Stop Menjadi People Pleaser! Intip 5 Tips Ini Agar Kamu Tidak Burnout
Cosmo Babes, pernahkah kamu merasa kesulitan untuk fokus melakukan suatu hal karena kamu telah meng-iyakan segala tanggung jawab yang diserahkan padamu? Well, sebenarnya memang tidak ada salahnya bersikap baik dengan membantu orang lain, namun jika hal ini terus kamu lakukan semata-mata karena kamu memiliki rasa ketakutan untuk mengecewakan orang lain maupun merasa pressured untuk menjaga citra dirimu sebagai ‘miss can-do-it-all’ dengan perkataan seperti ‘Okay, dully noted’ (dan pastinya dilengkapi dengan emoji🙏🏻) sebagai jawabanmu, be careful bestie..Kamu bisa burnout!
Memang nyatanya, dengan tindakan ini kamu dapat mengurangi kemungkinan untuk konflik dengan rekan kerja, maupun orang lain di sekitarmu. Namun, dalam jangka waktu panjang, tabiat ini dapat membuatmu lelah karena terus-menerus menyanggupi ekspektasi orang lain kepadamu. Untuk lepas dari trait ini, kamu bisa coba menerapkan beberapa tips di bawah ini:
1. Belajar untuk berkata ‘tidak’
Bagi orang yang sedang belajar untuk tidak menjadi people pleaser, langkah pertama dan utama ini mungkin merupakan hal yang cukup sulit, mengingat kamu masih merasa bahwa kamu harus selalu menyenangkan orang lain. Namun, jika kamu berhasil melawan rasa ketidak-nyamanan mu dan belajar untuk berkata ‘tidak’ pada tugas-tugas yang tidak memungkinkan untuk kamu kerjakan, atau saat kamu ingin memprioritaskan tugas utamamu, langkah selanjutnya akan lebih mudah untuk kamu jalani. Baby steps bestie, baby steps!
2. Dengarkan apa yang hati kamu katakan
Dalam keseharianmu, pasti kamu akan menemukan dirimu di momen-momen yang mengharuskanmu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Pada proses ini, tanpa sadar kamu dapat menurunkan harga diri ataupun value yang kamu miliki demi mendapatkan validasi dari sekitarmu. Permasalahannya adalah kamu dapat kehilangan jati dirimu jika kamu tidak belajar untuk mendengarkan perasaanmu. Tanyakan ini pada dirimu; is your sacrifices worth it?
3. Belajar untuk berbicara secara asertif
Ada kalanya orang lain memang tidak menyadari bahwa sesuatu yang mereka lakukan atau mereka minta kamu untuk lakukan mengusik kenyamanan dirimu. When you’ve had enough, it’s time to take a stand for yourself! Seperti yang sudah kamu ketahui, komunikasi yang baik adalah kunci dari kesuksesan segala hubungan; dengan keluarga, teman, maupun kerabat.
Banyak cara yang dapat kamu gunakan untuk menyatakan apa yang kamu rasakan, namun yang perlu kamu perhatikan adalah gunakan bahasa yang asertif. Berikut beberapa cara komunikasi asertif yang dapat kamu terapkan dalam komunikasimu:
- Tidak mendramatisir keadaan, sampaikan saja fakta dari keadaan yang ada dan jangan berusaha untuk menghakimi lawan bicaramu.
- Gunakan kata “saya” untuk memfokuskan pernyataanmu pada sesuatu yang kamu rasakan, serta membantumu untuk menguasai reaksi yang kamu kemukakan. Trik ini juga dapat kamu lakukan agar lawan kamu tidak merasa sedang diserang, loh.
- Gunakan bahasa tubuh dan nada yang sesuai. Bicara secara asertif tidak berarti menaikan nada bicaramu untuk mengintimidasi lawan bicaramu. Karena itu, kamu dapat mencoba untuk berdiri tegak, menjaga kontak mata dengan lawan bicara, dan pastinya percaya dengan apa yang akan kamu katakan.
4. Instead of constantly trying to fit in, be true to yourself
Agar kamu dapat dengan mudah diterima di sebuah lingkungan yang baru, tentunya kemampuan untuk beradaptasi sangat dibutuhkan. Namun, jangan sampai kamu melupakan jati dirimu yang sebenarnya hanya untuk dilihat ‘baik’ oleh sekitarmu, atau melakukan sesuatu yang sebenarnya berbanding terbalik dengan prinsip yang kamu pegang. Trust us, stick to your principle and people will gain some more respect for you.
5. Jadikan dirimu sebagai prioritas
Menjadi seorang people pleaser adalah pilihan yang sangat melelahkan untuk dijalani, terlebih jika kamu tidak tau kapan harus berhenti. Namun tenang saja Cosmo Babes, dengan waktu dan ketekunan, kamu dapat perlahan lepas dari sifat ini, kok! Penting bagimu untuk mengenali dirimu; seberapa besar kapasitas dirimu dan berapa banyak waktu yang rela untuk kamu korbankan demi membantu orang lain. We know that you are a good person (or at least you’re trying to be one), tetapi di dalam hidupmu, prioritas utamamu haruslah dirimu sendiri. Lakukan apa yang menjadi kebutuhanmu, meskipun hal tersebut berarti mengecewakan orang lain saat mereka memintamu untuk melakukan sesuatu yang berada di luar kapasitasmu, ingat bahwa kamu juga memiliki kepentinganmu sendiri, bukan hanya memenuhi ekspektasi orang lain terhadap dirimu.