Cara Terbaik Menghadapi Seseorang yang Memberikan Bad Vibes

Nadhifa Arundati 19 Dec 2023

Bayangkan kita sedang menghadiri pesta Natal dan bermain permainan “take a shot”. Pertanyaan yang muncul seperti ini: “Take a shot kalau kamu pernah menghindari acara keluarga karena merasa tidak nyaman.” Saat itu, kamu menyaksikan banyak yang meneguk minuman bersama-sama, bahkan kamu pun ikut meneguknya hingga dua kali.

Intinya, kita semua pasti pernah mengalami perasaan itu. Rasa di mana kita meragukan diri kita sendiri lantaran obrolan keluarga yang sering menyinggung tentang kehidupan pribadi – terjadilah beragam alasan untuk tak menghadiri acara keluarga. “Pernah sesekali mereka menertawai berat badan aku, mengatakan kalau aku butuh dua kursi untuk duduk, atau hanya cukup menggunakan pakaian pira,” sebut salah satu pembaca Cosmo. Hugs!

Terkadang, orang-orang yang kita sayangi pun pernah mengatakan hal yang membuat kita merasa tak nyaman, meski mereka tak berniat seperti itu. Salah satunya keluarga terdekat. Perasaan yang dialami setelah menghadapi body shaming itu sejatinya sangat melelahkan. 

“Proyeksi adalah mekanisme pertahanan yang banyak orang akhirnya gunakan. Jika, misalnya, aku merasa tidak percaya diri dengan penampilanku dan enggan mengakuinya, aku mungkin secara tidak sadar memproyeksikan perasaan itu ke orang-orang di sekitarku,” kata Dr. Mehak Sharma, seorang terapis okupasi berlisensi, seorang konselor, dan pendiri serta direktur dari Find Your Path. Terutama ketika berbicara tentang generasi yang lebih tua, Dr. Sharma percaya bahwa mengubah keyakinan mereka menjadi tantangan karena kurangnya paparan dan sumber daya di masa muda mereka. Di sinilah trauma generasional masuk dalam perbincangan.

Entah itu lelucon atau sindiran yang menyakitkan, kenyataannya, komentar-komentar ini bisa bergema di kepalamu selama bertahun-tahun. Meskipun kebanyakan tidak bermaksud jahat, pertanyaannya tetap: bagaimana cara menghadapi orang-orang yang membuatmu merasa buruk tentang dirimu sendiri, terutama ketika mereka melakukannya tanpa sengaja? Perjalanan setiap orang melalui trauma ini akan berbeda, tetapi berikut adalah beberapa cara yang dapat kamu lakukan.

 

Self-love and self-acceptance!

Cinta pada diri sendiri berjalan beriringan dengan penerimaan. “Semua komentar negatif yang orang lain berikan tentang kita pada akhirnya menjadi bisa dipercaya karena, di lubuk hati, kita menginternalisasikannya sebagai kebenaran,” kata Dr. Sharma. 

Jadi, langkah pertama untuk menghadapi pujian yang buruk dan menyakitkan adalah menerima dirimu sendiri, dan kemudian mencari tempat di mana kamu ingin berada. Langkah kedua bisa berupa praktik cinta pada diri sendiri. Kamu dapat mencapainya melalui metode-metode seperti afirmasi, menulis jurnal, dan lainnya (disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang terapis untuk panduan).

 

Tetapkan batasan

Aspek yang sering diabaikan adalah menetapkan batasan, sehingga memberi ruang bagi orang lain untuk melanggarnya. Dr. Sharma dengan tegas menyarankan dan mendorong semua orang untuk memahami dan menerapkan konsep menetapkan batasan yang jelas. Sekarang, batasan di sini sama sekali tidak berarti ketidak sopanan atau tidak menghormati. Ini tentang berkomunikasi dengan jelas apa yang membuatmu tidak nyaman. Untuk memudahkannya, kami menyarankan kamu untuk belajar lagu “batasan” yang viral. Ingatlah: tidak pernah terlambat.

 

Komunikasikan apa yang kamu rasakan, and educate them

Dr. Sharma percaya bahwa mempertimbangkan dari mana seseorang berasal dapat membantu kamu mendapatkan banyak sudut pandang mengapa mereka mengatakan apa yang mereka katakan padamu. Dalam kebanyakan kasus, kamu akan menyadari bahwa pujian buruk tidak ada hubungannya denganmu. Kamu juga dapat mencoba mengedukasi seseorang tentang bagaimana kamu ingin diperlakukan dan apa yang membuatmu merasa tidak nyaman.

 

Jaga jarak dalam berhubungan

Jika kamu menemukan pola yang berulang meskipun sudah mengungkapkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasanmu, Dr. Sharma menyarankan bahwa menghentikan keterlibatan dapat menjadi respons yang paling efektif. Pada akhirnya, seperti yang dikatakan Dr. Sharma, “bukan tentang bagaimana orang lain memperlakukanmu; ini tentang bagaimana kamu memperlakukan dirimu sendiri.” Fokuslah lebih pada itu.”

 

 

(Artikel ini disadur dari cosmopolitan.in / Perubahan bahasa telah dilakukan oleh penulis, Nadhifa Arundati / Image: Dok. Pexels by William Van Lerberghe)