Vitamin Untuk Daya Tahan Tubuh, Pelindung Ketika Tubuh Membutuhkan
Belakangan ini, semakin banyak orang tertarik pada suplemen yang bisa membantu menjaga daya tahan tubuh dan mencegah penyakit. Sistem kekebalan tubuh sebetulnya punya cara sendiri untuk melindungi kamu dari kuman penyebab penyakit, lewat dua cara utama, yaitu respons bawaan dan respons adaptif.
Nah, vitamin dan mineral menjadi pelengkap. Dimana nutrisi penting yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Karena tubuh tidak dapat memproduksi nutrisi ini secara alami, kamu perlu mendapatkannya melalui makanan ataupun suplemen yang dikonsumsi.
Berikut, Cosmo bagikan vitamin untuk daya tahan tubuh, pelindung ketika cuaca ekstrem.
1. Apa Itu Daya Tahan Tubuh Dan Mengapa Penting?

Sistem kekebalan tubuh itu cerdas, ia memiliki semacam "catatan" tentang kuman-kuman yang pernah dilawannya. Catatan ini disimpan oleh sel-sel darah putih khusus yang kita sebut sel memori (terutama jenis B dan T limfosit).
Fungsinya adalah jika kuman yang sama menyerang lagi, tubuh bisa langsung mengenalinya dan cepat-cepat menghancurkannya. Ini dilakukan sangat cepat, bahkan sebelum kuman itu sempat berkembang biak dan membuat kita sakit.
Sayangnya, "kekebalan" ini tidak berlaku untuk semua penyakit. Misalnya, penyakit seperti flu atau pilek sering menyerang berulang kali. Hal tersebut dikarenakan penyakit ini bisa disebabkan oleh banyak jenis atau variasi virus yang berbeda-beda.
Jadi, meskipun tubuh sudah berhasil mengalahkan satu jenis virus flu, bukan berarti ia otomatis kebal terhadap semua jenis virus flu lainnya. Kamu masih bisa sakit lagi jika diserang oleh varian virus flu yang baru.
2. Studi Tentang Pentingnya Konsumsi Vitamin Untuk Kesehatan Tubuh

Secara keseluruhan, suplemen hanya membantu sistem kekebalan tubuh jika tubuh Babes kekurangan vitamin atau mineral tertentu. Di Inggris, seperti yang dijelaskan Charlotte Radcliffe, seorang ahli gizi, "Kebanyakan orang bisa mendapatkan semua nutrisi yang mereka butuhkan untuk sistem kekebalan tubuh yang kuat melalui pola makan yang sehat dan seimbang."
Pengecualian utamanya adalah vitamin D, yang diproduksi tubuh kita dari sinar matahari. Radcliffe mencatat, "Karena banyak masyarakat Inggris Raya tidak mendapatkan cukup sinar matahari selama bulan-bulan musim dingin, setiap orang yang berusia di atas satu tahun sebaiknya mengonsumsi suplemen vitamin D 10µg dari bulan September hingga Maret."
Beberapa orang mungkin juga membutuhkan suplemen vitamin D sepanjang tahun jika mereka jarang keluar rumah atau tidak mendapatkan banyak paparan sinar matahari.
3. Studi Tentang Bahayanya Konsumsi Vitamin Berlebih Bagi Tubuh

Beberapa studi awal meneliti antioksidan, kandungan yang bisa didapatkan dari suplemen. Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan molekul berbahaya yang disebut radikal bebas. Radikal bebas tidak stabil dapat merusak sel dan DNA.
Mungkin tampak logis bahwa mengonsumsi lebih banyak antioksidan akan membuat kamu tetap sehat, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa hal ini tidak benar. Misalnya, studi besar yang dipimpin oleh JoAnn Manson, seorang profesor di Harvard School of Public Health, menemukan bahwa antioksidan seperti beta-karoten, vitamin C, dan vitamin E tidak membantu mencegah kanker atau penyakit jantung.
Faktanya, mengonsumsi terlalu banyak antioksidan bahkan dapat berbahaya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi beta-karoten dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, terutama bagi perokok. Studi lain oleh Manson juga menemukan bahwa mengonsumsi terlalu banyak vitamin E dapat meningkatkan risiko jenis stroke yang disebabkan oleh pendarahan di otak (stroke hemoragik).
4. Apakah Suplemen Benar-Benar Dibutuhkan?

Di musim hujan atau saat cuaca dingin, kamu mungkin sering melihat iklan suplemen (seperti vitamin atau probiotik) yang katanya bisa "memperkuat daya tahan tubuh" agar tidak gampang sakit flu atau pilek. Tapi, apakah produk-produk itu benar-benar bisa membuat sistem kekebalan kita jadi lebih kuat?
Menurut Michael Starnbach, seorang profesor mikrobiologi dari Harvard Medical School, jawabannya adalah tidak. "Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa suplemen-suplemen ini benar-benar bisa membantu tubuh kita melawan penyakit," ujarnya.
Alasannya, istilah "meningkatkan" sistem kekebalan itu kurang tepat. Sistem imun kita sudah punya keseimbangan yang sangat sempurna. Iia cukup kuat untuk melawan kuman dan virus, tapi tidak terlalu aktif sampai menyerang tubuh kita sendiri.
Jika sistem kekebalan "dipaksa" atau "didorong" tanpa kendali, justru bisa berbahaya dan memicu masalah kesehatan lain, seperti alergi, diabetes, atau penyakit autoimun. Jadi, tujuan utamanya seharusnya adalah menjaga agar sistem imun tetap seimbang, bukan sekadar mencoba "memperkuatnya."
5. Kelompok Orang Yang Butuh Konsumsi Suplemen Multivitamin

Bagi kebanyakan orang, baik JoAnn Manson (profesor epidemiologi di Harvard School of Public Health) maupun Bess Dawson-Hughes (ilmuwan senior di Pusat Penelitian Nutrisi Manusia untuk Penuaan, Departemen Pertanian AS) sepakat bahwa suplemen tidak diperlukan jika kamu mengonsumsi makanan seimbang.
Vitamin yang berasal dari makanan lebih mudah diserap dan dilengkapi dengan nutrisi lain seperti serat yang mendukung kesehatan secara keseluruhan. Meskipun vitamin dan mineral penting, tubuh hanya membutuhkannya dalam jumlah kecil.
Namun, bagi orang yang kekurangan nutrisi atau kesulitan mendapatkan cukup nutrisi dari makanan, terutama lansia, multivitamin harian dengan kadar yang aman dapat bermanfaat.
Selain para lansia, ibu hamil juga disarankan untuk mengonsumsi multivitamin. Mengonsumsi multivitamin dan asam folat sangat dianjurkan, karena membantu mencegah cacat lahir dan mendukung perkembangan bayi yang sehat.
Sementara, kalau babes adlaah seorang vegetarian atau tidak banyak mengonsumsi ikan, menambahkan suplemen omega-3 dapat membantu. Lemak sehat ini biasanya ditemukan pada ikan, dan penelitian menunjukkan bahwa orang yang jarang atau bahkan tidak mengonsumsi ikan tetapi mengonsumsi omega-3 dapat menurunkan risiko masalah jantung utama.
Orang dengan masalah pencernaan seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif juga dapat memperoleh manfaat dari suplemen karena tubuh mereka dapat kesulitan menyerap nutrisi dari makanan. Hal yang sama berlaku bagi mereka yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti metformin untuk diabetes tipe 2, yang dapat memengaruhi penyerapan vitamin.
6. Tips Memilih Vitamin Daya Tahan Tubuh

Sebelum mengonsumsi suplemen apa pun, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatanmu atau dokter yang kamu percaya. Ini tidak hanya tentang suplemen mana yang akan dikonsumsi, tetapi juga tentang kemungkinan interaksinya.
Bahan-bahan yang terdapat dalam suplemen, seperti vitamin, mineral, herbal, dan senyawa nabati lainnya, terkadang dapat bereaksi negatif jika dikombinasikan dengan obat-obatan tertentu, suplemen lain, makanan, atau bahkan alkohol. Misalnya, mengonsumsi suplemen vitamin E dapat meningkatkan risiko pendarahan bagi orang yang menggunakan pengencer darah, sementara suplemen kalsium dapat mengganggu efektivitas antibiotik dan menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan atau suplemen lain.
Selain itu, saat membeli vitamin atau suplemen, pilihlah produk yang telah diuji oleh pihak ketiga untuk memastikan kualitas dan mengandung nutrisi yang aman dan sesuai anjuran. Adapun beberapa lapisan suplemen atau bahan tambahan yang mungkin berasal dari hewan. Jadi, jika kamu menjalani diet vegan, pastikan untuk memilih produk yang berlabel jelas atau bersertifikat vegan.
Demikian pula, beberapa suplemen mungkin mengandung gluten atau alergen umum lainnya seperti kedelai atau susu. Jadi sebaiknya selalu periksa daftar bahan sebelum membeli.
Penting juga untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menambahkan suplemen apa pun ke dalam rutinitasmu. Terutama jika kamu sedang hamil, menyusui, mengonsumsi obat-obatan, atau sedang menjalani kondisi kesehatan tertentu. Ini membantu mencegah kemungkinan efek samping atau interaksi dan memastikan Babes mengonsumsi suplemen yang terbaik untuk tubuh.
7. Vitamin Untuk Daya Tahan Tubuh

Terdapat berbagai macam vitamin yang dapat melengkapi daya tahan tubuh. Diantaranya sebagai berikut.
1. Vitamin A
Vitamin A membantu memperkuat sel darah putih dan menjaga selaput lendir—lapisan pelindung yang memerangkap dan membuang partikel asing—yang terdapat di paru-paru, usus, dan saluran kemih. Vitamin ini berperan penting dalam melindungi tubuh dari potensi infeksi dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap prima.
Sumber vitamin A yang baik:
- 
- Susu dan yogurt
- Telur
- Ikan berlemak (seperti salmon dan makerel)
- Sayuran seperti ubi jalar, wortel, bayam, dan brokoli
 
2. Vitamin B
Vitamin B6 sangat penting untuk respons imun yang kuat. Vitamin ini mendukung produksi sel darah putih dan sel T, yang keduanya membantu tubuh melawan bakteri dan virus.
Sumber vitamin B6 yang baik:
- 
- Kacang arab
- Daging sapi
- Salmon
- Tuna
- Tahu
 
3. Vitamin C
Sering dianggap sebagai salah satu nutrisi terbaik untuk meningkatkan kekebalan tubuh, vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari racun dan peradangan. Kekurangan vitamin C dapat membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit. Karena tubuh Anda tidak memproduksi atau menyimpan vitamin ini, asupan teratur melalui makanan sangatlah penting.
Makanan kaya vitamin C:
- 
- Paprika
- Buah jeruk
- Kale
 
4. Vitamin D
Vitamin D tidak hanya membantu tubuh melawan infeksi — tetapi juga mendukung penyembuhan. Studi menunjukkan bahwa vitamin D dapat memperlambat replikasi virus, mengurangi peradangan, dan meningkatkan produksi sel T.
Sumber vitamin D:
- 
- Ikan berlemak (seperti trout dan salmon)
- Ikan kaleng (seperti sarden dan tuna)
- Kuning telur
- Jamur
 
5. Vitamin E
Vitamin E adalah antioksidan kuat lainnya yang membantu tubuh melawan infeksi dan menjaga sel T berfungsi secara efisien. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin E merupakan salah satu nutrisi paling efektif untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.
Namun, para ahli memperingatkan untuk tidak mengonsumsi suplemen vitamin E secara berlebihan.
Sumber makanan vitamin E:
- 
- Biji bunga matahari
- Kacang almond
- Brokoli
- Alpukat
 
6. Seng
Seng berperan penting dalam menjaga keseimbangan sistem kekebalan tubuh. Dikenal sebagai "penjaga gerbang" kekebalan, seng memastikan sel-sel kekebalan berfungsi dengan baik dan membantu mengendalikan peradangan.
Makanan tinggi seng:
- 
- Tiram
- Daging sapi tanpa lemak
- Biji labu
- Dada kalkun
 
7. Selenium
Selenium menawarkan manfaat ganda, yaitu mengaktifkan sistem kekebalan tubuh saat dibutuhkan dan memberi sinyal untuk melambat setelah ancaman berlalu. Ini membantu mencegah peradangan kronis dan mengurangi risiko penyakit autoimun seperti artritis reumatoid, penyakit Crohn, dan psoriasis.
Sumber selenium yang baik:
- 
- Kacang Brazil
- Tuna
- Halibut
- Keju cottage
 
 
                    
                     
                 
                