Band Rock Indonesia Ramaikan Musik Tanah Air

Redaksi 09 Dec 2025

Rock menjadi salah satu genre musik yang diminati masyarakat Indonesia. Antusiasmenya terasa ketika berbagai band rock datang untuk mengadakan konser di Indonesia. Tidak hanya itu, banyak band-band Indonesia yang juga lahir dan semakin mempopulerkan jenis musik ini.

Di antara banyaknya band rock Indonesia, terdapat sederet nama yang populer seperti God Bless, Dewa 19, Slank sampai Jamrud. Mereka merupakan nama-nama yang menjadi inspirasi banyak peminat musik Indonesia.

Berikut, Cosmo bagikan band rock Indonesia ramaikan musik tanah air.

1. Apa Saja Lagu Rock Di Indonesia?

Terdapat berbagai macam lagu yang dihasilkan band-band rock Indonesia. Bahkan, beberapa lagunya masih diminati sampai sekarang. Berikut sederet lagu rock Indonesia yang harus kamu ketahui.

1) Rumah Kita - God Bless

Lagu "Rumah Kita" oleh God Bless bercerita tentang pilihan sulit meninggalkan kampung halaman (Malang) menuju Jakarta untuk mengejar karier musik. Merenungkan kerasnya ibukota, dan menumbuhkan rasa cinta serta kebanggaan akan tanah air Indonesia sebagai "rumah" sejati, mengkritik urbanisasi dan menekankan nilai persatuan serta kenyamanan di tempat asal.

2) Janji - Gigi

Lagu “Janji” dari Gigi menggambarkan tekad dan loyalitas dalam sebuah hubungan, di mana seseorang berkomitmen untuk terus berada di sisi pasangannya, tetap setia, dan tidak meninggalkannya apa pun rintangannya. Lagu ini menegaskan janji untuk bertahan dan bersama selamanya.

3) Pelangi di Matamu - Jamrud

Kalau kamu dengerin liriknya baik-baik, lagu ini sebenarnya cerita tentang seseorang yang super gugup tiap kali dekat orang yang dia suka. Lidahnya serasa nggak bisa diajak kompromi, pikirannya kosong, dan dia cuma bisa bengong sambil berharap orang itu ngerti perasaannya.

Terus, bagian “Ada pelangi di bola matamu” itu kayak cara puitis buat bilang kalau tatapan si cewek ini lembut banget sampai bikin hati luluh. Jadi meskipun lagunya rock dan ngomongin perasaan yang “mati” karena patah hati diam-diam, nuansanya tetap lembut dan relate buat kamu yang lagi PDKT.

4) Roman Picisan - Dewa 19

Lagu “Roman Picisan” menggambarkan cinta yang tulus tanpa syarat. Cinta yang tetap hidup meski tak pernah dimiliki. Ada rasa perih ketika harus mencintai dalam diam, namun ketulusan itu justru menghadirkan keindahan tersendiri. Perasaan besar yang tak bisa disampaikan membuat lagu ini terasa dekat dengan siapa pun yang pernah hanya mampu memendam.

Meski tak terbalas, kehadiran orang yang dicintai tetap memberi kehangatan. Lagu ini menunjukkan bahwa seseorang bisa membawa warna dalam hidup kita, bahkan hanya lewat bayangan dan kenangannya. Di balik rasa sakit dan harapan yang tak tercapai, ada sikap menerima dan legowo, seolah berkata bahwa tidak semua cinta harus berujung memiliki.

“Roman Picisan” juga membalik pandangan tentang cinta yang dianggap klise. Dewa 19 menjadikannya kisah yang dalam dan elegan, menunjukkan bahwa cerita yang tampak sederhana pun bisa bernilai ketika diungkapkan dengan kejujuran. Lagu ini mengingatkan bahwa cinta bukan sekadar tentang balasan, tetapi tentang merayakan hadirnya seseorang yang membuat dunia terasa lebih bercahaya.

5) Gugatan Rakyat Semesta - .Feast

Lagu ini merefleksikan kekecewaan masyarakat terhadap janji-janji yang tak pernah terlaksanakan, sekaligus menjadi bentuk perlawanan terhadap berbagai ketidakadilan. .Feast, yang dikenal vokal dalam menyuarakan isu sosial dan politik, kembali menggunakan musik sebagai wadah untuk mengekspresikan keresahan generasi muda.

Dari segi musik, .Feast menampilkan kembali karakter asli mereka. Komposisi lagu dipenuhi dengan riff kuat, tempo yang bergerak dari medium ke cepat, serta permainan drum bergaya marching. Gitar dan bass yang penuh distorsi semakin mempertegas energi khas mereka.

Pilihan gaya musik yang terasa familiar ini bukan tanpa alasan. “Gugatan Rakyat Semesta” sebenarnya merupakan lagu yang sudah pernah mereka tulis pada 2015 dengan judul berbeda, sehingga nuansanya sengaja dipertahankan untuk merefleksikan akar kreatif band tersebut.

2. Band Rock Indonesia

Bukan hanya musisi rock internasional yang penuh pesona, musisi rock Indonesia juga patut kamu perhatikan. Berikut, beberapa band rock Indonesia yang terus menghasilkan karya-karya yang keren.

1) Dewa 19

Dewa 19 adalah band rock legendaris asal Surabaya yang awalnya dikenal sebagai “Dewa” sebelum akhirnya menetapkan nama “Dewa 19,” yang terinspirasi dari judul album perdana mereka pada 1992. Meski angka 19 sempat dihilangkan pada album kedua, para penggemar tetap setia menyebut mereka dengan nama tersebut. Identitas ini kemudian melekat kuat dalam perjalanan karier band tersebut.

Didirikan pada 1986, Dewa 19 awalnya beranggotakan Ahmad Dhani, Andra Junaidi, Erwin Prasetya, dan Wawan Juniarso. Sepanjang perjalanannya, band ini mengalami beberapa pergantian personel, termasuk memiliki empat vokalis berbeda. Formasi yang paling diingat publik adalah masa ketika Ari Lasso, Andra, Dhani, Andi Fadly, dan Yuke Sampurna tampil bersama.

Ciri khas utama Dewa 19 terletak pada kemampuan mereka memadukan berbagai genre seperti rock, pop, dan balada, sehingga setiap lagu memiliki karakter yang unik. Lirik-lirik mereka pun dikenal mendalam, mengangkat tema cinta, kehidupan, hingga kebebasan, membuat karya-karya Dewa 19 mudah dirasakan dan relevan bagi banyak pendengarnya.

2) .Feast

.Feast adalah grup musik asal Jakarta yang telah aktif sejak 2012. Band ini dibentuk oleh sekelompok mahasiswa FISIP Universitas Indonesia, termasuk sang vokalis Hindia atau Baskara Putra, sebagai proyek musik kampus. Mengusung genre rock alternatif, progresif, hard rock, indie rock, hingga elektronik rock, mereka mulai menarik perhatian lewat single debut “Camkan” pada 2014 yang membahas isu kebebasan beragama.

Nama .Feast dipilih karena maknanya yang berkaitan dengan pesan dan perayaan. Formasi awal band ini terdiri dari Hindia sebagai vokalis, Adnan Satyanugraha Putra dan Dicky Renanda Putra sebagai gitaris, Fadli Fikriawan Wibowo sebagai bassist, serta Adrianus Aristo Haryo atau Ryo Bodat sebagai drummer. 

Popularitas .Feast semakin berkembang ketika pada 2019 mereka merilis EP “Membangun dan Menghancurkan” yang memuat lagu “Dalam Hitungan”, sebuah kritik terhadap polarisasi politik, fanatisme agama, dan kecanduan internet. Nama mereka kembali melambung berkat lagu “Nina” yang dirilis pada 5 Juli 2024, membawa band ini semakin dikenal di kancah musik Indonesia.

3) Slank

Slank adalah band rock legendaris Indonesia yang berdiri pada 1983 di Jakarta dan sejak awal telah menjadi bagian penting dalam perjalanan musik Tanah Air. Berawal dari rasa bosan meng-cover lagu, mereka mulai merilis karya orisinal yang kemudian membentuk identitas musikal mereka. Secara umum, warna musik Slank banyak dipengaruhi rock, blues, dan hard rock, gaya yang mencerminkan jiwa bebas dan tidak terikat aturan.

Formasi klasik Slank terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Abdee (gitar), Ridho (gitar), dan Ivanka (bass). Salah satu kekuatan utama mereka adalah keberanian untuk bereksperimen lintas genre. Dari lagu berenergi tinggi hingga balada yang lebih lembut, Slank terus menciptakan warna suara yang unik dan inovatif tanpa terpaku pada tren tertentu, menjadikan kebebasan berekspresi sebagai fondasi utama karya mereka.

Tak hanya dikenal sebagai band rock, Slank juga menonjol lewat lirik-lirik bernuansa sosial dan kemanusiaan. Musik mereka kerap memuat kritik terhadap ketidakadilan, seruan persatuan, serta isu lingkungan dan politik. Lewat lagu-lagu tersebut, Slank menjadi medium bagi banyak pendengar untuk menyuarakan aspirasi dan harapan mereka.

4) J-Rocks

J-Rocks adalah grup musik Indonesia yang mengusung genre Japanese Rock, terinspirasi dari gaya musik band Jepang L'Arc-en-Ciel pada masa awal perjalanan mereka. Formasi band ini terdiri atas Iman Taufik Rachman sebagai vokalis sekaligus gitaris, Sony Ismail Robayani pada gitar, Anton Rudi Kelces pada drum, serta Swara Wimayoga sebagai basis.

Taufik Rachman atau Iman memulai penampilan perdananya dengan mengajak Wima sebagai pemain bass, sementara Sony mengajak Anton untuk mengisi posisi drum. Saat tampil pertama kali, mereka belum menggunakan nama J-Rocks dan masih memakai nama bernuansa Jepang, yaitu “Takeshi Castle.”

Usai penampilan tersebut, mereka mengganti nama grup menjadi J-Rockstar pada 9 November 2003. Setahun kemudian, J-Rockstar meraih juara pertama di festival Nescafe Get Started, yang membuat PT Aquarius Musikindo menawarkan kontrak rekaman pertama bagi mereka. 

Atas saran A&R Director Aquarius, mendiang Suwardi Widjaja, nama J-Rockstar kemudian dipersingkat menjadi J-Rocks agar lebih sederhana dan mudah diingat. Karier J-Rocks berlanjut dengan perilisan album debut Topeng Sahabat pada 2005, disusul album kedua Spirit pada 2007. 

Pada 2008, mereka mendapatkan kesempatan rekaman langsung di Abbey Road Studios, London, setelah memenangkan kategori konsep panggung terbaik di Soundrenaline, yang kemudian menghasilkan album Road to Abbey pada 2009. Selain itu, J-Rocks juga berkontribusi untuk industri film melalui lagu “Serba Salah” yang menjadi bagian dari soundtrack adaptasi film remaja Dealova.

5) Kotak

Kotak adalah band rock yang muncul pada era 2000-an dan tetap populer hingga sekarang. Beraliran hard rock hingga pop rock, grup ini kini beranggotakan Tantri (vokal), Chua (bass), dan Cella (gitar). Mereka terbentuk lewat ajang The Dream Band pada 27 September 2004 dengan formasi awal Cella, Icez, Pare, dan Posan, serta merilis album debut bertajuk Kotak.

Sepanjang perjalanannya, Kotak mengalami beberapa pergantian personel. Pare keluar pada 2006 dan digantikan Tantri, sementara Icez hengkang setelah album kedua dan posisinya diisi Chua. Meski begitu, popularitas Kotak makin meningkat, terutama berkat album ketiga yang memuat lagu-lagu hit seperti “Pelan Pelan Saja” dan “Selalu Cinta.” Posan kemudian juga meninggalkan band pada 2011.

Belakangan, Cella mengungkap adanya gugatan dari tiga mantan anggota terkait pendirian band, namun gugatan tersebut ditolak meski sempat diajukan banding. Ia pun menegaskan bahwa Kotak kini resmi terdiri dari dirinya, Tantri, dan Chua.

6) Superman is Dead

Superman Is Dead (SID) adalah grup punk rock asal Kuta, Bali, yang beranggotakan Bobby Cool (vokal), Eka Rock (gitar), dan Jerinx (drum). Nama “Superman Is Dead” dipilih karena mereka percaya bahwa konsep manusia sempurna hanyalah ilusi. 

Sejak terbentuk pada 1995, SID sempat dipengaruhi musik Greenday dan NOFX, sebelum akhirnya mengembangkan karakter punk rock yang lebih kuat melalui inspirasi dari Supersuckers, Living End, dan Social Distortion.

Sebelum bergabung dengan Sony Music Indonesia, SID merilis sejumlah album secara independen seperti Case 15 (1997), Superman is Dead (1998), dan Bad Bad Bad (2002). Sedangkan, untuk album di bawah label Sony, mereka meluncurkan Kuta Rock City (2003), The Hangover Decade (2004), dan Black Market Love (2006). Meski sempat menghadapi masalah dengan manajemen, SID kembali bangkit dan merilis album Angels and Outsiders! pada 2009, dengan “Kuat Kita Bersinar” sebagai salah satu singlenya.

Popularitas SID terus berkembang hingga berhasil masuk dalam Trending Topic Worldwide di Twitter pada 24 Februari 2012. Penampilan mereka di acara Radio Show, tvOne, saat itu ramai diperbincangkan dan mendorong nama SID bertahan di puncak trending global.