hari dengan terburu-buru atau selalu mengejar produktivitas, slow living mengajak kita untuk menikmati momen, mengurangi stres, dan menciptakan hubungan yang lebih mendalam dengan hal-hal yang penting, seperti kesejahteraan, keberlanjutan, dan pengalaman yang bermakna. Gerakan slow living ini mulai ramai diikuti banyak orang terlihat dari analisis tren Google, gerakan ini bersama dengan minimalism, mindfulness, dan work-life balance mengalami peningkatan signifikan selama dekade terakhir, terutama setelah tahun 2020 selama pandemi. Slow living sendiri menunjukkan lonjakan selama bulan-bulan awal pandemi (Maret-April 2020), begitu pula pada analitik media sosial lainnya seperti Instagram, Pinterest, dan YouTube pencarian terkait slow living telah mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 69%. Kanal YouTube yang fokus pada gerakan ini tak kalah ramai dibanjiri penonton hal ini menunjukkan daya tarik besar gaya hidup ini. 

Menurut studi perilaku konsumen, 73% konsumen global mengatakan mereka pasti atau kemungkinan besar akan mengubah kebiasaan konsumsi mereka untuk mengurangi dampak lingkungan, yang sejalan dengan fokus slow living. Penelitian dari American Psychological Association menunjukkan bahwa konsumerisme menyebabkan peningkatan stres, studi ini menyoroti bahwa menerapkan pendekatan gerakan ini membantu meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kecemasan. Dikuatkan dengan data laporan gaya hidup berkelanjutan global studi Unilever pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 81% konsumen percaya bahwa perusahaan harus berupaya untuk memperbaiki lingkungan.

Fokus slow living pada pengurangan limbah dan memilih produk ramah lingkungan sejalan dengan gerakan keberlanjutan yang lebih luas, mendorong orang untuk hidup lebih sadar dan mengonsumsi lebih sedikit. Dengan menggabungkan data terkait, metrik media sosial, studi perilaku konsumen, terlihat korelasi kuat antara mengikatnya gerakan slow living dan tren masyarakat yang lebih luas seperti kesadaran lingkungan, kekhawatiran kesehatan mental, dan perubahan gaya hidup akibat pandemi, data ini melegitimasi pertumbuhan popularitas slow living  di berbagai demografi dan wilayah.

Dengan menurunkan tempo hidup dan mengurangi tekanan untuk selalu produktif, gerakan ini membantu untuk meningkatkan kesehatan mental. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, fokus pada aktivitas yang memperkaya jiwa, seperti berkebun, membaca, atau menghabiskan waktu di alam, bisa membantu seseorang merasa bahagia dan puas. Lebih sedikit tekanan untuk selalu buru-buru yang diadopsi oleh gerakan ini juga dipercaya memiliki kecenderungan sehat yaitu kualitas tidur yang lebih baik dan rutinitas tidur yang lebih teratur. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk memperbaiki tubuh, mengelola stres, dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Slow living sering kali mencakup makan dengan lebih sadar (mindful eating), yang berarti meluangkan waktu untuk memasak makanan segar di rumah, menikmati proses memasak, dan menghargai makanan yang dikonsumsi. Ini dapat mengarah pada pola makan yang lebih sehat dan seimbang, serta mengurangi ketergantungan pada makanan cepat saji atau instan.

Alih-alih berfokus pada olah raga yang intens, gerakan ini mengajak untuk beraktivitas fisik yang lebih lambat dan holistik seperti berjalan kaki, yoga, atau bersepeda. Aktivitas ini tidak hanya menjaga kebugaran tetapi juga memberikan relaksasi yang maksimal. Hubungan sosial yang lebih baik juga biasanya bisa didapatkan seseorang dari menerapkan slow living, interaksi yang lebih bermakna dengan hadir dalam hubungan sosial ini diharapkan bisa memungkinkan seseorang untuk dapat membangun relasi yang berkualitas dengan keluarga atau orang-orang terdekat. Dengan mengadopsi slow living, kita tidak hanya menjalani hidup dengan lebih tenang tetapi juga secara langsung mendukung kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.