Cara Jitu Menghilangkan Jerawat & Folliculitis di Area Bokong

Rachel Angella 01 Apr 2023

Kamu akan berpikir setelah lebih dari satu dekade berurusan dengan jerawat hormonal, saya telah dapat melewati masa-masa itu sekarang, tetapi sayangnya, rasa sakit serta benjolan yang berdenyut masih terus-menerus muncul di seluruh tubuh saya. I’m talking about chest acne, back acne, mask acne, and yup, butt acne. Meski butt breakouts (dan seluruh jerawat pada umumnya) merupakan hal yang normal dan sangat biasa untuk dialami, aku masih merasa seperti saya melewati sesuatu. Saya merasa seperti tidak peduli berapa banyak spot treatment dan sabun penghilang jerawat yang rajin saya gunakan, benjolan-benjolan jerawat itu tetap bertahan di kulitku. Dan saat itulah saya belajar bahwa menghilangkan jerawat di area bokong bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan – pada kenyataannya, mungkin itu sebenarnya bukan jerawat!

Di satu sisi kamu bisa mengalami breakout dengan jerawat-jerawat ‘klasik’ di bokong kamu – yang kumaksud adalah pori-pori yang tersumbat, blackheads, dan whiteheads, benjolan yang muncul ini bisa jadi merupakan kondisi kulit lain yang menyamar seperti jerawat, seperti folikulitis, hidradenitis suppirativa, maupun keratosis pilaris (Tenang saja Cosmo Babes, seluruh istilah ini akan kujelaskan pada paragraf selanjutnya). Dan yang membuatnya ‘sangat menyenangkan’, seluruh kondisi yang kusebutkan sebelumnya memiliki penyebab dan perawatan yang berbeda-beda, which means untuk menghilangkan benjolan yang ada di bokong kamu harus terlebih dahulu mengetahui jenis jerawat mana yang sedang kamu hadapi.

Tetapi di situlah aku datang untuk membantumu! Saya sudah berbicara dengan empat dermatologist yang pastinya sudah ahli di bidang ini– Neda Mehr, MD; Shereene Idriss, MD; Tiffany Libby, MD; dan Morgan Rabach, MD– untuk memecahkan segala permasalahan dari masing-masing jenis “butt acne” dan bagaimana cara merawatnya. Teruslah simak artikel ini untuk mengetahui 10 penyebab terbesar munculnya benjolan di bokongmu.

Apa penyebab “butt acne”?

“Selayaknya jerawat yang tumbuh di area lain, jerawat yang tumbuh di area bokong disebabkan oleh produksi minyak berlebih. Hormon, rasa stres, genetika, dan makanan favoritmu dapat memicu kelenjar minyakmu untuk bekerja lebih keras, and yes, you guess it right– menyebabkan pori-pori di kulitmu membesar (yup, termasuk pori-pori di bokongmu)” ucap Dr. Mehr. Sementara menurut Dr. Rabach, setelah pori-pori membesar, bakteri akan menetap di area tersebut, menciptakan inflamasi, menyumbat pori-pori, and boom – memunculkan butt acne. Pada posisi duduk kamu akan bertumpu pada bokongmu, sehingga sangat mudah baru pori-pori untuk tersumbat, itulah sebabnya benjolan di area bokong sangat umum untuk dialami oleh setiap manusia.

Biarkan Cosmo memberimu sebuah rahasia– kebanyakan kasus yang dianggap sebagai jerawat bokong, sebenarnya bukan betul-betul jerawat! Are you surprised? Hal ini disebabkan oleh seringnya intensitas gesekan oleh bokong dengan pakaian, saat kamu sedang duduk, berjalan, dan berolahraga yang menyebabkan mudahnya area pori-pori tersebut menjadi sarang bagi bakteri untuk berkembang biak, which brings us to..

Jenis jerawat bokong dan butt bump yang paling umum

Sebelum kamu membeli serangkaian lotion yang meng-klaim dapat membasmi butt acne, hal pertama yang seharusnya kamu cari tahu adalah jenis benjolan yang sedang kamu hadapi. Biarkan Cosmo memberi kamu sedikit gambaran mengenai jenis benjolan yang paling umum dimiliki oleh orang-orang (Although, menurut Cosmo kamu tetap harus konsultasi dengan dermatologist untuk mengkonfirmasi hal ini, ya!)

1. Clogged pores

Pada dasarnya, clogged pores adalah awal mula dari segala istilah-istilah jerawat yang kamu kenal. Saat minyak, kotoran, dan sel kulit mati terperangkap di lapisan kulitmu, hal-hal tersebut menyumbat pori-pori dan menghasilkan benjolan (yang biasa kita sebut dengan jerawat). “Jerawat didefinisikan dengan adanya komedo­– entah komedo yang terbuka atau blackheads, atau komedo yang tertutup atau whiteheads,” ujar Dr. Rabach. Basically, jerawat akan terlihat seperti.. jerawat: gabungan antara whiteheads dan blackheads, serta tidak menutup kemungkinan untuk cystic zit.

2. Folliculitis

Folliculitis muncul saat akar rambut-rambut halus terinfeksi atau mengalami inflamasi, yang akhirnya menyebabkan munculnya benjolan. Hal ini juga menjadi alasan umum munculnya butt acne.Folliculitis biasanya terlihat seperti benjolan kecil berwarna merah atau merah muda (biasanya pada kulit yang memiliki warna lebih terang), atau ungu maupun cokelat (pada warna kulit yang lebih gelap), dan benjolan ini biasanya memiliki whiteheads kecil yang terdapat di ujung pemukaannya. Namun berbeda dengan jerawat biasa, benjolan folliculitis disebabkan oleh folikel rambut yang terhalang karena inflamasi, yang mengakibatkan infeksi ringan di dalam folikel” lanjut Dr. Libby.

Folliculitis dan jerawat mungkin terlihat mirip bagi orang awam, tetapi ada beberapa perbedaan kunci yang dapat dilihat dengan jelas oleh dermatologist: (1) Berbeda dengan whitehead, yang bisa menjebak rambut di atas permukaan kulit, “folliculitis memiliki rambut di tengah-tengah benjolan yang terinfeksi, dan bagian putih terdapat di ujung benjolan biasanya merupakan sel kulit mati atau sel darah putih.” Ujar Dr. Rabach; dan (2) ketika whiteheads biasanya muncul dalam bentuk satu benkolan, folliculitis muncul dalam bentuk cluster berukuran serupa dengan benjolan yang mirip dengan whitehead.

3. Keratosis pilaris

Kerastosis pilaris (KP) adalah kondisi di mana keratin-keratin berlebih menumpuk di folikel rambut, menjadikan benjolan-benjolan kasar berwarna merah atau coklat (tergantung pada warna kulitmu) yang biasanya muncul di bagian belakang lengan, paha, dan bokong. KP biasanya muncul karena faktor genetik dan sangat umum dimiliki (Hi kepada 40% orang dewasa yang memilikinya), dan meski hingga kini belum ada cara untuk “mengobati” keratosis pilaris, terdapat beberapa alternatif perawatan profesional maupun perawatan di rumah yang dapat kamu lakukan untuk menyamarkannya: 

  • Chemical exfoliants, yaitu dengan bahan eksfoliator aktif seperti glycolic dan lactic acid, dapat membantu menyamarkan benjolan dari waktu ke waktu. Bagi pemula, eksfoliator yang halus lebih disarankan, oleh karena itu mulai dengan lactic acid-based lotion setiap malamnya, dan pijat perlahan benjolan tersebut dengan acid-based scrub satu kali seminggu.
  • Perawatan Pulsed Dye Laser (PDL) dapat membantu menyamarkan benjolan berwarna merah atau coklat yang disebabkan oleh keratosis pilaris dengan menyempitkan pembuluh merah di kulit. Biaya perawatan PDL ini bisa mencapai Rp 7.687.000,-/perawatan, dan kamu membutuhkan 3 – 6 kali perawatan yang dijarakkan setiap kurun waktu 1 bulan.
  • Laser hair removal dapat membantu menghancurkan folikel rambutmu, yang di mana akan mencegah rambut untuk tumbuh (dan terperangkap di dasar kulit). Harga dan frekuensi untuk perawatan ini sangat beragam, namun biasanya biaya untuk perawatan ini mulai dari Rp 4.600.00,-/perawatan, dan membutuhkan 4 -6 kali perawatan yang dijarakkan setiap kurun waktu 1 bulan.

4. Hidradentis suppurativa

Hidradentis suppurativa (HS), a.k.a. acne inversa merupakan kondisi di mana kelenjar keringat terinfeksi dan menimbulkan benjolan besar yang menyakitkan (dalam kasus yang ringan), atau bisul besar yang berisi darah dan nanah (dalam kasus parah). HS biasanya timbul di daerah yang berkeringat, seperti bokong, ketiak, selangkangan, dan area di bawah payudara­– yang biasanya terlihat seperti jerawat yang sangat besar maupun cystic zits di bawah permukaan kulit. Meskipun HS adalah jenis jerawat yang paling umum dari segala kemungkinan butt acne pada daftar ini, jenis ini adalah jerawat yang membutuhkan perawatan intensif dari dermatologist.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah kamu sedang dihadapi dengan hidradentis suppurativa adalah apabila benjolanmu terlihar lebih besar dan terasa lebih menyakitkan dibanding dengan zit kecil, dan / atau benjolan ini terus muncul di area yang sama persis dengan sebelumnya. Jika kamu tidak yakin, buatlah janji dengan dermatologist-mu yang sekiranya mampu mengidentifikasi HS dan mengobatinya sebelum benjolan ini berkembang lebih parah lagi. Perawatan dapat berkisar dari antibiotik topikal dan obat oral, hingga membutuhkan injeksi steroid dan obat yang disuntik apabila kasusmu dikategorikan ke dalam kasus berat.

Mengapa saya memiliki jerawat yang tumbuh di bokong?

Alasan kamu memiliki jerawat di bokongmu tergantung pada apa jenis jerawat yang tumbuh. Folliculitis di bokong biasanya terjadi karena gesekan dari folikel rambut, sedangkan jerawat biasa disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat oleh minyak, keringat, kulit mati, dan kotoran. “Penyebab utama adalah iritasi dari pakaian yang bergesekan dengan kulit bokong– seperti celana gym yang ketat yang dapat memerangkap keringat, minyak, dan bakteri,” ucap Dr. Libby.

Dr. Mehr juga mengingatkan bahwa produk perawatan kulit yang kasar, reaksi alergi, atau pertumbuhan bakteri berlebih juga dapat menjadi alasan tumbuhnya butt acne, karena semuanya menginflamasi folikel rambut atau membuat kulitmu iritasi.

Apakah saya boleh memencet jerawat yang tumbuh di bokong?

Idealnya, kamu tidak boleh memencet jerawat. Bukan hanya karena memencet butt acne akan membuat peradangan lebih buruk (atau menyebarkan infeksi ke area lain di kulitmu), tetapi juga dapat berujung pada luka dan hiperpigmentasi. Mencoba untuk memencet jerawat adalah hal yang tidak mungkin untuk dilakukan (jerawat tersebut tidak terkoneksi dengan permukaan kulitmu, jadi benjolan tersebut tidak dapat dipencet) dan juga dapat berujung pada inflamasi yang membutuhkan antibiotik, injeksi, maupum perawatan intensif lainnya. Not great.

Bagaimana cara menghilangkan jerawat di bokong?

Tahap pertama dalam menghilangkan jerawat di bokongmu adalah dengan mendapatkan diagnosis profesional dari dermatologist, karena kamu hanya dapat memberikan perawatan yang tepat untuk butt acne setelah kamu mengetahui jenis jerawat seperti apa yang sedang kamu hadapi. Di mana banyak kasus butt acne (we’re talking about HS dan hormonal acne) membutuhkan perawatan dokter, folliculitis, classic zit, dan keratosis pilaris dapat dirawat dengan campuran produk dan mengubah beberapa aspek dari gaya hidupmu. Jadi, setelah kamu membuat janji untuk bertemu dengan dermatologist, mulai dengan cara-cara di bawah ini:

1. Rawat butt acne dengan sabun yang memiliki kandungan benzoyl peroxide atau salicylic acid

Jika kamu dihadapi dengan butt acne sebenarnya, Dr. Libbu dan Shereene Idriss, MD, merekomendasikan kamu untuk mencoba acne wash yang diformulasi dengan benzoyl peroxide yang akan membunuh bakteri penyebab jerawat. Agar kamu memberi waktu yang cukup untuk benzoyl peroxide bekerja di kulitmu, sebelum bilas kamu dapat memijat area yang terinfeksi dengan bakteri dan biarkan selama 3 menit dan melakukannya satu kali dalam seminggu (catatan: benzoyl peroxide biasanya digunakan sebagai pemutih pakaian, jadi pastikan kamu membilasnya dengan bersih).

Jika kulitmu tidak menunjukkan reaksi baik terhadap benzoyl peroxide, entah karena alergi maupun iritasi pada kulit, kamu juga dapat mencoba salicylic acid, baik yang terkandung pada sabun mandi, spot treatment, atau skin mist yang akan meruntuhkan pori-pori yang tersumbat. 

2. Menghaluskan butt bump menggunakan eksfoliator

Meski kamu tidak bisa menggunakan eksfoliator untuk menghilangkan butt acne secara langsung– dan faktanya menggosok butt acne atau folliculitis-mu dengan scrub yang kasar dapat menyebabkan inflamasi pada area bokong. Oleh karena itu, Dr. Mehr menyarankan untuk memijat dengan lembut area bokong pada saat mandi dengan acid-based body wash dan sillicone scrubber (ini akan membantu mengangkat sel kulit mati agar perawatan selanjutnya dapat bekerja lebih efektif), kemudian gunakan chemical exfoliant seperti acid-based skin pad saat kulit sudah kering. Kamu dapat menggunakan produk yang memiliki kandungan alpha-hydroxy acid (AHA, seperti lactic atau glycolic acids) atau beta-hydroxy acids (BHA, seperti salicylic acid) untuk membersihkan pori-pori yang tersumbat.

3. Obati butt acne dengan antibiotik

Jika kamu sudah mencoba segala hal yang Cosmo sarankan (sabun mandi, scrub, spot treatment, dan mengubah gaya hidup) setidaknya 6 minggu secara konsisten dan benjolan di area bokong masih belum juga teratasi, mungkin ini saatnya kamu membuat jadwal pertemuan dengan dermatologist untuk meminta resep obat yang dapat menenangkan inflamasi dan mengurangi bakteri pemicu butt acne dan folliculitis. Dermatologist-mu dapat mulai dengan meresepkan topical antibiotics, seperti lightweight clindamycin lotion atau clindamycin and retinol-based serum, atau oral antibiotic seperti broad-spectrum doxycycline atau Serysara.

4. Coba hormonal acne treatments untuk butt bumps.

Jika topical antibiotics atau pengobatan yang kamu lakukan di rumah belum bisa meredakan butt acne, kamu dapat meminta doktermu untuk meresepkan spironolactone atau oral birth control, keduanya dapat membantu mengurangi dan mengatur produksi androgens yang membuat kulitmu memproduksi minyak berlebih.
Pengobatan super-effective lainnya yang dapat kamu coba adalah isotretinoin, a.k.a. Accutane yang dapat mengecilkan kelenjar minyak secara permanen. Namun, cara pengobatan ini harus dilakukan bersamaan dengan tes darah rutin, sehingga cara ini tentunya membutuhkan pengaawasan dengan dokter.

5. Membersihkan pori-pori yang tersumbat dengan chemical peel

Jika butt acne yang timbul di tubuhmu disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat (dapat terjadi jika kamu sering berkeringat atau memiliki jenis kulit berminyak), Dr. Rabach merekomendasi untuk mencoba chemical peel untuk mendorong proses pelepasan kulit mati. Chemical peel biasanya berupa acid-based solution (glycolic, lactic, mandelic, dan TCA) untuk menghilangkan lapisan atas kulit, sehingga bisa mengurangi hyperpigmentation, menstimulasi produksi kolagen, dan menghaluskan benjolan atau tekstur yang tidak merata. 

Chemical peels memiliki kekuatan yang berbeda-beda, biasanya kandungan yang keras pada chemical peel hanya bisa kamu dapatkan melalui resep dokter, dan dapat dilakukan sekali dalam 4 – 6 minggu. Namun untuk perawatan yang lebih ringan, kamu dapat mencoba chemical peel di rumah sekali dalam 2 minggu. Kedua jenis perawatan ini memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengangkat kulit mati dan menghaluskan tekstur dari butt acne.

Catatan penting: Chemical peel dengan kandungan yang keras hanya akan membantu luka jerawat– bukan keratosis pilaris, hidradenitis suppurativa, atau folliculitis (dan dapat membuat kondisi-kondisi tersebut memburuk). Jadi, pastikan kamu sudah berkonsultasi dengan ahli kulit untuk mengetahui perawatan seperti apa yang kamu butuhkan.

6. Gunakan pakaian dalam yang ringan dan kering untuk mencegah iritasi

“Menggunakan bahan pakaian non-breathable seperti bahan nilon dan polyester dapat memunculkan cellophane-like barrier di sekitar area kulit,” ujar Dr. Mehr, menahan keringat dan bakteri di area bokong. Lapisan ini tidak hanya mendorong bakteri masuk ke pori-pori, namun kombinasi keringat dan friction juga dapat menimbulkan folliculitis– terjadinya inflamasi pada kulit dan jerawat yang disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat.

Saat kamu harus menggunakan pakaian olahraga yang tight-fit, alternatif yang dapat kamu coba agar kulitmu dapat tetap ‘bernafas’ adalah cotton activewear untuk membantu mencegah tersumbatnya keringat di area kulitmu. Pastikan kamu langsung mengganti pakaian sesampainya di rumah, dan bilas seluruh badanmu, and it leads us to…

7. Mandi setelah kamu melakukan aktivitas yang menimbulkan keringat

Pakaianmu yang berkeringat dipenuhi dengan dengan kotoran, minyak, dan keringat, yang dapat memicu iritasi pada area kulit. Setelah kamu selesai berolahraga maupun kegiatan lainnya yang membuatmu berkeringat, take a quick shower! Apabila kondisimu tidak memungkinkan untuk mandi, kamu dapat menggunakan tisu basah tanpa pewangi, kemudian semprotkan salicylic acid spray sebelum berganti pakaian.

8. Mengobati folliculitis dengan laser hair removal

Folliculitis disebabkan oleh inflamasi yang terjadi di folikel rambut, sehingga biasanya dapat diobati dan dicegah dengan melakukan laser hair removal. “Kunci utama untuk menangani folliculitis adalah menghilangkan akar dari folikel rambut,” kata Dr. Mehr, bakteri yang menyebabkan folliculitis masuk melalui pori-pori yang kemudian tersumbat di folikel rambut. Oleh karena itu, saat kamu menghilangkan rambut, area folikel menjadi lebih sempit dan membuat bakteri lebih sulit untuk masuk dan menyebabkan inflamasi. Hal yang perlu kamu ingat adalah laser hair removal bukan menjadi solusi untuk sepenuhnya menghilangkan folliculitis, namun merupakan salah satu cara jitu untuk mencegah bumps di kedepan hari.

9. Hindari menggunakan active ingredients yang berlebihan

Butt bumps dapat menimbulkan rasa sakit, inflamasi, dan rasa gatal, sehingga meski kamu berpikir bahwa kamu sudah menemukan solusi seperti body scrub, active ingredient yang berlebihan hanya akan memperparah permasalahan kulitmu. Kunci untuk menghadapi butt acne– atau jenis butt bumps lainnya–adalah dengan kesabaran dan kelembutan. Please be gentle with your skin, even if you really don’t want to.

Contoh: Jika kamu mandi setiap hari, jangan menggunakan intense acne wash dan acne pad yang cukup kuat setiap harinya secara bersamaan. Instead, berikan jeda untuk active ingredients skin care-mu dan gunakan satu jenis saja dalam satu hari. Hindari menggunakan exfoliating pad di hari kamu menggunakan benzoyl peroxide atau salicylic acid wash, kamu dapat mensubstitusinya dengan pembersih dengan kandungan yang lebih lembut seperti tea tree oil, niacinamide, glycerin, atau panthenol untuk membuat kulit lebih halus dan menahan kelembapan di hari tersebut. Pastikan di akhir tahap perawatan, kamu menggunakan oil-free moisturizer, terutama di hari di mana kamu menggunakan produk dengan kandungan yang keras.

10. Ganti produk pencuci pakaian jika dirasa menyebabkan iritasi

Folliculitis dan keratosis pilaris dapat dengan mudah diperparah dengan bahan kimia yang kasar, scrub, bahkan formula yang terlihat ringan, seperti fragrance dan pewarna. Well surprisingly, deterjen dan pelembut pakaian dapat meninggalkan residu yang berpotensi membuat kulit menjadi iritasi dan muncul benjolan pada area-area sensitif di kulit. Ganti produk pembersih menjadi hypoallergenic yang tidak memiliki aroma, cuci kembali sprei serta pakaian, dan perhatikan jika kulitmu mulai lebih baik setelah beberapa minggu, let us know the result!