7 Cara Terbaik untuk Menjaga Kesehatan Mata & Bebas Lelah
Di balik pekerjaan yang selalu di depan gadget atau saat asyik men-scrolling video lucu TikTok, pernahkah Anda berpikir bahwa mata adalah indra yang selalu bekerja keras dalam segala aktivitas harian kita? Kini waktunya kita menjaga mata dengan lebih baik dan membiarkannya beristirahat.
Durasi penggunaan gadget yang meningkat terutama sejak pandemi (saatnya mengenang segala webinar dan meeting online) membuat kita dihadapkan dengan istilah computer vision syndrome atau digital eye strain atau gangguan mata yang disebabkan penggunakan perangkat berbasis elektronik. Gejala digital eye strain sendiri cukup beragam, mulai dari mata merah, pengelihatan yang kabur, mata kering, gatal, bahkan sampai pusing. Bahkan sebuah studi di India menyatakan ada sekitar 69% dewasa yang mengalami digital eye strain, terutama sejak masa pandemi.
Di sesi interview Cosmo bersama Dokter Spesialis Mata, dr. Anissa N. Witjaksono, B.Med.Sc(Hons), Sp.M dari RS Universitas Indonesia, sang dokter juga mengatakan hal yang serupa di mana salah satu permasalahan yang sering dikeluhkan pasien berusia aktif saat ini adalah kondisi mata lelah atau astenopia. "Biasa mata lelah muncul karena adanya kebutuhan penggunaan kacamata yang tidak dipenuhi serta yang paling sering karena penggunaan gadget dalam durasinya lama," ujar dr. Anissa.
Berikut Cosmo bagikan tips langsung dari ahlinya agar mata Anda tetap sehat dan bebas dari kata lelah:
1. GUNAKAN METODE 20-20-20
Mengistirahatkan mata dari penggunaan gadget adalah langkah yang penting namun kerap kita abaikan. Penggunaan gadget dalam jangka waktu lama terutama di atas lima jam memperbesar risiko terjadinya mata lelah atau digital eye strain. Adalah sebuah pengetahuan baru saat dr. Anissa menyarankan metode 20-20-20 untuk membantu mengistirahatkan mata sejenak di tengah kesibukan kita. Bagaimana caranya?
"Metode 20-20-20 adalah setiap 20 menit pemakaian gadget kita mengistirahatkan mata selama 20 detik, dalam jarak 20 kaki atau sekitar enam meter. Jika kondisi sekitar / kantor tidak memungkinkan Anda mengistirahatkan mata dalam jarak 20 kaki atau enam meter, Anda bisa mencoba beristirahat dengan memejamkan mata sejenak," terang dr. Anissa.
Dokter spesialis mata yang berpraktik di RS Universitas Indonesia tersebut juga menambahkan era industri modern yang mengandalkan gadget rasanya memang sulit untuk meminimalisir penggunaan gadget. "Maka pilihannya adalah kita memaksimalkan penggunaan gadget hanya sebanyak empat jam sehari atau memilih mengistirahatkan mata dengan metode 20-20-20 tersebut," sarannya.
2. ATUR CAHAYA SEKITAR ANDA
Salah satu kebiasaan buruk yang juga kerap kita lakukan adalah dengan membaca / bekerja di kondisi penerangan yang tidak maksimal. Contohnya tanpa sadar setiap malam kita asyik men-scrolling video unik TikTok atau menonton drama Korea favorit dalam kondisi penerangan yang kurang maksimal atau hanya mengandalkan lampu tidur semata.
Meski tidak sampai merusak mata dalam artian bisa menyebabkan kebutaan, tetapi habit tersebut berpotensi menimbulkan digital eye strain. "Yang paling ideal adalah menggunakan cahaya penerangan yang sama dengan sekitar. Tujuannya agar area pupil mata yang bertugas mengatur cahaya di dalam mata tidak kebingungan dalam menjalankan fungsinya. Jika cahaya yang terlalu terang pupil mata akan mengatur cahaya yang masuk lebih sedikit, begitu juga sebaiknya. Cahaya yang baik untuk mata adalah cahaya yang sama dengan sekitar," jelas dr. Anissa. Maka dari itu usahakan Anda mengatur kualitas penerangan saat bekerja / belajar dengan sebaik mungkin.
3. PAHAMI KONSEP PENGGUNAAN KACAMATA
Pernahkan Anda mendengar mitos bahwa menggunakan kacamata setiap hari dapat menurunkan minus mata? Atau saat kita tidak menggunakan kacamata, yang ada minus kita justru akan bertambah? So, apakah ini mitos atau ternyata fakta? Mari kita bahas sekarang!
"Sebenarnya yang terjadi saat seseorang yang membutuhkan kacamata namun tidak memakainya maka mereka akan cenderung membaca / beraktivitas dalam jarak dekat. Ini akan membuat mata dan otak kita bekerja lebih keras karena saat kita melakukan hal tersebut, otak akan berpikir mata butuh kerja keras untuk melihat. Efeknya mata jadi lebih "panjang" dan membuat minus meningkat," tukas dr. Anissa.
"Jika ditanya apakah menggunakan kacamata bisa menurunkan minus jawabannya adalah tidak secara langsung. Akan tetapi pemakaian kacamata dapat mencegah peningkatan minus mata yang lebih berat terutama bagi mereka yang berusia muda. Tanpa menggunakan kacatama koreksi atau kacamata minus yang sesuai kebutuhan, efeknya adalah mata akan lebih mudah lelah dan bisa merasa pusing."
4. PILIH SOFTLENS YANG BAIK
Okay, Cosmo rasa softlens juga menjadi salah satu hal yang lumrah digunakan saat ini. Apalagi beberapa jenis makeup menjadi terlihat lebih 'hidup' setelah kita memakai softlens (hi, siren eye makeup yang viral di TikTok!).
Pertanyaannya: apakah sebenarnya menggunakan softlens adalah hal yang aman bagi kesehatan mata? "Penggunaan softlens harusnya tidak menimbulkan masalah pada kesehatan mata jika pemakaiannya sesuai anjuran dan kebersihannya selalu dijaga. Pastikan brand softlens yang Anda gunakan berkualitas, tidak dibeli sembarangan, dijual di optik resmi sehingga kita lebih bisa mengontrol kualitasnya dan jauh lebih baik bila menggunakan tipe harian serta mendapat indikasi dari dokter" tutur dr. Anissa.
Untuk pengguna softlens, dokter spesialis mata tersebut juga menyarankan sebaiknya kita memilih softlens yang bersifat sekali pakai / daily wear supaya mengurangi risiko infeksi di mata. "Apabila Anda adalah seorang pengguna softlens, wajib untuk menjaga kebersihan tangan saat akan memakai dan melepas softlens. Jangan menggunakan softlens saat tidur karena dapat meningkatkan risiko infeksi."
5. LINDUNGI MATA DARI SINAR MATAHARI
Mulai sekarang, waktunya lebih memerhatikan kondisi mata terutama jika Anda kerap beraktivitas di luar ruangan dan terpapar langsung sinar matahari. "Exposure sinar UV A dan UV B secara terus menerus dan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan ke indra pengelihatan. Efeknya baru dirasakan saat kita berusia di atas 50-tahun ke atas. Ada baiknya saat beraktivitas di luar ruangan sebaiknya kita menggunakan kacamata hitam atau topi untuk melindungi mata," saran dr. Anissa.
6. JANGAN LUPA BERSIHKAN AREA MATA SECARA TEPAT
Area sekitar mata juga perlu mendapat perhatian yang sama dengan bagian wajah lainnya. Apalagi jika Anda setiap harinya rutin menggunakan eye makeup seperti eyeshadow, maskara, serta bulu mata palsu. Kuncinya adalah membersihkannya dengan cara double cleansing.
"Saya selalu mengajarkan pasien untuk melakukan double cleansing seperti menggunakan makeup remover berbahan dasar minyak untuk menghilangkan eye makeup kemudian lanjut menggunakan pembersih wajah yang melembapkan seperti dari tipe foam base agar menjaga kelembapan kulit area kelopak mata. Karena biasanya jika ada kotoran yang menyumbat di dekat kelenjar penghasil pelembap mata dan tidak dibersihkan secara sempurna, maka akan membuat mata kering. Ini juga berlaku bagi mereka yang setiap hari melakukan aktivitas outdoor, wajib untuk membersihkan area kelopak mata agar kotoran debu bersih maksimal." dr. Anissa juga memberikan tips lainnya untuk kesehatan mata yaitu dengan mengompres mata menggunakan air hangat secara rutin.
7. PERIKSAKAN DIRI
Sama seperti kondisi kesehatan secara umum, mata juga ikut memerlukan pemeriksaan secara rutin untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Menurut dr. Anissa idealnya kita memeriksakan kondisi mata dua tahun sekali jika tidak memiliki kondisi mata khusus yang membutuhkan perhatian lebih. "Namun jika menggunakan kacamata atau Anda memiliki kondisi mata tertentu, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan setahun sekali untuk memantau kondisinya," tutup dr. Anissa.