Kenali Kandungan Paraben dalam Produk Skincare dan Kosmetik!

Redaksi 06 Mar 2025

Paraben Buruk untuk Kesehatan atau Tidak?

Singkatnya: Sebuah studi pada tahun 2004—memicu kontroversi tentang paraben—menyebutkan bahwa zat ini mungkin berhubungan dengan kanker (akan dijelaskan lebih lanjut nanti).

Meski begitu, FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) dan ACS (American Cancer Society) menyatakan bahwa tidak ada bukti langsung yang menghubungkan antara paraben dengan kanker.

Namun, banyak merek produk yang tetap memilih untuk tidak menggunakannya karena konsumen yang semakin sadar akan bahan kosmetik lebih memilih produk berlabel “Paraben Free (bebas paraben).” Bingung? Mari kita bahas lebih lanjut.

Apa Itu Paraben?

Paraben adalah sejenis senyawa ester (pengawet) yang digunakan dalam berbagai produk kecantikan untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi—yang bisa membuat produk cepat rusak.

Beberapa jenis paraben yang umum digunakan dalam kosmetik dan perawatan rambut adalah methylparaben, ethylparaben, butylparaben, dan propylparaben.

Biasanya, ada lebih dari satu jenis paraben yang digunakan dalam satu produk karena kombinasi pengawet yang ada dapat melindungi berbagai jenis mikroorganisme.

Intinya: Semakin banyak pengawet dalam suatu produk, semakin lama masa simpannya.

Kenapa Paraben Dianggap Berbahaya?

Paraben memiliki struktur kimia yang mirip dengan estrogen—hormon yang dapat memicu pertumbuhan dan pembelahan sel payudara, termasuk sel kanker.

Namun, hal ini baru diketahui pada tahun 2004 ketika Dr. Philippa Darbre menemukan paraben dalam tumor kanker payudara, sehingga muncul dugaan bahwa zat ini bersifat karsinogenik.

Meski begitu, ACS segera mengklarifikasi bahwa studi tersebut tidak membuktikan bahwa paraben menyebabkan kanker, melainkan hanya menemukan keberadaannya dalam tumor.

Selain itu, paraben memiliki sifat estrogenik yang sangat lemah dibandingkan estrogen alami dalam tubuh.

Dengan kata lain: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa paraben langsung menyebabkan kanker, tetapi kekhawatiran sudah terlanjur menyebar luas.

Apakah Paraben Bisa Menyebabkan Kanker?

Jawabannya masih belum pasti. Studi yang menemukan paraben dalam tumor memiliki kelemahan, sehingga hasilnya masih diperdebatkan.

FDA dan ACS menegaskan bahwa dalam kadar rendah—sekitar 0,04 persen per paraben dalam kosmetik—zat ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan manusia.

Namun, karena ketakutan publik, banyak merek memilih untuk menghindari paraben dan beralih ke pengawet lain.

Jadi, Paraben Aman atau Tidak?

Menurut ahli kimia kosmetik Joseph Cincotta, PhD, keputusan akhirnya ada di tangan konsumen.

Beberapa ahli berpendapat bahwa paraben lebih lembut dibandingkan pengawet lain dan tidak perlu dihindari sepenuhnya.

Penelitian juga menunjukkan bahwa paraben dalam produk perawatan kulit dan rambut tidak menembus kulit secara mendalam dan dapat dikeluarkan melalui urin.

Bahkan, 99 persen orang di AS ditemukan memiliki jejak paraben dalam urinnya, yang menunjukkan bahwa zat ini sangat umum dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, kekhawatiran bukan hanya soal kanker. Karena paraben menyerupai estrogen, ada dugaan bahwa zat ini bisa mengganggu sistem endokrin, yang berpotensi menyebabkan masalah reproduksi dan hormon.

Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa efek paraben jauh lebih lemah dibandingkan estrogen alami atau hormon dari pil KB.

Fakta menarik: Uni Eropa melarang label “bebas paraben” karena bisa menyesatkan konsumen dengan menganggap paraben selalu berbahaya.

Paraben Mana yang Perlu Dihindari?

Menurut Cincotta, paraben dengan rantai pendek seperti methylparaben lebih aman karena larut dalam air dan tidak menembus kulit secara mendalam. Yang lebih berisiko adalah paraben dengan rantai panjang seperti isobutylparaben dan butylparaben, karena dapat menumpuk dalam lemak tubuh.

Jika ingin berhati-hati, hindari produk dengan isobutylparaben dan butylparaben.

Produk Apa Saja yang Mengandung Paraben?

Paraben dapat ditemukan dalam berbagai produk kosmetik, makanan, dan obat-obatan. Jika ingin menghindarinya, cari produk dengan label “bebas paraben.”

Kesimpulan: Debat Ini Belum Berakhir

Menurut Cincotta, kita mungkin akan melihat tren kembali ke paraben karena beberapa pengawet alternatif ternyata lebih banyak menyebabkan iritasi.

Bagaimanapun, pengawet tetap diperlukan dalam produk kecantikan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Tanpa pengawet, risiko infeksi akibat produk yang terkontaminasi bisa lebih berbahaya dibandingkan potensi risiko paraben itu sendiri.

Pada akhirnya, pilihlah yang paling sesuai untukmu! 


(Artikel ini disadur dari Cosmopolitan UK / Perubahan bahasa telah dilakukan oleh penulis/Salsa Meilivia/ Image: Doc. Photo by Cosmopolitan UK).