Mengenal ‘Postpartum Depression’ yang Jarang Dihiraukan
Cosmo Babes, menjadi seorang ibu baru itu indah, penuh keajaiban, dan momen manis bersama si kecil.
Tapi, jujur saja… perjalanannya tidak selalu seindah Feeds Instagram. Banyak ibu merasakan stres, kewalahan, cemas, bahkan merasa kehilangan dirinya sendiri.
Saat perasaan itu muncul terus-menerus hingga membuat hidup terasa berat, kemungkinan besar itu bukan sekadar kelelahan biasa, tetapi tanda Postpartum Depression (PPD).
Kalau kamu sedang merasakan hal seperti ini, please jangan merasa gagal atau aneh. Kamu tidak sendiri. Cosmo sudah merangkumkan hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang PPD:
Apa Itu Postpartum Depression?

Postpartum depression adalah kondisi depresi yang muncul setelah melahirkan, dan jauh lebih serius daripada baby blues yang biasanya hanya berlangsung beberapa hari.
Jika PPD muncul, kesedihan dan kecemasan bisa bertahan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, dan membuat ibu kesulitan menjalani aktivitas normal atau merawat bayi dengan nyaman.
Menurut Cleveland Clinic, sekitar 15% perempuan mengalami PPD setelah melahirkan, dan kondisi ini mempengaruhi kesehatan ibu secara emosional, fisik, dan sosial.
Jika dibiarkan, PPD bisa memengaruhi perkembangan bonding anak, hubungan keluarga, dan kesehatan mental jangka panjang.
Artinya, ini cukup umum dan sangat valid untuk dicari penanganan profesional! Lebih cepat, lebih baik.
Kenapa Postpartum Depression Bisa Terjadi?

PPD bukan terjadi karena seseorang ‘lemah’ atau ‘tidak siap menjadi ibu’. Ini adalah kondisi medis nyata yang terkait dengan banyak faktor, seperti:
- Perubahan hormon yang drastis setelah melahirkan, dimana estrogen dan progesteron turun cepat dan dapat mempengaruhi mood
- Kekurangan waktu tidur karena harus bangun untuk menyusui dan merawat bayi
- Stres emosional dan perubahan identitas diri sebagai ibu baru
- Tekanan sosial untuk menjadi ‘ibu yang sempurna’
- Riwayat depresi sebelumnya atau masalah kesehatan mental
Gejala Postpartum Depression

Setiap orang bisa merasakan gejala yang berbeda, tapi beberapa tanda umumnya meliputi:
- Merasa sedih terus-menerus tanpa alasan jelas
- Mudah menangis atau emosi jadi sensitif
- Kehilangan minat terhadap aktivitas yang dulu menyenangkan
- Sulit tidur meski badan sangat lelah
- Merasa cemas berlebihan tentang kesehatan bayi
- Tidak merasa terhubung dengan bayi atau kesulitan bonding
- Merasa bersalah dan tidak berharga
- Pikiran ingin menyakiti diri sendiri atau bayi (darurat medis)
Jika banyak dari tanda di atas muncul lebih dari dua minggu, maka hal ini memerlukan perhatian serius dan bukan sesuatu yang harus dipendam sendiri.
Bagaimana Cara Mengatasinya?

Good news, PPD bisa diobati dan sangat mungkin untuk pulih total. Pengobatan paling umum termasuk:
1. Konseling atau terapi psikologis
Terapi seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dan IPT (Interpersonal Therapy) terbukti efektif membantu ibu memahami dan mengelola perasaan yang muncul.
2. Obat antidepresan
Jika kondisi cukup berat, dokter mungkin meresepkan obat yang aman untuk ibu menyusui.
3. Dukungan sosial
Curhat ke pasangan, keluarga, atau teman yang dipercaya benar-benar membantu meringankan beban.
4. Istirahat dan self-care
Curi waktu untuk tidur lebih banyak, jalan pagi ringan, mandi air hangat, atau melakukan hobi sederhana.
5. Bergabung dengan support group
Berbicara dengan ibu lain membuat kita sadar kalau banyak perempuan melalui hal serupa.
A Gentle Reminder…

Cosmo Babes, kalau kamu merasakan hal-hal di atas terkait PPD, mintalah bantuan. Jangan memaksakan diri untuk melakukan semuanya sendiri.
Katakan apa yang kamu rasakan pada orang terdekat, dan lepaskan ekspektasi menjadi ‘the perfect mom’. Ingat bahwa minta bantuan bukan tanda lemah.
Dan yang terpenting: kamu layak bahagia dan tenang.
So, girls, menjadi ibu itu luar biasa, tapi juga melelahkan. Jika kamu sedang berada di fase sulit, ingatlah satu hal: kamu tidak sendiri.
Banyak ibu lain merasakannya, dan sangat normal untuk mencari pertolongan. Kamu pantas merasa bahagia, tenang, dan menjadi dirimu sendiri kembali.
Healing takes time, but you’re getting closer every day.
(Fishya Elvin (Sam)/Images: Ron Lach, RDNE Stock project, Helena Lopes, and Liza Summer on Pexels)