Menengok Perjalanan Birkenstock dari 1774 Dan Melihat Koleksi Terbarunya
Label satu ini memang terkenal ikonis dan telah sukses membuktikan bahwa kenyamanan bisa juga menjadi sebuah ikon gaya. Birkenstock pun selama 250 tahun mampu mempertahankan DNA-nya. Bagaimana caranya? Mari menengok perjalanan Birkenstock dari 1774 sekaligus melihat koleksi terbarunya!
Di perjalanan Cosmo bersama Birkenstock ke Jerman baru-baru ini, Cosmo pun dibawa ke kantor pusat mereka di Munich. Di sinilah dibagikan sejarah berdirinya label asal kaki ternama asal Jerman tersebut.
Berawal dari Kesehatan, Berakhir Jadi Ikon Mode
Tradisi pembuatan sepatu keluarga Birkenstock bermula pada tahun 1774 melalui sang pembuat sepatu, Johannes Birkenstock. Kemudian dilanjutkan tahun 1896, oleh Konrad Birkenstock yang membuka workshop sepatu di Frankfurt. Ia pun menciptakan flexible insoles di tahun 1902 dan dari 1909 ia mengembangkan lalu memperkenalkannya dengan nama Fußbett (footbed). Visinya jelas yaitu membantu orang berjalan sebagaimana yang diinginkan alam, Walking as Nature Intended.

Putranya, Carl Birkenstock, melanjutkan inovasi di era 1930-an dengan mengedukasi ahli ortopedi, dokter, dan klien tentang kesehatan kaki. Footbed ciptaan Birkenstock saat itu sudah tersedia di lebih dari 9.500 toko di Jerman. Namun selain footbed butuh hampir 20 tahun untuk menguasai tantangan teknis agar sepatu pun siap diproduksi massal, dan Carl sendiri belum mencapai tujuannya. Justru generasi berikutnya, Karl Birkenstock, berhasil menciptakan prototipe pada 1960-an.
Tahun 1963, Karl meluncurkan Original Birkenstock - Footbed Sandal, yang kemudian diberi nama Madrid pada 1979. Meski awalnya sambutan pasar dingin, misinya untuk “free people’s toes” lambat laun diterima, khususnya oleh perempuan sebagai simbol emansipasi.

Era 1960-1970 melahirkan model-model ikonis: Zurich (1964), Arizona (1973), dan Boston (1976). Nama-nama kota/provinsi sebagai tipe sandal baru resmi diperkenalkan pada 1979.
Di luar Jerman, peran penting juga datang dari Margot Fraser, yang mendirikan Birkenstock Footprint Sandals, Inc. di AS pada 1972. Dua tahun kemudian, ia menandatangani kontrak penting dengan Karl, menegaskan kemitraan bisnis yang membuka babak baru bagi perjalanan global Birkenstock.
Birkenstock Semakin Terkenal di Dunia Fashion
Menengok perjalanan Birkenstock dari 1774 membuat Cosmo semakin paham mengapa Birkenstock berhasil menjadi merek global yang hingga kini tetap relevan dan dicintai. Hinga kini DNA label ini pun tidak pernah berubah.

Berbagai label fashion ternama pun tidak ragu untuk berkolaborasi dengan Birkenstock. Label ini tidak pernah “mengejar” fashion, namun sepertinya fashion lah yang datang mendekat. Kolaborasi besar dengan Rick Owens, Colette, Dior, Proenza Schouler, Manolo Blahnik, jadi favorit para fashionista. Dan hasilnya? Meski berbeda model, warna, dan material, satu hal yang selalu konsisten adalah penggunaan footbed khas Birkenstock. It’s comfort meets couture!

“Kami selalu mencari partner yang menghargai functional heritage dari brand, karena aspek fungsional, terutama footbed tidak bisa dikompromikan. Di luar itu, kami tertarik pada kolaborasi yang menghadirkan sesuatu yang segar, relevan, dan substansial, entah dari sisi material, visual, atau perspektif unik dari dunia lain, misalnya dari chef, fotografer, hingga pemain musik. Bagi kami, kolaborasi yang tepat bukan hanya exciting, tapi juga menjaga brand tetap relevan dan dekat dengan komunitasnya,” ujar Jochen Gutzy, Chief Communications Officer Birkenstoct, saat diwawancarai oleh Cosmo.
Melihat Koleksi Terbaru Dari Birkenstock
Saat singgah ke kantor Birkenstock di Munich, Cosmo pun dipertontonkan koleksi terbaru dari label ini. Beberapa model ikonis yang masih mencuri perhatian adalah:
- Arizona - yang tampil dengan perpaduan buckle penuh pernyataan dan rona memikat.
- Naples - Model loafer slip on ini jadi jenis alas kaki Birkenstock yang akan disukai karena memberikan tampilan rapi namun tetap kekinian sesuai tren.
- Boston - hadir dengan warna netral dan detail lebih bold cocok untuk musim dingin.

Semua koleksi terbaru tentu saja tetap didukung oleh footbed yang menjadi ciri khas label ini. Sehingga tak hanya tampil gaya, kamu pun tentu akan merasa nyaman kala ditopang alas kaki Birkenstock saat melangkah di berbagai kesempatan.
Sudah lihat prose pembuatan footbed-nya?
Kalau kamu belum membaca pengalaman langsung inside-the-factory, kamu wajib cek artikelnya di sini - trust us, setelah melihat prosesnya, kamu akan memandang sandal ini dengan cara berbeda!