Cosmo Review: Film The Marvels
Kilas balik ke film Captain Marvel pada tahun 2019, kita semua merasa puas – melihat perjalanan hidup dari salah satu superhero Marvel yang paling kuat di galaksi ini. Setelah berhasil mengambil perhatian pada kisah Captain Marvel, kini Marvel Cinematic Universe kembali hadir menyajikan kisah yang menggaet hati khalayak – mulai dari pembentukan karakter, hingga storyline yang lebih ringan.
Disutradari oleh Nia DaCosta, yang dikenal dengan karya film horror dan thriller seperti Candy Man dan Little Woods, telah membuat film The Marvels sebagai 'penutupan terbaik' dalam Marvel Cinematic Universe. Para pemain seperti Brie Larson, Teyonah Parris, Park Seo Joon. Iman Vellani, Samiel L. Jackson, dan Zawe Ashton pun membuat kita semakin yakin kalau film ini worth untuk ditonton di bioskop.
Kali ini Cosmo akan mengulik secara mendalam perihal film The Marvels yang tayang pada 8 November lalu. Mungkin beberapa dari Cosmo babes sudah sempat menyaksikannya – dan dapat menyetujui bebeapa komponen ulasan yang akan Cosmo tulis dalam artikel ini. OK, let’s go deep into it.
PROS
Menyajikan cerita yang lebih ‘segar’
Penggabungan antara Captain Marvel, Ms. Marvel, dan Monica Rambeau menciptakan sebuah tim yang begitu dinamis. Salah satu penyebab yang membuat mereka memiliki koneksi dengan satu sama lain yakni bracelet milik Ms. Marvel – yang diwariskan dari Neneknya. Setiap mereka menyalurkan kekuatan, serentak mereka saling bertukar posisi, we can see it on the trailer as well. Ritme pertarungan yang segar, serta konflik yang terjadi telah membuka ‘pintu’ baru menuju kisah Marvel berikutnya – storyline-nya tak banyak bertele-tele. Menyaksikan The Marvels selama satu jam empat puluh lima menit tidak terasa membosankan, seketika kita sudah sampai di penghujung cerita, tanpa ada plot yang ‘bolong’.
Chemistry ketiga superhero yang kuat
Hubungan tiga karakter ini begitu natural. Terlebih di saat mereka bertiga dipertemukan di rumah Ms. Marvel (a bit spoiler, but not going to hurt anybody, right?), telah menjadi pertemuan pertama bagi Ms. Marvel, dan menjadi sebuah reuni keluarga bagi Captain Marvel, yang akhirnya bertemu denga Monica Rambeau sebagai ponakannya.
Situasi mendesak mereka untuk membentuk sebuah tim – karena apapun yang mereka lakukan, mereka akan selalu terhubung. Cosmo begitu mengapresiasi film The Marvels karena telah menyajikan beberapa momen yang memperlihat ketiga karakter ini punya dorongan untuk bisa mengenal satu sama lain lebih dalam – di mana belakangan ini, beberapa film superhero sering melupakan esensi proses emosional dari setiap karakter.
Menjadi jembatan bagi kedua universe di Marvel
Psst, hal ini akan terpecahkan di bagian post-credit-scene. Sudah sempat menjadi perbincangan hangat bahwa Marvel Cinematic Universe akan menyati dengan dunia Marvel yang meliputi superhero X-Men. Kita semua telah menunggu momen ini, dan ternyata film The Marvels akan menjadi jembatan – disertakan alasan – portal apa yang akan menyambungkan kedua dunia tersebut. It’s going to be fun.
CONS
Tokoh villain yang kurang matang
Dar-Benn punya satu misi; yakni mengembalikan sumber daya alam yang sempat hilang di planet Hala. Ia merupakan karakter antagonis yang bererap sebagai pemimpin Kree, yang juga memiliki bracelet Quantum Bands serupa dengan Ms. Marvel. Kita semua bisa membayangkan kalau Dar-Benn ini adalah sosok yang kuat – bagaimana tidak, ia dapat menyerap air laut dari planet lain, untuk dipindahkan ke Hala. But well, penggambaran Dar-Benn ini tak semenakutkan konsep yang diciptakan tentang karakter itu sendiri, rasanya sangat sutradara kurang mengasah cerita yang tujuannya untuk menanamkan pikiran; kalau Dar-Benn ini adalah villain yang sangat mengancam bagi setiap makhluk di berbagai planet. Tetapi realitanya, di dalam film The Marvels, Dar-Benn hanyalah sosok villain yang siap ditaklukkan oleh tiga superhero.
(Nadhifa Arundati / Image: Dok. IMDb)