Interview with Asti: Uang dan Kehidupan Pekerja Korporat

Givania Diwiya Citta 05 Dec 2022

Bersama Asti, seorang Content Creator sekaligus Public Relations yang dikenal lewat video TikTok ‘corporate life’ dengan jutaan view, Cosmo berbincang tentang topik yang, ehm, agak sensitif tapi menggelitik untuk dikulik: Uang. Simak bagaimana Asti – yang mewakili banyak aspirasi perempuan muda akan uang – menceritakan keterbukaannya akan hubungannya dengan uang, sampai trauma finansial serta gaya hidup minimalis yang mengubah pandangannya akan uang.

'..'

Pernahkah kamu menggunakan uang untuk kesehatan mental?

Saya berangkat dari keluarga yang biasa saja, bahkan pernah merasakan tidak punya uang. Jadi saat punya uang sendiri, itu tak memengaruhi mental saya. Tapi saya pernah memakai uang untuk ke terapis, di mana saya disarankan untuk mencari aktivitas, hingga saya pun les bahasa Belanda, lalu bahasa Korea… Jadi, saya mengalirkan uang untuk meningkatkan kemampuan dan membangun adrenalin. 

 

Pernahkah kamu mengalami trauma finansial?

Pernah, tapi mungkin bukan saya spesifik, melainkan keluarga saya. Dulu ada masanya keluarga saya baik secara finansial, tapi ada satu kasus yang memengaruhi finansial dan cukup membuat trauma. Setelah itu, saya berprinsip tidak mau disetir oleh uang, terutama saat melihat betapa uang memengaruhi keluarga saya saat jatuh finansial. Meski kejadian itu sempat bikin saya trauma, tapi itu mengubah hidup saya. Sekarang, saya akan mencari kerja yang bisa bikin nyaman, uang bukanlah prioritas saya dalam bekerja. Toh, kita bekerja entah karena mencari uang, mencari lingkungan yang menyenangkan, atau mencari perusahaan yang bonafide. But you can’t have it all once. Jadi, saya mengenyampingkan uang, karena selain ada fisik yang harus dijaga, ada juga mental yang harus dirawat. Jika dulu saya sangat ambisius untuk punya gaji besar, sekarang tidak, karena saya tahu gaji bisa didapat dari mana saja.

 

Adakah tip finansial yang ingin kamu bagikan pada Cosmo babes?

Pisahkan uang weekdays dan weekend.

 

Menarik! Please tell us more.

Karena weekend saya akan cenderung mengeluarkan uang lebih banyak dibanding weekdays – karena hanya keluar uang untuk makan dan transportasi saja – maka treatment untuk weekend berbeda. Karena dulu saya menghitung pengelolaan uang selama 30 hari sama rata, maka saat weekdays uang malah terpakai terlalu banyak, hingga weekend harus super irit, atau justru sebaliknya. Oleh karenanya, saya membedakan budgeting antara weekdays dan weekend agar keuangan dalam sebulan seimbang.

 

Nice tips, indeed. Anyway, hingga saat ini, kita masih belum terlalu luwes dalam mendiskusikan topik uang di masyarakat. Apakah kamu punya harapan untuk keterbukaan topik uang di masa depan?

Saya berharap ada financial advisor yang lebih merata. Sekarang, saya masih melihat bahwa financial advisor lebih banyak diakses oleh orang-orang yang punya privilege, padahal ada banyak orang di luar sana yang membutuhkan jasa financial advisor namun tak bisa mengaksesnya karena biaya yang tak murah. Dan saya berharap financial advisor yang lebih realistis, karena sejauh ini topik uang masih berkutat dengan kehidupan kota besar yang sentris. 

 

Last question, what is your financial goal?

Rumah! Meski menjadi pejuang KPR, tapi saya harap saya tak masih harus mencicil biaya rumah saat pensiun kelak. Sekarang, saya berdarah-darah untuk menabung agar cicilan bisa lebih ringan ke depannya. Amen

 

(Givania Diwiya / FT / Images: Dok. Instagram.com/asti_c)