Self-Compassion: 5 Cara Memaafkan Diri Sendiri dan Melangkah Maju

Redaksi 2 16 Apr 2025

Ada kalanya kamu merasa kecewa pada diri sendiri, mungkin karena sebuah keputusan yang keliru, kegagalan yang menyakitkan, atau hanya karena kamu merasa tidak cukup baik. Dalam momen seperti ini, mudah sekali untuk terjebak dalam penyesalan bahkan mengkritik diri dengan keras.

Tapi, terus-menerus menyalahkan diri sendiri tidak membuatmu lebih baik, justru bisa menghambat langkahmu untuk tumbuh dan berubah.

Di sinilah self-compassion atau belas kasih terhadap diri sendiri jadi sangat penting.

Self-compassion bukan berarti memanjakan atau membenarkan kesalahan, tapi tentang bagaimana kamu memberi ruang untuk memahami, memaafkan, dan merawat dirimu sendiri seperti kamu memperlakukan orang lain yang sedang terluka.

Yuk, kenali lebih dalam bagaimana kamu bisa mempraktikkan self-compassion dan pelan-pelan belajar memaafkan diri sendiri.

1. Akui Lukamu Tanpa Menghakimi

Langkah pertama dari self-compassion adalah berani mengakui bahwa kamu sedang terluka, tanpa perlu merasa lemah atau menghakimi perasaanmu sendiri. Menurut Dr. Kristin Neff, salah satu peneliti utama dalam bidang ini, “Self-compassion involves being touched by and open to one’s own suffering”.

Saat kamu bisa jujur pada perasaanmu sendiri, kamu memberi kesempatan bagi dirimu untuk menyembuhkan. Tidak perlu menyangkal rasa kecewa atau bersalahmu, cukup hadir bersamanya, lalu perlahan lepaskan dengan kelembutan.

2. Mengganti Kritik dengan Kebaikan Diri

Seringkali, kamu mungkin terbiasa berbicara ke diri sendiri dengan kata-kata yang tajam: “Aku bodoh”, “seharusnya aku tidak melakukan itu” dan lain-lain. Tapi coba bayangkan jika kamu berkata seperti itu ke sahabatmu yang sedang jatuh, pasti tidak tega, kan? Nah, perlakukan dirimu dengan cara yang sama.

Dalam jurnal Personality and Social Psychology Review (Neff & Germer, 2009), disebutkan bahwa self-kindness adalah inti dari self-compassion, dan ini terbukti membantu mengurangi stres serta meningkatkan motivasi untuk berubah.

3. Menyadari Bahwa Kamu Tidak Sendiri

Rasa bersalah kadang membuatmu merasa seolah kamu satu-satunya orang yang gagal atau melakukan kesalahan. Padahal, semua orang pernah berada di titik itu. Konsep common humanity dalam self-compassion mengajakmu untuk sadar bahwa kamu bukan satu-satunya yang terluka, kecewa, atau salah langkah.

Dengan memahami bahwa rasa sakit adalah bagian dari pengalaman manusia, kamu bisa berhenti mengisolasi diri dan mulai membangun kembali koneksi, terutama dengan dirimu sendiri.

4. Melatih Mindfulness di Tengah Penyesalan

Saat pikiran dipenuhi penyesalan, kamu mungkin tergoda untuk terus mengulang momen yang sama dalam kepala. Di sinilah latihan mindfulness bisa membantu.

Mindfulness mengajarkan kamu untuk menyadari pikiran dan perasaan yang muncul tanpa langsung menilainya. Dalam Journal of Clinical Psychology (Shapiro et al., 2007), mindfulness terbukti membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepekaan emosional terhadap diri sendiri.

Saat kamu hadir sepenuhnya di saat ini, kamu punya kekuatan untuk memilih terus terjebak di masa lalu, atau mulai mengambil langkah kecil ke depan.

5. Memberi Diri Sendiri Kesempatan untuk Maju

Setelah memberi ruang untuk rasa sakit, saatnya menata ulang langkahmu. Memaafkan diri sendiri bukan soal melupakan kesalahan, tapi memberi kesempatan baru untuk belajar dan bertumbuh.

Kamu bisa memulainya dengan refleksi jujur: “Apa yang bisa kupelajari dari pengalaman ini?” dan “Apa yang bisa kulakukan dengan lebih bijak ke depannya?”. Dengan cara ini, kamu tak hanya memaafkan, tapi juga membangun masa depan yang lebih sehat, lebih penuh kasih, dan lebih selaras dengan siapa dirimu yang sebenarnya.