Trik Membuat Pekerjaan Menjadi Sumber Kebahagiaan

Givania Diwiya Citta 27 Dec 2022

Pandemi COVID-19 telah meredefinisi makna bahagia dalam bekerja, terutama berkat batasan antara ‘pekerjaan kantor’ dan ‘kegiatan rumah’ yang bias akibat isolasi karantina berbulan-bulan. Dengan transisi dan pilihan bekerja yang lebih beragam dan jauh dari norma konvensional, mungkinkah untuk menjadikan pekerjaan sebagai salah satu sumber kebahagiaan?

Pertama-tama, mari definisikan kata ‘kebahagiaan’ dalam bekerja. Apakah bahagia adalah emosi yang muncul secara alami berkat kesuksesan mengerjakan suatu proyek, ataukah bahagia itu punya makna yang lebih dalam dari sekadar produktivitas? Selagi kamu – juga Cosmo – memikirkannya dalam hati, Nic Marks, seorang CEO dari Happiness Works merinci definisinya dalam tiga poin emosi:

  • Antusiasme, yaitu energi yang membuat seseorang mengoptimalkan potensi untuk bertumbuh.
  • Minat, yaitu energi yang membuat seseorang fokus dalam menjalankan berbagai tugas menantang dalam bekerja.
  • Kepuasan, yaitu energi yang membuat seseorang *bersinar* dari berhasil mencapai sesuatu, yang kemudian bisa memercik motivasi untuk mengulang kesuksesan yang sama.

Bahkan beberapa studi pun membuktikan adanya hubungan antara kebahagiaan dalam bekerja dengan kesuksesan sebuah perusahaan. Yup, skala pengaruhnya besar, bukan? Salah satunya adalah studi yang digagas oleh Journal of Applied Psychology bahwa para karyawan yang bahagia dan punya level kepuasan dalam bekerja, akan lebih setia, kreatif, dan kooperatif kepada kolega serta perusahaan. Kebahagiaan di tempat kerja menuntun pada turunnya alasan absen kerja, izin sakit dan frustrasi kronis. Bahkan iOpener Institute mengungkapkan bahwa karyawan yang merasa bahagia di tempat kerja, akan dua kali lipat lebih produktif serta 65% lebih berenergi ketimbang yang tak bahagia. Bisa dibilang, bahagia adalah langkah pertama untuk meraih kesuksesan. Karena seseorang akan bekerja berdasarkan rasa cinta, bukan karena keharusan.

Meski kita sebagai individu sekalipun entitas sebesar perusahaan tak bisa mengendalikan semua faktor kebahagiaan agar selalu ~positif~ saat bekerja (dan tentunya kita tak bisa selalu menggantungkan kebahagiaan dalam bekerja pada para pemangku kebijakan), namun setidaknya menurut “Arbedjsglæde” (baca: istilah umum di Denmark tentang merasa senang dalam mengerjakan sesuatu), ada formula untuk membangun fondasi bahagia dalam bekerja:

  • Merasa nyaman mengerjakan tugas yang diemban
  • Merasa cocok dengan para kolega yang bekerja bersama
  • Merasa senang dengan keuntungan finansial yang didapat
  • Merasa berpeluang untuk meningkatkan kemampuan diri
  • Merasa dihormati serta dihargai di tempat kerja

 

 

Sekarang coba tanyakan ke diri sendiri, apakah semua boks di atas bisa kamu centang seluruhnya? Jika iya, selamat! kamu beruntung menjadi orang yang bahagia dalam bekerja. Namun seiring waktu, adakah poin – entah dari faktor kebijakan perusahaan, gairah dalam diri, ataupun transisi dari cara bekerja sejak pandemi merebak – yang membuat kamu merasa tak relevan lagi dengan bahagia dalam bekerja? Cobalah tips berikut untuk menemukan kembali kebahagiaan itu:

Berjalan kaki sejenak

Jika kamu terbiasa sampai ke kantor dengan berjalan kaki dari stasiun MRT atau halte bus, maka cobalah untuk menikmati momen sightseeing ini dengan perhatian penuh. People watching ataupun melihat panorama langit bisa memberi pikiran jeda untuk fokus hadir di momen ini. Trik ini juga bisa diaplikasikan untuk rehat sejenak dari rasa pusing ketika bekerja di rumah, atau dari mana pun tempat kerja kamu. Cobalah untuk beberapa menit berjalan kaki di sekitar ruang kerja kamu agar menstimulasi tubuh berolahraga singkat. Kita semua tahu bahwa olahraga bisa merilis rasa bahagia, bukan? So, do it lightly in your work routine too.

Santap makanan sehat

Saran yang satu ini tak hanya ampuh digaungkan ketika tren healing terjadi saat pandemi berlangsung, karena menyantap makanan sehat *memang* bisa membuat kamu lebih bahagia secara menyeluruh. Makanan yang bernutrisi akan memengaruhi kadar gula darah kamu, hingga efeknya bisa memengaruhi mood. Cobalah untuk membawa bekal masakan homemade sendiri, atau cukup bawa santap buah potong favorit ketimbang pesan jajanan junk food dan minuman serba manis untuk ritual camilan selama bekerja.

Bawa suvenir personal

Untuk menghidupkan rasa terkoneksi dengan rasa bahagia ketika sedang bekerja di luar rumah, cobalah bawa barang private yang kamu sukai ke meja kerja, semisal mug favorit untuk minum kopi, atau sekadar memajang beberapa kartu pos dari koleksi hasil traveling yang membuat kamu terkenang memori indah. Melihatnya sejenak ketika mengistirahatkan mata dari layar pasti akan membuat kamu instan tersenyum kecil.

Rapikan meja kerja

Ehm, kalau sampai sekarang kamu masih menunda springcleaning meja kerja yang sudah lama tak dibersihkan sejak pandemi… maka sekarang adalah saatnya (serius, oke) untuk merapikannya. Karena meja yang bersih tak hanya akan membuat kamu semangat bekerja di hari Senin awal minggu, tapi juga akan membuat kamu bekerja secara rileks dan terkendali.

Berbusana selayaknya pro

Atau tampillah seperti seorang executive yang kamu teladani, baik kerja di kantor atau di rumah sekalipun. Kenakan oversized blazer favorit atau coba potong rambut dengan gaya pixie yang segar, yang sedari lama ingin kamu wujudkan ketika sudah mendapat jabatan impian. kamu pun senang setiap kali melihat bayangan keren itu di cermin, sehingga menambah rasa percaya diri kamu saat bekerja.

Maafkanlah keadaan

Maksudnya? Well, mungkin ada sedikit luka batin yang timbul dari kantor, pekerjaan, atau dari lingkungan bekerja, dan biasanya itu tak terelakkan. Namun cobalah untuk mengakui perasaan kamu yang kesal itu, namun kemudian, relakanlah. Maafkan semua yang mengganggu kamu, entah itu kata menyinggung yang hanya masuk telinga selewat saja~ atau kegagalan dalam suatu elemen saat mengerjakan proyek. Memaafkan akan membuat kamu lebih bahagia secara general.

Minta sesi 1-on-1 dengan atasan

Faktanya, salah satu faktor yang memengaruhi kebahagiaan saat bekerja adalah diapresiasi oleh perusahaan. Jadi, jangan sungkan untuk meminta feedback dari atasan kamu untuk mendapat pembelajaran sekaligus apresiasi dari performa kerja kamu. Dengan mengetahuinya, siapa tahu kamu akan lebih melek terhadap motivasi bekerja – atau jauh lebih bagus lagi – memahami tujuan serta makna peran kamu di pekerjaan ini.

Konsisten menuntaskan to-do-list

Demi mencegah kewalahan dalam bekerja, yang pada akhirnya bisa membuat kamu stres, maka cobalah untuk membuat daftar kerja yang sederhana, dan taatilah. Bahkan cobalah untuk menuliskannya secara detail, semisal kamu butuh menggelar proyek video shoot, maka beberkanlah tugas kecil namun krusial seperti mengkoordinasi deretan talent serta kru, hingga kamu akan melihat bahwa perlahan boks yang kamu harus kerjakan mulai tercentang satu per satu. Look at that relieved smile you have, now.

 

 

Saling sapa setiap pagi

Alih-alih datang ke tempat kerja dengan wajah cemberut di balik masker itu, cobalah dorong diri kamu untuk menyapa para rekan kerja setiap pagi. Tak perlu basa-basi panjang, hanya sekadar menebar sekaligus menerima sapaan ramah dari orang lain saja akan membuat kamu mendapat energi positif yang saling tersalur itu. Psstt, bahkan saran Cosmo, jangan segan untuk memuji rekan kerja kamu yang baru sukses mengeksekusi suatu tugas dengan baik! Riak dari energi positif itu menular, dan Cosmo yakin, membuat orang lain tersenyum berkat keramahan kamu bisa membuat hati kamu content.

Pahami tujuan profesi

Lebih dari mengetahui deskripsi pekerjaan yang kamu emban, pahamilah (atau cari tahulah) tujuan adanya peran kamu dalam visi misi perusahaan, bahkan lebih dari itu, coba kaji dari lingkup yang lebih luas: Bagaimana profesi kamu berfungsi di masyarakat? Semisal kamu adalah seorang data analyst, tentu peran kamu bermanfaat untuk menyediakan solusi dalam menyelesaikan permasalahan bisnis, namun dampak tak langsung yang kamu kontribusikan pada masyarakat adalah kebijakan serta keputusan yang perusahaan ambil berkat interpretasi data kamu demi memenuhi kebutuhan serta kenyamanan publik. Sometimes your role is much bigger than a work beyond the desk. 

Berbangga hati

Sudah tahu tujuan dari eksistensi profesi kamu? Nice, now have a pride in what you do. Dengan memiliki rasa bangga dalam pekerjaan yang dijalani, kamu akan mengalami peningkatan mood dalam produktivitas. Bayangkan saja, kamu akan lebih memaknai peran kamu dan ‘merawat’ profesi tersebut dengan perhatian ekstra. Your work will improve, so does your heart’s content.

Tidur nyenyak

Yup, Cosmo tak main-main dengan tip yang satu ini. Sudah banyak studi yang mengungkapkan bahwa tidur dan mood saling berhubungan, jadi jika kamu melewati kualitas tidur yang baik, well… kamu akan mudah merasa terganggu oleh hal-hal sepele, dan pada akhirnya stres, ugh. Please love yourself more. Berkomitmenlah untuk meluangkan rutinitas tidur yang berkualitas, sesederhana berhenti membicarakan pekerjaan di atas jam sembilan malam. Beristirahatlah, dan bangkitlah di pagi hari dengan kematangan emosi yang sehat.

 

(Givania Diwiya / FT / Images: Vlada Karpovich, Kindel Media, Karolina Grabowska)