Ingin Kembali Dengan Mantan? Coba Pertimbangkan 10 Hal Ini
Ada masa dalam hidup hampir semua orang ketika mereka bertanya-tanya tentang pertanyaan terlarang: "Haruskah aku kembali dengan mantan?" Ini adalah pertanyaan besar untuk direnungkan dan bahkan lebih besar untuk dibicarakan dengan orang-orang yang mungkin, ehm, tidak merasa suka tentang hubunganmu dengan mantan.
Percayalah, Cosmo pernah menerima reaksi (yang sangat pantas!) berupa jempol ke bawah ketika bertanya kepada grup chat tentang *pertanyaan* ini.
Meskipun teman-temanmu biasanya menginginkan yang terbaik untuk kita, terkadang menginginkan pendapat mereka justru membuat pertanyaan yang sudah rumit ini menjadi semakin membingungkan.
Tapi, hei, kembali dengan mantan adalah keputusan besar, dan itu bukan sesuatu yang harus kamu putuskan sendiri!
Itulah mengapa Cosmo bertanya kepada para ahli untuk memberi kita panduan tanpa basa-basi tentang kembali menghidupkan hubungan lama dan bagaimana cara menentukan apakah itu pilihan yang tepat untukmu.
Menurut terapis Susan Trotter, Ph.D., pertanyaan ini harus dimulai dengan dirimu sendiri. “Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat berdamai dengan mantan, tapi yang utama adalah mengapa kamu ingin kembali bersama,” katanya.
“Penting untuk meluangkan waktu sebelum menghubungi mantan dan melakukan introspeksi. Tanyakan pada diri sendiri mengapa kamu ingin berdamai. Apakah kamu merindukan orangnya atau hanya merindukan perasaan ketika berada dalam hubungan?"
Sebelum kamu mengirim pesan “Aku merindukanmu”, ada baiknya melakukan refleksi untuk mengetahui mengapa hubungan itu tidak berhasil di awal, jelas pendidik seks Liz Powell, PsyD, penulis ‘Building Open Relationships’.
“Terkadang waktu yang salah, tapi kadang karena kita memang tidak cocok dengan mereka.” Ingat, kamu putus karena suatu alasan. Dan, maaf untuk memberitahumu, tapi kemungkinan besar itu bukan alasan yang baik.
Jika kamu merasa mantanmu mungkin adalah “orang yang tepat”, Cosmo bertanya kepada para ahli apa yang perlu dipertimbangkan sebelum setuju untuk "catch up" dengan orang yang nomornya diminta diblokir oleh teman-temanmu berbulan-bulan lalu.
Anggap ini sebagai panduan resmi untuk mengetahui apakah mantanmu seharusnya tetap menjadi mantan.
1. Lihat Dirimu dengan Baik
Pertama-tama: Ambil waktu untuk benar-benar melihat ke intinya—keinginan, kebutuhan, dan tahapan hidupmu.
Ada perbedaan besar antara kembali bersama seseorang karena kesepian dan karena kamu benar-benar mencintai mereka.
Seringkali, kita terjebak dalam ide kita sendiri tentang apa yang kita pikir akan menguntungkan sehingga kita tidak benar-benar mempertimbangkan apakah itu masuk akal.
Apakah kamu baru saja memulai pekerjaan baru? Sedang berada di tengah proyek besar? Mengalami kehilangan di area lain dalam hidupmu?
Emosi kita rumit, dan terkadang stres di area lain bisa mengaburkan penilaian kita. Tidak hanya itu, tetapi juga bisa membuat kita berkomitmen pada sesuatu (seperti mencoba kembali dengan mantan) yang sebenarnya kita tidak punya kapasitas mental atau emosional untuk melakukannya.
Pikirkan apakah kamu siap menjadi pasangan yang baik dan sehat sebelum mempertimbangkan untuk terhubung kembali dengannya. Jika kamu tidak bisa memberikan 100% dirimu saat ini, tidak ada gunanya mencoba memperbaiki hubungan.
2. Evaluasi Situasi Hubunganmu Saat Ini
Ingin kembali dengan mantan ketika kamu lajang adalah satu hal, tetapi merasakan hal itu ketika kamu sedang berkencan dengan seseorang yang baru adalah hal lain.
Masih memiliki perasaan terhadap mantan itu cukup normal, bahkan setelah kamu sudah move on.
Tapi itu bukan berarti adalah alasan yang cukup bagi kita untuk menghubungi mereka. Periksa apakah kamu sedang membangun perasaan itu atau hanya membiarkannya apa adanya.
3. Renungkan Hubunganmu
Sebelum memutuskan apakah kamu akan mengejar mantanmu lagi, ambil waktu untuk merefleksikan hubungan itu.
Fokus pada apa yang kamu sukai dan tidak sukai dalam hubungan tersebut, dan apakah ada hal yang berbeda yang bisa membuat hubungan kalian berhasil kali ini.
4. Realistis
Setelah melihat alasan mengapa hubungan kalian berakhir dan apakah ada perubahan sekarang, cobalah bersikap realistis tentang apa yang kamu rasakan saat ini.
Hanya karena kamu masih memiliki sedikit cinta untuk mantanmu, bukan berarti hubungan itu akan berhasil.
5. Pertimbangkan Bantuan Profesional
Banyak dari kita yang bisa mendapatkan manfaat dari terapi. Terapis dapat membantumu melihat hubungan dari sudut pandang yang lebih objektif dan membantu menentukan apakah kamu layak untuk menghubungi mantanmu lagi.
Dan jika mantanmu sedang dalam hubungan, jawabannya adalah tegas: Jangan coba kembali.
6. Biarkan Semuanya Berjalan Alami
Pernah terpikir untuk mengunggah foto *thirst trap* yang dirancang khusus untuk menarik perhatian mantan atau “tanpa sengaja” muncul di tempat favorit mereka? Pikirkan lagi.
Menurut psikolog klinis berlisensi Kristen Casey, Psy.D, meskipun sangat menggoda rasanya untuk mengatur interaksi dengan mantan, hal itu mungkin tidak selalu berakhir baik.
"Ketika kita memaksakan sesuatu, mungkin rasanya tidak menyenangkan dalam jangka panjang," katanya.
Jadi, daripada mencoba mengatur rekonsiliasi secara detail, mungkin lebih baik mengambil langkah mundur dan biarkan masa depanmu dan mantanmu berkembang secara alami.
Tidak apa-apa untuk mengambil inisiatif dan menghubungi (tentu saja jika kamu sudah mengikuti semua tips ini dan memutuskan itu pilihan terbaik), tetapi jika kamu mulai merencanakan langkah demi langkah untuk mendapatkan mantanmu kembali, mungkin sudah waktunya untuk menghentikan rencana itu.
7. Beri Pasangan (Atau Mantan) Ruang yang Cukup
Hal ini mungkin akan lebih sulit untuk dilakukan jika kamu yang diputuskan, tapi percayalah, ini penting.
Jika kamu tidak bisa menghormati keinginan dasar mantan untuk memiliki sedikit ruang, maka kamu tidak dapat memulai dengan baik rencana untuk membuat mereka tertarik kembali padamu.
Tentu saja, jika kamu ingin kembali bersama, kamu akan perlu menghubungi mereka pada akhirnya—tapi tidak ada waktu pasti yang harus ditunggu, kata Bockarova.
Aturan praktisnya: Hubungi mereka ketika kamu merasa lebih jelas tentang hubungan itu.
Artinya, jika kamu yang diputuskan dan menyalahkan diri sendiri atas perpisahan itu, hubungi mereka kembali ketika kamu sudah berhenti merasa seperti itu.
Jika kamu yang memutuskan, kirim pesan hanya jika kamu yakin benar-benar merindukan mantanmu untuk alasan yang tepat, bukan karena bosan atau merasa bersalah.
8. Jangan Anggap Ini sebagai Sebuah Kompetisi
"Hindari pola pikir ‘memenangkan’ seseorang kembali," kata Bockarova. Di dunia yang memandang kencan sebagai “tantangan”, sangat tidak sehat untuk mencoba mendapatkan mantanmu kembali dengan pola pikir seperti memenangkan pertandingan sepak bola—di mana ada pemenang dan pecundang.
Melihat rekonsiliasi sebagai hasil dari pertumbuhan dan usaha bersama adalah pendekatan yang jauh lebih sehat, dan jika kamu menganggap ini sebagai kompetisi, mungkin itu tanda bahwa kamu seharusnya tidak mencoba kembali bersama sejak awal.
9. Tahan Diri untuk Tidak Membicarakan Hal yang Buruk
Jelas, putus cinta terasa menyakitkan. Wajar (dan dibutuhkan) untuk melampiaskan perasaan kepada sahabat terdekatmu.
Namun, kamu tetap bisa merasa terluka tanpa harus bertindak jahat—terutama jika mantanmu adalah seseorang yang kamu pikir mungkin ingin kembali bersamamu.
“Bayangkan dirimu dalam posisi mantanmu,” kata Bockarova. “Apakah kamu akan menghargai jika seseorang yang kamu pedulikan berbicara buruk tentangmu kepada semua temanmu, [mengirimkanmu] rentetan pesan penuh kemarahan, atau mengungkapkan rahasia yang kamu ceritakan dalam keadaan rentan?”
Jika kamu ingin membuka pintu untuk berpacaran lagi, menyebarkan rumor atau mengirim pesan yang tidak baik tidak akan membantu.
Selain itu, ini adalah praktik baik untuk semua perpisahan, terlepas dari niat hubungan kalian di masa depan. Tidak pernah baik untuk membongkar gosip pribadi tentang mantan—dan hal itu juga tidak akan benar-benar membuatmu merasa lebih baik.
10. Ubah Hidupmu Sebelum Melihat Apakah Mantanmu Masih Cocok di Dalamnya
Selama waktu terpisah, kamu mungkin merasa sedikit lebih kesepian dari biasanya, terutama saat merencanakan kegiatan akhir pekan atau mencari kegiatan lain untuk mengisi malam Selasa yang sedang hujan.
Namun, belajar untuk mencintai dirimu sendiri ketika kamu sendirian mungkin adalah bagian paling penting dari proses ini.
Bockarova menyarankan untuk berinvestasi dalam persahabatan dan hobi baru serta memenuhi hidupmu dengan banyak kebahagiaan, bahkan jika kamu masih merasa sedih tentang perpisahan itu.
Setelah kamu menghadapi ketakutan akan kesendirian, barulah kamu bisa benar-benar tahu apakah kamu sungguh-sungguh menginginkan hubungan itu kembali atau tidak.
“Jika kamu hanya merindukan mantanmu saat merasa kesepian atau ketika membandingkan hidupmu dengan teman-teman yang berpasangan, tetapi tidak ketika kamu merasa bahagia dan percaya diri, maka itu bukan pertanda dari hubungan yang memuaskan di masa depan,” kata Bockarova.
(Artikel ini disadur dari Cosmopolitan UK / Perubahan bahasa telah dilakukan oleh penulis/Salsa Meilivia/ Image: Doc. Photo by Getty Images on Cosmopolitan UK).