Semua yang Belum Anda Tahu Tentang Yasmin Napper
Tahukah kamu bila ternyata seorang Yasmin Napper yang melejit dari belasan judul FTV, beberapa debut layar lebar, hingga melekat dengan karakter Maudy dalam serial viral Love Story the Series, punya mimpi alternatif menjadi dokter hewan, dan punya gairah terhadap kristal sejak kecil? Inilah wawancara Cosmo dengan sosok lively berzodiak Scorpio, yang akan membawa angin segar pada industri hiburan tanah air.
Hai, Yasmin! Apa kabar?
Baik!
Bolehkah ceritakan tentang kesibukan kamu akhir-akhir ini?
Saya baru saja menyelesaikan shooting stripping yang sudah berjalan selama dua tahun. Saya sempat ambil rehat selama tiga minggu dan pulang ke Bali. Saya menghabiskan waktu dengan keluarga, dan teman dari SMA ‒ karena kami tinggal terpisah-pisah, terutama karena semua kuliah jauh di luar negeri, jadi cukup sulit untuk bertemu mereka, namun Desember kemarin adalah waktu yang tepat untuk berkumpul. Kemudian saya pun kembali ke Jakarta, melakukan beberapa meeting juga shooting untuk iklan TV. Sekarang pun saya sedang shooting untuk serial yang akan tayang di bulan Ramadhan.
We’re looking forward to the series. Anyway, apakah menjadi aktris adalah impian kamu sejak kecil?
Sebenarnya tidak spesifik ingin jadi aktris, namun saya memang ingin menjadi entertainer. Dulu saya lebih ingin modelling, namun malah mendapat job di bisnis akting. Kemudian saya jatuh cinta, dan sudah merasa nyaman dengannya. Tapi sesekali, saya pasti masih akan melakukan photoshoot, karena saya menyukainya, terasa seperti free time bagi saya.
Apa yang membuat kamu jatuh cinta dengan dunia akting?
Saya bisa mengeksplor banyak karakter berbeda, lalu ada sentuhan pemikiran psikologis pula. Dalam akting, kita harus membuat diri kita berada pada situasi hidup orang lain, dan kita harus memahami sebuah karakter. Menurut saya, itulah poin menariknya.

Bagaimana cara kamu belajar serta mengembangkan kemampuan akting?
Pembelajaran terbaik, tentunya, adalah lewat pengalaman. Namun selain itu, saya akan membaca dan menonton. Jika ada mesin waktu, saya juga ingin mengikuti kelas akting lebih dulu. Saya sangat ingin mencoba teater, tapi mungkin saat ini belum ada waktu. Saya harap di masa depan saya bisa menjajal teater.
Bacaan seperti apa yang kamu dalami untuk mengasah kemampuan akting? Adakah buku spesifik tertentu?
Tidak perlu yang spesifik, karena menurut saya, semua buku bisa memberi input dalam hal apapun. Buku bisa mengembangkan kemampuan apapun dalam diri, semisal saya bisa jadi lebih bersabar ketika sedang di lokasi shooting, saya jadi lebih pengertian. Itu masuk akal, ‘kan?
Ya, kita bisa menyerap banyak hal dari sebuah buku saja. Adakah bacaan yang kamu rekomendasikan, atau yang terakhir kamu baca?
Sapiens karya Yuval Noah Harari.
Adakah satu film ataupun sosok aktor yang membuat kamu terkesan pada dunia akting, dan memotivasi kamu untuk berkarya?
Anne Hathaway di Princess Diaries. Itu seperti impian masa kecil! Selain itu, Devil Wears Prada, film seru yang saya ingin coba. So colorful, hectic, it’s just so good.
Seperti apa rasanya terjun ke industri hiburan saat berusia 14 tahun?
Saya ingin menjadi model, namun ternyata flow justru memberi saya peluang lebih. Saat saya sedang pemotretan untuk membantu teman Mama yang memiliki butik gaun pengantin, saya di-scout dan diajak ke Jakarta. Kebetulan, saya sedang punya tiket ke Jakarta pekan itu. Saya pun bertemu dengan seorang manajer di Jakarta, dan hampir tidak diterima. Saya rasa mereka menguji saya selama enam bulan saya casting, saya hampir menyerah karena rasanya sulit sekali di awal. Namun kemudian, saya dapat peran untuk menjadi bintang iklan sebuah brand minuman. Dari sana, saya mulai memasuki dunia perfilman. Yang pertama adalah MeloDylan, kemudian Imperfect yang memberi saya pengalaman tak terlupakan. [Yasmin pun melanjutkan kariernya di dunia perfilman dengan membintangi Persahabatan Bagai Kepompong, Satria Dewa: Gatotkaca yang disutradarai Hanung Bramantyo, juga 2045 Apa Ada Cinta yang rilis di akhir tahun 2022.]

Setelah kamu nyaman menjalaninya sekarang, ingin dikenang seperti apakah seorang Yasmin Napper di dunia film?
Yang lively dan cheerful!
Adakah satu peran yang ingin kamu lakoni suatu saat nanti?
Kalau bisa menjadi seperti Anne Hathaway di Princess Diaries, pasti akan seru.
Apa saja tantangan dari membintangi film yang beragam genre, mulai dari drama sampai laga?
Karakter Lulu di Imperfect itu sangat kental drama. Tantangannya adalah karena itu film pertama saya, di mana saya masih belum nyaman dengan kamera, saya pun tak tahu langkah demi langkah dalam shooting film, saya pun bingung, gugup, dan tak bisa mengontrol emosi. Beruntung di sana ada Ko Ernest [Prakasa], lawan main saya Kak [Jessica] Mila, Mami Karina [Suwandi] yang sangat ramah dan membantu saya melewati semua prosesnya. Kalau untuk Gatotkaca, tantangannya adalah cara untuk membangun stamina agar tetap kuat selama shooting.
Selama empat tahun berkarier di industri film, adakah satu nasihat terbaik yang pernah kamu terima, yang mungkin kamu jadikan prinsip untuk mengarungi industri hiburan?
Listen, and listen. Keep your ears open and stay humble.
Dari semua rekan aktor dan aktris yang pernah bekerja sama dengan kamu, adakah yang paling bikin kamu termotivasi untuk berkarya lebih?
Kak Mila. Ia tampak kalem sekali! Dan ia selalu tahu apa yang harus ia kerahkan, sangat menyenangkan bisa belajar langsung darinya. Tak lupa juga ada Mami Karina dan Kak Reza [Rahadian] di Imperfect. Saat mengerjakan sinetron, saya juga banyak belajar dari Giorgino [Abraham], Papa Anjasmara, dan para senior yang sudah menguasai pekerjaan mereka. Sangat menyenangkan bisa melihat seseorang nyaman dan passionate dalam pekerjaan mereka. Di masa depan, ataupun di masa sekarang, saya mengacu pada mereka.

Adakah satu pelajaran terbaik yang kamu ambil dari melihat cara mereka bekerja?
Disiplin, disiplin. Dan jangan takut untuk speak up atau memberi ide baru.
That’s very nice. Oke, mari bicara tentang hal lain. Apa yang biasanya kamu lakukan untuk berelaksasi?
I’m gonna do massage! Mungkin sambil WhatsApp Papa…hehehe. Saya sebenarnya hidup sederhana, karena saya dari Bali. Cukup dengan makan di pinggir pantai dengan keluarga atau kakak dan teman-teman dari luar kota, itu bisa jadi relaksasi untuk saya. Mungkin karena di Jakarta itu sangat hectic, jadi me-time yang saya akan lakukan adalah Bali. Yeah, Bali is my me-time. My home!
Adakah hobi tertentu yang kamu tekuni?
Hobi? Ehm, sepertinya melakukan pemotretan adalah hobi saya. Haha! Tapi kemarin saya sempat mencoba riding, dan sepertinya saya ingin bisa melakukannya terus. Lalu saya juga ingin diving lagi, juga snorkeling, berada di pinggir pantai, dan apapun yang berkaitan dengan laut.
Cosmo juga perhatikan, kamu menggemari kristal, ya?
Oh, ya, I love crystal! Sudah lama tidak ngobrol tentang kristal, saya punya crystal brand, saya membuat gelang dan sekarang kalung. Kristal juga merupakan hal penting buat saya, karena saya mengenal kristal sedari kecil, namun baru sekarang saya mengeksplorasinya. Semisal birthstone yang punya banyak kualifikasi, karakter, dan memberi kita ragam efek.
Seperti apa perjalanan kamu mengenal kristal hingga bisa menekuninya jadi bisnis?
Orang pertama yang bisa membuat saya mengenal kristal adalah nenek saya. Ia suka sekali dengan kristal, dan saya ingat, ia selalu menaruh kristal-kristalnya dalam sebuah wadah, untuk memagari energi-energi negatif di sekitarnya. Ia selalu membawa kristalnya.
Lalu apa kristal andalan kamu?
I think I’m labradorite, the blue shining crystal. Batu ini memberi saya efek kalem pada diri.

Apakah kamu tipe orang yang memprioritaskan kesehatan mental juga?
Itu sangat penting buat saya.
Bagaimana cara kamu merawat kesehatan mental?
Cukup dengan tidak stres akan apa yang tak bisa saya kontrol. Dan satu lagi, mengurangi attachment agar tak ada perasaan kehilangan atau rasa tak menyenangkan lainnya.
Seperti apa rutinitas kamu dalam menyeimbangkan kesehatan mental serta fisik di antara semua kesibukan ini?
Jujur… untuk saat ini, physical workout saya agak kurang, karena saya sibuk, saya tidak mau capek dan lebih memilih waktu luang yang bukan berolahraga. Justru saya akan bersenang-senang dengan teman dan keluarga, untuk menenangkan diri. Tapi nanti saya pasti akan kembali ke gym jika ada waktu lebih.
Seperti apa wujud self-love yang kamu terapkan ke diri sendiri?
Understanding my body and listening to my body. Dulu saya sangat pemaksa pada diri sendiri, saya pernah sakit namun demi bekerja, saya pura-pura tidak merasakan sakitnya. Saya malah berakhir dirawat satu minggu. Tapi sekarang saya sudah mendengarkan apa yang tubuh saya butuhkan, inginkan, dan memastikan tubuh saya baik-baik saja.
That’s cool. By the way, kamu juga pernah terlibat dalam suatu proyek musik dengan berduet dan mengisi vokal. Apakah musik juga merupakan salah satu bidang kesukaan kamu?
I love music to the grave! Musik itu hal besar dalam diri saya. Sejujurnya, saya dulu tidak pernah mendengarkan musik dengan seksama. Namun kini, saya malah ingin ada musik saat mandi, saat di mobil, saat bekerja, saat istirahat makan siang, bahkan saat sedang makeup. Ke depannya, mungkin saya ingin mencoba berkarya dalam musik.
Wow, sejak kapan kamu merasa tak bisa hidup tanpa musik?
Mungkin karena waktu itu saya masih di Bali, saya dikelilingi oleh banyak teman. Dan ketika pindah ke Jakarta, saya jadi punya lebih banyak waktu sendirian, dan saya harus mencoba memahami diri sendiri. Apalagi dengan pekerjaan saya yang bahkan bisa bertemu dengan ratusan orang berbeda dalam waktu harian, musik justru hadir membantu saya untuk nyaman dengan diri sendiri. Itulah saat saya menyadari bahwa musik itu menyenangkan.

Adakah satu lagu yang akan selalu kamu putar untuk meningkatkan mood dengan cepat?
Bolehkah satu genre saja, biar tidak terlalu sedikit pilihannya? Hehehe, saya suka afrobeats.
Kamu pun sempat menyebut keinginan untuk mencoba berkarya dalam musik. Kira-kira, apa yang akan kamu kreasikan jika bisa terjun ke sana?
Bikin lagu, single! Tapi saya harus mencari cara terbaik untuk menemukan karakter, jika saya harus menulis lagunya sendiri, dan menyanyikannya. I don’t have the creativity for that, yet…
Belum saja, kok.
Yes, let’s hope soon!
Cosmo juga penasaran. Kalau kamu tak jadi aktris, akan jadi apakah kamu di hari ini?
Dokter hewan! Fun fact, saya tak takut hewan apapun.
Berikan daftar ranking untuk prioritas berikut ini: Akting, keluarga, cinta.
Cinta, keluarga, akting. Karena tidak akan ada keluarga kalau tidak ada cinta! Jadi, cinta harus ada lebih dulu, baru keluarga, lalu akting.

Menarik! Seperti apa perbedaan yang paling kentara antara Yasmin versi remaja, dan Yasmin versi hari ini?
Mungkin karena dulu saya memasuki industri hiburan dengan usia belia, saya sangat malu untuk mengekspresikan apa yang saya rasakan untuk bercerita, bersosialisasi, bahkan untuk bicara di depan publik. That’s very impossible, begitu pikir saya dulu. Tapi lama kelamaan, saya bertemu dengan banyak teman yang memberi contoh baik, semisal harus berani untuk angkat suara, untuk berekspresi bagi penonton juga orang-orang di sekitar. Because that’s our job. Jadi, saya pun sudah mulai nyaman, dan saya rasa, yang terbaik adalah menjadi diri sendiri. Yang penting, selalu punya niatan yang baik. Selama saya memastikan bahwa saya tak memberi contoh salah, then all good to go.
Adakah hal-hal kecil yang bisa bikin kamu instan bersyukur dan tersenyum?
Melihat video-video hewan di Instagram sangat mudah membuat saya tersenyum! Melihat orang lain tersenyum dan bahagia, saya juga ikut tersenyum. Dan tentang bersyukur, dengan adanya Mama dan Papa di sekitar saya saja sudah membuat saya bersyukur. Apalagi dengan mengingat betapa mereka sekaligus teman-teman saya, sangat sayang pada saya. I’m grateful.
Last question. Apa yang akan kamu sampaikan pada sesama Gen Z di luar sana, untuk mengarungi masa mudanya dengan bahagia?
Jadilah diri sendiri, eksplor hal baru, dan pastikan kamu dikelilingi oleh orang yang mencintai kamu. Juga tetaplah disiplin, karena disiplin akan membawa kamu pada kesuksesan.