Selain Ghosting, Kini Ada Istilah Curving Yang Wajib Kamu Ketahui!
Selain ghosting, breadcrumbing, benching, dan stashing… saat ini juga dikenal istilah kencan lainnya, yaitu curving. Sebenarnya, ini bukanlah istilah baru dalam dunia kencan, tetapi belakangan, istilah ini kembali ramai diperbincangkan. Sekilas, curving bisa sangat mirip dengan ghosting—tetapi, dianggap lebih parah dan bisa sangat membuat frustasi daripada ghosting!
Biar Cosmo jelaskan kepada kalian:
Menurut Urban Dictionary, curving adalah sebuah istilah yang mengacu pada tindakan para curver—sebutan untuk seseorang yang melakukan curving— yaitu ketika mereka ingin menolak kamu dengan cara yang sangat halus sampai kamu mungkin tidak akan menyadarinya bahwa itu adalah sebuah penolakkan.
Seorang psikolog klinis berlisensi, Ann Rosen Spector, PhD., mengatakan bahwa, "Orang-orang biasanya takut akan konfrontasi," jelasnya. "Jadi alih-alih mengatakan, “Aku tidak ingin berhubungan denganmu lagi,” mereka (curver) akan membuatmu menunggu balasan pesan darinya selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan dengan mengatakan, “Aku akan menghubungimu lagi.”
Berbeda dengan para ghoster yang setelah pesan terakhir akan menghilang begitu saja, pelaku curving biasanya akan benar-benar membalas pesan terakhir, tetapi dengan tanggapan singkat dan seringnya minta maaf, “Maaf ya aku baru sempat membalas pesan. Aku lagi sibuk banget [...].”
Tentu saja, ia mungkin memang benar-benar sedang sibuk dengan kehidupannya. Tetapi apakah membalas sebuah pesan adalah hal yang sulit? #oops
Perilaku curving dalam hubungan percintaan juga bisa hadir dalam berbagai bentuk lainnya. Curver biasanya tidak tertarik untuk melakukan pertemuan tatap muka. Jika kamu mengajaknya untuk bertemu di akhir pekan, ia menjawab empat hari kemudian, tetapi justru mengalihkan pembicaraan dari topik pembahasan terakhir —tidak ada jawaban tentang ajakan kencan sebelumnya— bisa jadi you’ve been curved.
Atau, ketika si dia benar-benar meyakinkan kamu kalau dia ingin bertemu denganmu, tetapi membatalkannya pada menit terakhir. Ia akan mengatakan hal-hal seperti: “Aku mau bertemu dan jalan-jalan denganmu hari ini, tetapi ternyata aku memiliki urusan lain [...] yang benar-benar tidak bisa di tinggalkan. Mari kita bertemu di lain waktu”.
LIHAT, dia benar-benar membuatmu menunggunya. Dan, “lain waktu” di sini bagi curver tidak akan pernah datang. Semakin lama kamu menunggu si dia, maka kamu akan semakin kecewa ketika menyadari bahwa sebenarnya dia tidak benar-benar niat bertemu denganmu.
“Dalam hati, para curver sebenarnya sudah menyadari bahwa mereka sudah tidak tertarik lagi, tetapi mereka tidak tahu bagaimana mengakhirinya,” kata pelatih kencan James Preece. “Jadi, lebih mudah untuk melakukan interaksi yang singkat dan membosankan daripada secara langsung menyatakan bahwa mereka tidak tertarik lagi,” tambahnya.
Menurut seorang psikolog kencan Madeleine Mason menambahkan, “Para curver yang melakukan perilaku curving sebenarnya hanya untuk menjaga ego mereka sendiri saja. Karena dengan begitu mereka merasa “diinginkan” oleh orang lain.”
Di sisi lain, menurut Andrea Syrtash, seorang pakar hubungan, mengatakan bahwa curving adalah tentang konteks. Jika selama ini hubunganmu dengannya cukup berkualitas, namun tiba-tiba dia membalas pesan kamu dengan jawaban singkat dan terkesan dingin, itu belum tentu perilaku curving…setidaknya, belum.
Tetapi ketika perilaku seperti ini menjadi kebiasaan, dan firasat kamu sudah memberikan alarm, percayalah pada firasat kamu— you've been curved.
Curving adalah masalah besar dalam suatu hubungan romantis. Perilaku curving bisa menimbulkan perasaan terabaikan, bingung, kecewa, dan patah hati, tambah Spector. Masalahnya...terkadang itulah yang tidak disadari oleh para curver!
Spector menyarankan untuk berhenti membuang-buang waktu bersama seseorang yang tidak tertarik denganmu, dan hanya membuatmu menunggu…dan menunggu.
Lebih baik, temukan dan pertahankan orang yang memang ingin bersama dengan kamu, girls—memberikan waktunya untuk bertemu dan menjaga komunikasi denganmu.
(Fariza Rahmadinna/GIO/Image: Doc. Photo by Monstera on Pexels)