Girls, Tertarik Melakukan Breast Augmentation? Simak Segala Informasinya di Sini!
Seperti apa konsep bentuk tubuh yang ideal versi kamu, dear?
Apakah itu memiliki perut yang rata? Pinggang yang ramping? Atau bentuk payudara yang bervolume sehingga terlihat lebih menarik saat menggunakan segala outfit?
Apa pun itu selalu ada cara untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal tersebut, babes! Kali ini Cosmo akan membahas secara mendalam tentang salah satu operasi estetika yang semakin ramai dilakukan yaitu breast augmentation. FYI, tindakan operasi estetika satu ini bertujuan untuk menambah volume dan atau memperbesar payudara dengan menggunakan implan.
“Breast augmentation masuk ke dalam lima besar operasi estetika yang digemari, bersamaan dengan rhinoplasty atau operasi hidung dan operasi estetika di area mata yang juga banyak penggemarnya,” ujar Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Subspesialis Estetik Lanjut dari Aesthetic Center Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Surabaya, yakni dr. Beta Subakti Nata’atmadja, Sp,B.P.R.E.,Subsp.E.L(K).
Mungkin akan muncul juga pertanyaan: “Memangnya seperti apa sih bentuk payudara ideal di mata tenaga medis profesional?”. dr. Beta pun menjelaskan bahwa secara estetika bentuk payudara ideal adalah saat ukurannya cukup (tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar), memiliki volume dan berbentuk teardrop atau seperti kosong di bagian atas and bulat berisi di bagian bawahnya. “Biasanya posisi ideal payudara juga simetris yaitu berada di bagian dada depan di sisi atas,” terangnya.
Siapa Saja yang Memerlukan Prosedur Breast Augmentation?
Breast augmentation sendiri masuk ke dalam kategori operasi estetika, di mana operasi tersebut umumnya bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan quality of life dari pasiennya. Tentu operasi ini juga memiliki beberapa karakteristik pasien tertentu yang membutuhkannya.
Mari kita lihat apakah kamu masuk ke dalam yang memerlukan breast augmentation?
“Pertama adalah mereka yang secara genetik memang payudaranya kecil dan menginginkan bentuk yang lebih besar dan bervolume. Kedua, mereka yang memiliki payudara bervolume, lalu karena berbagai faktor seperti hamil dan menyusui, akhirnya mengalami volume loss atau mengendur. Ada juga pasien yang mengalami volume loss karena penuaan dan penurunan berat badan yang cukup drastis,” ungkap dr. Beta.
Apa Saja Step By Step yang Ditempuh Sebelum Melakukan Breast Augmentation?
Setiap pasien yang akan melakukan breast augmentation tentu wajib melakukan konsultasi terlebih dahulu bersama dokter spesialis. Tahap ini terbilang penting pasien dapat memberikan pertanyaan seputar operasi dan membahas lebih dalam mengenai bentuk payudara yang diinginkannya kepada dokter. Dokter spesialis pun nantinya akan memberi penjelasan detai, mengenai detail tentang prosedur, efek samping, serta risikonya, serta memahami keinginan dari pasien.
Selanjutnya pasien wajib menjalani screening kesehatan menyeluruh sebelum diputuskan apakah bisa dilakukan breast augmentation atau tidak. “Pasien harus melakukan tes kesehatan lengkap seperti USG payudara dan mammography untuk memastikan kondisi payudaranya sehat dan siap menerima tindakan operasi,” ujar dr. Beta. Apabila lulus screening kesehatan dengan baik, pasien akan menjalani proses desain dan/atau gambar bentuk payudara yang diinginkan. Setelah menjalani prosedur operasi breast augmentation, pasien akan menjalani observasi paska tindakan tersebut.
Hal menarik yang juga menjadi catatan dr. Beta adalah selain lolos dalam pemeriksaan secara fisik, pasien juga harus berada di kondisi psikologis yang baik bahwa ia memang melakukan operasi estetik ini atas kemauan diri sendiri bukan berdasarkan dorongan orang lain.
Pentingnya Memilih Bahan Implan yang Tepat
Memilih mana implan yang tepat untuk setiap pasien adalah faktor penting sekaligus kunci kesuksesan dari sebuah breast augmentation. Di sini para pasien sebaiknya berkonsultasi dan mendapat informasi tentang kelebihan serta risiko dari masing-masing jenis implan yang akan digunakan, sebelum mereka memilih mana yang paling sesuai dengan kondisi tubuhnya. Komunikasi antara pasien dan dokter harus dilakukan dengan baik dan sejelas mungkin agar hasilnya dapat optimal.
“Implan yang digunakan ada yang memiliki jenis surface kasar dan halus, kemudian mereka memiliki ukuran serta bentuk yang berbeda-beda. Ada bentuk bulat dan ada juga bentuk teardrop yang mengikuti siluet alami payudara,” ujar dr. Beta. Isi dari implan juga berbeda-beda, ada yang berisi gel silikon, air atau lebih tepatnya cairan saline. “Banyak pasien yang memilih gel silikon karena lebih tahan terhadap gravitasi,” tambah sang dokter.
Teknik Breast Augmentation yang Semakin Canggih
Ilmu medis yang selalu berkembang setiap harinya membuat para dokter juga terus memperbaharui teknik mereka dalam melakukan sebuah prosedur operasi, termasuk dalam perkembangan breast augmentation. dr. Beta menjelaskan bahwa teknik memasukkan implan sendiri bisa dilakukan dari lipatan bawah payudara, ketiak, atau area puting payudara. “Ketiga teknik ini sama saja amannya, namun kembali lagi ke kebutuhan pasien yang akan melakukan breast augmentation,” terang dr. Beta.
Peletakan implan di dalam payudara juga mengalami perkembangannya tersendiri. Dahulu implan sering diletakkan di bawah kelenjar payudara. Lalu ada pula teknik meletakkannya implan tersebut di bawah otot .“Kini, seiring berkembangnya ilmu kedokteran, implan diletakkan setengah di bawah kelenjar dan setengah di bawah otot. Ini adalah teknik yang juga saya gunakan,” jelas dr. Beta. Menurut sang dokter, teknik tersebut tentu lebih baik dibanding kedua teknik sebelumnya. “Studi mengatakan bahwa teknik satu ini paling baik digunakan bagi pasien yang memiliki kulit payudara tipis,” ungkapnya.
Nice info!
Apakah Ada Risikonya?
Perlu diingat bahwa setiap tindakan apalagi operasi medis pasti memiliki risiko terjadinya komplikasi dan efek samping tersendiri. Dan untuk tindakan breast augmentation, dr. Beta menyebut bahwa efek samping yang biasanya muncul adalah luka, lebam dan rasa nyeri setelah operasi. Rasa tidak nyaman tersebut tentu telah diprediksi oleh dokter dan telah disiapkan tindakan pencegahannya agar membantu meringankan efek sampingnya. Jadi para pasien tidak perlu merasa khawatir.
Sedangkan untuk terjadinya risiko komplikasi yang lebih serius, dr. Beta menyebut tentang mungkinnya terjadi capsular contracture. “Kejadian ini terjadi akibat adanya benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh, dalam hal ini implan. Antara benda asing dan tubuh kita, akan tumbuh jaringan luka atau jaringan parut yang bertujuan membatasi dua hal tersebut. Ini adalah hal normal yang secara alami dilakukan oleh tubuh. Namun pada beberapa orang, jaringan ini akan menebal dan mengerut sehingga bentuk implan akan berubah,” jelasnya.
Sang dokter juga mengungkapkan implan dengan permukaan bentuk kasar digunakan untuk mengurangi risiko komplikasi satu ini. “Komplikasi kedua adalah munculnya kanker di capsule, bukan di kelenjar payudara. Probabilitasnya sangat rendah dan jika ditemukan, capsule segera diangkat. Survival rate juga sangat tinggi untuk kasus ini,” tutup dr. Beta.
Berapa Lama Proses Penyembuhannya?
Setelah membaca beberapa informasi penting di atas tentang breast augmentation, mungkin akan muncul sebuah pertanyaan: berapa lama proses penyembuhannya paska melakukan operasi tersebut? Apakah kita perlu mengambil cuti panjang sebelum melakukan breast augmentation agar proses recovery-nya lebih maksimal? Tenang, dr. Beta masih akan membantu menjawab pertanyaan tersebut.
Proses recovery breast augmentation sendiri tidak memakan waktu lama. “Pasien mungkin akan merasakan ketidaknyamanan dalam satu hingga dua hari, pembengkakan selama dua minggu hingga satu bulan,” terang dr. Beta. Untuk itu setelahgpasien keluar dari rumah sakit, dr. Beta menyarankan untuk tetap memerhatikan beberapa hal paska operasi seperti:
- Tidak menggunakan wired bra.
- Menjaga luka operasi tetap kering dan bersih.
- Melakukan diet normal tinggi protein serta mengonsumsi vitamin E selama satu hingga dua tahun ke depan.
- Hindari melakukan olahraga atau gerakan yang terlalu ekstrem seperti mengangkat tangan secara berlebihan.
dr. Beta juga memberi saran kepada pasien breast augmentation untuk melakukan breast massaging yaitu dengan mendorong implan ke atas dan bawah secara teratur selama satu bulan. Setelahnya pasien juga tetap perlu melakukan USG payudara rutin satu tahun sekali untuk mengecek kondisi implannya. Sebab ada kemungkinan implan tersebut mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu.
Aftermath: kita pun perlu lebih mindful terhadap kondisi payudara setelah melakukan breast augmentation.
Simak juga segala hal tentang breast augmentation lebih lengkap melalui video berikut ini: