Semua Yang Bisa Kita Pelajari Tentang Marketing dari Aldrich Gopal
Cosmo mewawancarai Aldrich Gopal selaku Head of Marketing P&G Indonesia tentang seluk beluk dunia marketing yang dinamis, tantangan serta keseruan dalam beradaptasi terhadap perubahan, dan betapa pentingnya menjadi diri sendiri yang otentik baik saat bekerja maupun saat menjalani kehidupan personal. We’re inspired!
Hai Aldrich! Bisakah Anda jelaskan lebih tentang diri Anda dan perjalanan karier di dunia marketing?
Saya setengah Filipina dan setengah Malaysia, saya lahir di Filipina dan tumbuh besar di sana sampai usia 18 tahun. Saya pun bersekolah sampai lulus di sana. Saya mengambil jurusan manajemen ekonomi, jadi sebenarnya saya tidak berangkat dari jurusan marketing sama sekali, meski ada beberapa kelas tentang marketing di manajemen ekonomi. Lalu, ketika sudah tiba waktunya untuk melamar pekerjaan, ada banyak sekali perusahaan yang hadir di job fair. Tapi saya memilih untuk mendatangi Procter and Gamble (P&G) karena mereka punya donat gratis! Jika ada makanan gratis, maka di situlah saya berada, haha!
Saya pun mendaftarkan diri di P&G karena ia adalah salah satu perusahaan teratas di Filipina. Ia sudah berdiri lama, prestis, dan semua orang selalu mengincar untuk melamar di sana, apalagi karena beberapa badan pemerintahan resmi di Filipina juga banyak bekerja sama dengannya. Saya mendorong diri untuk ingin menjajal P&G dan belajar dari perusahaan tersebut. Saya pun diberi kesempatan untuk wawancara, dan mereka langsung menawarkan saya pekerjaan di Singapura!
Saya harus meninggalkan Filipina dan langsung bekerja di Singapura. Bayangkan, saya baru saja berusia 19 tahun dan itu kali pertama saya menjejakkan kaki ke luar rumah. Saya tak tahu caranya memasak, atau menyetrika, ataupun mencuci, tapi saya tetap pergi ke Singapura. Seru sekali! Itulah saat saya mengawali karier saya di P&G pada tahun 2008.
Saya mengerjakan peran marketing untuk ranah global dan regional di P&G Singapura selama tujuh tahun, hingga saya dipromosikan sebagai brand manager. Peran saya adalah selalu untuk produk perawatan kecantikan, seperti Pantene, Head & Shoulders, Herbal Essences, Vidal Sassoon. Lalu saya dikirim ke sini, Indonesia, pada tahun 2015 untuk menggarap beberapa ide, dan beberapa tahun lalu, saya dipromosikan menjadi Head of Marketing di sini. Itulah perjalanan karier saya yang sudah hampir 13 tahun. Terasa sudah lama, tapi selama ini selalu menyenangkan.
Jika Anda tidak berangkat dari jurusan marketing, lalu apa yang membuat Anda jatuh cinta pada dunia marketing?
Ada dua alasan. Pertama, karena di P&G secara teknis tak hanya selalu tentang memasarkan, tapi juga tentang rasa memiliki mereknya. Marketing bukan hanya untuk menciptakan komunikasi terhadap produk-produknya, tapi juga untuk menyelesaikan suatu masalah. Semisal ada masalah di area yang berkenaan dengan peraturan, marketing akan membantu menyelesaikannya. Kalau ada masalah di penjualan, marketing juga yang akan membantu. Marketing bisa teraplikasikan di mana saja, itulah bagian yang saya sukai.
Itu pula yang saya sukai dari P&G, perusahaan ini memiliki keberagaman. Ada ruang untuk ekstrover dan introver, orang Filipina dan Indonesia, di dalam satu perusahaan. Itu adalah salah satu wujud dasar pikiran perusahaan, bahwa kami sama beragamnya dengan konsumen yang kami layani. Di P&G ada banyak pemimpin kuat yang tak bertujuan untuk mengubah Anda. Mereka justru bertujuan agar Anda menjadi diri Anda yang sesungguhnya, dan jadi lebih baik lagi.
Jika bisa disimpulkan, menjadi otentik adalah sebagian besar peran yang bisa membuat kita optimal saat bekerja, ya.
Betul, Anda bisa improve namun tak perlu kehilangan jati diri Anda. Coba saja tanyakan pada kolega saya, siapa diri saya dalam wawancara ini dan siapa saya ketika di kantor, saya tetaplah sevokal ini, setransparan ini, dan sejujur ini, sama seperti yang Anda lihat sekarang. Ini penting, karena akan sangat melelahkan jika Anda punya karakter berbeda saat bekerja versus karakter berbeda ketika di rumah. Yang paling baik adalah Anda mampu meningkatkan kemampuan diri, dan terus-menerus jadi lebih baik lagi.
Photographer: Insan Obi
Stylist / Sr. Beauty Editor: Astriana Gemiati
(Givania Diwiya / FT / Layout: Severinus Dewantara)