Retro dan Vintage, Berikut Adalah Perbedaannya!
Retro dan vintage adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian dalam dunia fashion. Meskipun hampir serupa, keduanya memiliki makna dan estetika yang berbeda. Untuk memahami dua istilah ini, kamu dapat melihatnya dari berbagai aspek, seperti gaya, era, atau kebudayaan.
"Retro" merujuk pada peniruan, atau terinspirasi oleh, gaya, tren, atau desain dari masa lampau yang baru-baru ini, biasanya dalam 20 hingga 30 tahun terakhir. Retro memiliki beberapa ciri khas seperti penggunaan warna-warna mencolok, bentuk geometris, dan elemen-elemen futuristik.
Di sisi lain, desain retro memberikan kesan lampau yang dipadukan dengan sentuhan modern. Para desainer sering mengambil inspirasi dari beberapa dekade, menggabungkan elemen-elemen dari berbagai era untuk menciptakan gaya yang unik dan eklektik yang sesuai dengan selera kontemporer.
Beberapa contoh retro dalam dunia fashion antara lain seperti celana bell-bottom, setelan berwarna neon ala tahun 1980-an, atau kemeja flanel bergaya grunge ciri khas tahun 1990-an. Daya tarik retro terletak pada ciri khas masa lalu yang ditawarkan dengan sentuhan segar masa kini.
Sebaliknya, vintage merujuk pada barang-barang kuno yang berusia setidaknya 20 hingga 30 tahun. Barang-barang vintage adalah artefak otentik yang telah bertahan dari waktu ke waktu dengan aura sejarah dan otentisitas.
Fashion vintage meliputi pakaian, aksesori, dan perhiasan dari dekade-dekade masa lalu, seperti pakaian glamor dari era tahun 1920-an, hingga gaya chic bohemian dari tahun 1970-an. Potongan pakaian bergaya vintage biasanya menceritakan kisah yang unik, seperti gaun renda Victoria yang dibuat secara manual atau setelan jas dari era keemasan Hollywood.
Sebagai kesimpulan, keduanya baik retro dan vintage memberikan kesan estetika masa lalu dengan cara yang berbeda. Retro memberikan aura nostalgia dengan interpretasi modern dari gaya masa lalu, sementara vintage berkesan elegan yang abadi dari era di masa lalu. So, which one is your aesthetic?