5 Tanda Red Flags saat PDKT

Redaksi 08 Dec 2022

Jatuh cinta memang tak ada duanya, apalagi saat masa berkencan dengan si dia—dunia terasa hanya milik berdua. But babes, saat menjalani pendekatan atau PDKT ada tanda-tanda peringatan khusus yang menunjukkan masalah yang jauh lebih besar jika perilaku si dia saat berkencan tidak dapat diterima dalam memulai suatu hubungan. Hal itu bisa menandakan adanya sifat toxic yang akan datang di masa depan saat kamu dan dia menjalani sebuah hubungan serius. Berikut Cosmo berikan 5 tanda red flags dalam hubungan pendekatan yang harus kamu waspadai. Keep scrolling!

 

1. They don’t text you back

 

 

Jika memang dia menginginkanmu, ia akan melakukannya. Mengirim pesan sederhana tentunya tak membutuhkan banyak usaha, lho, karena itu merupakan sebuah bare minimum saat sedang melakukan pendekatan.

Jika kamu dan dia menghabiskan waktu berjam-jam, berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu untuk berkomunikasi, inilah saatnya untuk melanjutkan hubungan tersebut. 

 

2. Mudah cemburuan
 

Berkencan bukan berarti kamu harus meninggalkan semua aktivitas sosial dan memfokuskan energi kamu pada satu orang. Kamu tentunya diizinkan untuk memiliki teman, pergi keluar, dan bersenang-senang.

Jika dia cemburu dan kesal dengan berbagai macam aktivitas sosial kamu, itu menggambarkan kurangnya kepercayaan yang ada pada di dirinya. Ini bisa saja jadi tanda red flags saat PDKT.

 

3. Terlalu terburu-buru menjalin hubungan

 

 

Ini juga menjadi salah satu poin red flags saat PDKT. Yup, Jika si dia mengatakan "Aku mencintaimu" di minggu pertama saat kalian berkencan, menurut Cosmo, lebih baik kamu cepat untuk meninggalkannya. Ini menandakan beberapa keterikatan emosional yang mendalam dan masalah pengabaian. Kemungkinan besar, percikan api yang tiba-tiba ini akan padam secepat dinyalakan (and that’s true).

Kamu pasti pernah mendengar pepatah “slow but sure” ? Nah, ini juga berlaku dalam hubungan. Cinta membutuhkan waktu dan energi untuk berkembang; tidak bisa dipaksakan dalam hitungan hari. 

 

4. Memaksa melakukan hal tidak nyaman

 

 

A supportive partner should provide safety and comfort from the hectic, uncertain world, right? Dan kehadiran dia seharusnya tidak menambah beban hidup kamu. 

Namun, jika kamu pernah merasa tidak nyaman dengan perkembangan hubungan baik secara fisik atau emosional—sampaikan kekhawatiranmu. Jika si dia menolak untuk mengubah perilakunya, tentunya ia belum siap untuk menjalin hubungan yang sehat. 

 

5. Tidak meluangkan waktu 

 

 

 

Once again, if they wanted to, they would do it for you.  Mengatakan “Aku sibuk” bukanlah sebuah alasan untuk mengabaikanmu. Waktu berkualitas sangat penting untuk hubungan apa pun. Dan jika si dia ingin bersamamu, dia akan menemukan waktu. Jadi jangan membuat alasan atas perilakunya.

Notes: Temukanlah seseorang yang bersedia melakukan hal ekstra untuk menghabiskan hari bersamamu!  Semangat!