Kenapa Kamu Selalu Tertarik ke Warna Tertentu? Ini Penjelasan Psikologisnya

Redaksi 2 05 Dec 2025

Pernahkah kamu menyadari bahwa ada satu warna yang selalu berhasil menarik perhatianmu, bahkan tanpa kamu sengaja? Entah itu pakaian, dekorasi rumah, wallpaper ponsel, atau barang sehari-hari, selalu ada warna yang terasa paling “kamu”. Fenomena ini bukan sekadar soal selera, tapi berkaitan erat dengan pengalaman emosional, kondisi psikologis, dan cara otakmu memproses stimulasi visual.

Warna bukan hanya elemen estetika. Ia bekerja seperti bahasa yang berbicara langsung kepada emosi tanpa perlu kata-kata. Penelitian dalam Frontiers in Psychology (2020) menunjukkan bahwa warna memiliki hubungan kuat dengan mood, memengaruhi persepsi, dan bahkan keputusan sehari-hari.

Warna Mengaktifkan Respons Emosional Tertentu

Setiap warna punya asosiasi emosional bawaan. Misalnya, biru sering dikaitkan dengan ketenangan, sedangkan merah memicu energi dan kewaspadaan. Studi dalam Journal of Environmental Psychology (2019) menemukan bahwa paparan warna dapat memengaruhi aktivitas sistem saraf otonom. Jadi, ketika kamu sangat tertarik pada satu warna, bisa jadi otakmu sedang mencari emosi tertentu seperti ketenangan, kehangatan, atau rasa aman dan “warna” memberikannya.

Pilihan Warna Dipengaruhi Pengalaman Hidup

Sering kali kamu menyukai warna tertentu karena warna itu terikat pada memori atau pengalaman masa lalu. Menurut riset Color Research & Application (2021), preferensi warna dapat terbentuk dari pengalaman positif yang pernah kamu alami. Misalnya, jika kamu terbiasa mendapat kenyamanan dari benda berwarna hijau saat kecil, otakmu akan menyimpan asosiasi “hijau = aman”. Maka tidak heran jika hingga dewasa kamu tetap memilih warna itu.

Mood Harian Bisa Mengubah Preferensi Warna

Menariknya, preferensi warna tidak selalu konsisten. Mood yang berubah-ubah bisa membuatmu tiba-tiba menyukai warna lain. Penelitian dalam Psychology & Marketing (2018) menunjukkan bahwa konsumen cenderung memilih warna yang selaras dengan kondisi emosional saat itu. Jadi, jika belakangan kamu lebih suka warna-warna lembut seperti beige atau pastel, mungkin hatimu sedang mencari ketenangan atau stabilitas.

Kepribadian Berperan Besar

Warna yang kamu sukai sering kali mencerminkan bagaimana kamu melihat dunia. Menurut jurnal Personality and Individual Differences (2020), preferensi warna dapat berkorelasi dengan tipe kepribadian tertentu. Misalnya, orang berkepribadian introvert cenderung memilih warna yang tenang seperti biru atau abu-abu, sementara individu yang ekstrovert lebih suka warna cerah dan kontras. Bukan aturan mutlak, tetapi sering kali terasa tepat.

Warna Membantu Otak Mencari Rasa Kendali

Saat hidup terasa penuh tekanan, kamu mungkin tiba-tiba tertarik pada warna yang memberikan rasa stabil. Hal ini sejalan dengan penelitian Journal of Experimental Psychology (2022) yang menyebutkan bahwa warna dapat menjadi bentuk regulasi diri non-verbal. Pilihan warnamu bisa menjadi cara diam-diam otakmu mencari kenyamanan, arah, dan rasa terkendali.

Warna favoritmu bukan kebetulan. Ia adalah jejak kecil dari emosi, pengalaman, dan hal yang sedang kamu butuhkan dalam hidup. Jadi kenapa kamu selalu tertarik ke warna tertentu? Karena pilihan warnamu adalah bahasa halus dari dirimu sendiri untuk memahami apa yang sedang kamu rasakan.