Efek Cemas Berlebihan pada Tubuh
Cosmo sangat mengerti bahwa ada momen-momen tertentu di saat kita merasa cemas. Misalnya saat akan melakukan interview, menyampaikan presentasi di depan banyak orang, adanya tekanan kehidupan, dan masih banyak lagi.
Meskipun cemas merupakan reaksi yang bisa dialami siapa saja, namun cemas berlebihan bisa berpengaruh pada tubuh dan mendatangkan efek negatif yang tidak menyenangkan, Babes. Bahkan, cemas berlebihan bisa berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh hingga kenaikan berat badan, lho. Oh no~
Ketahui Efek Cemas Berlebihan pada Tubuh
Well, apa saja efek cemas berlebihan pada tubuh? Untuk mengetahui jawabannya, berikut ini Cosmo telah merangkumnya. Don’t miss out, Cosmo Babes!
Perubahan pada Sistem Pernapasan
Salah satu efek cemas berlebihan pada tubuh yakni perubahan pada sistem pernapasan.
Melansir dari Medical News Today, saat merasa cemas berlebihan, pernapasan seseorang mungkin menjadi cepat dan dangkal yang disebut dengan hiperventilasi, Dear.
Hiperventilasi sendiri dapat membuat seseorang merasa kekurangan oksigen dan terengah-engah. Hal ini bisa memperburuk hiperventilasi dan gejalanya seperti pusing dan merasa lemas.
Sistem Kekebalan Tubuh Jadi Rentan
Turns out, cemas berlebihan juga bisa membuat sistem kekebalan tubuh menjadi rentan, Babes.
Saat merasa cemas, hormon stres yang sering muncul dan respons untuk melawan hal tersebut, tidak memungkinkan tubuh untuk kembali ke kondisi istirahat normal. Sehingga, sistem kekebalan tubuh bisa rentan terhadap penyakit hingga infeksi virus.
Masalah pada Sistem Kardiovaskular
Gangguan kecemasan dapat menyebabkan detak jantung menjadi cepat hingga nyeri dada. Selain itu, kecemasan juga bisa membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, Babes.
Jika seseorang sudah memiliki penyakit jantung, gangguan kecemasan sendiri dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Otot yang Menegang
Melansir dari Medanta, sinyal stres yang sering dikirim dari amigdala ke sistem saraf pusat untuk mempersiapkan respons stres dapat menyebabkan otot berkontraksi, atau menegang, terlalu sering.
Ketegangan otot yang konstan dapat menyebabkan otot kram, kaku, atau nyeri, serta nyeri dan sakit yang cenderung menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan kondisi nyeri kronis seperti nyeri sendi, artritis, fibromialgia, dan sebagainya.
Penurunan Memori
Well, jika seseorang terus-menerus merasa khawatir atau menderita gangguan kecemasan umum, hal itu juga dapat memengaruhi memori jangka pendek atau memori kerja.
Akibatnya, orang tersebut mungkin sering membuat kesalahan, melupakan janji penting, dan tidak mampu mengatasi jadwal yang padat.
Jika hal ini terjadi secara teratur, sulit untuk mengambil keputusan penting di tempat kerja atau di rumah, bahkan kinerja di sekolah atau kantor dapat sangat terganggu. Hal ini menyebabkan seseorang menjadi lebih cemas dan mengalami depresi. Ouch!
Kenaikan Berat Badan
Last but not least, cemas berlebihan juga berpengaruh pada kenaikan berat badan, lho.
Ketika seseorang merasa cemas terus-menerus, otak akan membanjiri tubuh dengan hormon adrenalin dan kortisol, yang kemungkinan besar mendorong seseorang untuk mencari makanan manis yang menenangkan seperti cokelat atau kue kering.
Namun, kenaikan dan penurunan kadar gula darah selanjutnya menyebabkan keinginan terus-menerus untuk mengonsumsi makanan asin dan manis lagi. Kecemasan yang terus-menerus dan tak kunjung reda ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas.