The Paper Bunny Melansir Koleksi Recraft Yang Mengusung Konsep Keberlanjutan

Dheniel Algamar 07 May 2025

Sejak kehadirannya di Indonesia, koleksi tas dari brand asal Singapura ini telah menempati ruang spesial di hati para Cosmo babes. Dan kini, label ini pun melansir ragam tas yang ingin memberikan perubahan kecil sekaligus berdampak nyata pada lingkungan. Seperti apa? Let’s take a look!

Bertepatan dengan Hari Bumi, label The Paper Bunny (TPB) menawarkan koleksi baru yang mengusung konsep keberlanjutan. Yup, koleksi TPB kali ini menggunakan material yang sebagian besar datang dari sisa potongan kain dan produk cacat, serta dari mitra sekaligus pemasok terpercaya yang memang berspesialisasi di tekstil daur ulang. Penasaran seperti apa koleksinya?

Sebuah edisi terbatas yang diberi tajuk Recraft ini yang diciptakan lewat sisa kain dan bahan yang didaur ulang, lalu dibentuk menjadi siluet-siluet favorit. Di antaranya ada tas Puffer Swing, Puffer Shopper, Utility Laptop Bag, dan masih banyak lagi. Yang membedakan, terdapat logo limited-edition Recraft pada deretan tas tersebut. Tentu saja karena menggunakan material sisa, tas ini jadi hadir lebih spesial dengan kuantitas tak banyak.

Tak hanya tas, TPB pun turut menambahkan desain baru pada produk yang bisa digunakan sehari-hari lho, seperti pocket pouch dan reusable bags khusus untuk koleksi Recraft ini. Psst.. kalo kamu berbelanja koleksi Recraft dengan minimum Rp845.000,-, kamu akan memperoleh limited-edition Upcycled Recraft Scrunchie. Love it!

Penasaran dengan cerita dan latar belakang hadirnya koleksi The Paper Bunny , Cosmo pun sempat melakukan wawancara via email dengan Jaime Lee dan Justin Tan, selaku co-founder dari label ini. Simak!

Cosmo (C): Apa inspirasi di balik konsep TPB Recraft, dan mengapa penting untuk meluncurkannya bertepatan dengan Hari Bumi?

The Paper Bunny (TPB): Semuanya berawal dari sekumpulan tas yang tidak lolos kontrol kualitas kami—tidak cukup baik untuk dijual, tapi juga terlalu sayang untuk dibuang. Dari situlah TPB Recraft lahir: sebuah keinginan untuk memberi kehidupan baru pada apa yang awalnya dianggap limbah. Kami melihat sisa bahan dan tas cacat bukan sebagai akhir dari cerita, tapi sebagai awal dari sesuatu yang baru. Dari eksplorasi ini, kami menciptakan instalasi seni dari 100 tas cacat, dan meluncurkan koleksi baru yang terbuat dari material daur ulang dan upcycled.

Hari Bumi menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan TPB Recraft, sebagai bentuk kampanye untuk lebih sadar terhadap dampak pilihan kita sehari-hari. Kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan tidak harus selalu terasa mengintimidasi—tetapi bisa jadi kreatif, menyenangkan, dan tetap indah.

C: Bisa ceritakan lebih banyak tentang proses mengubah bahan sisa dan material daur ulang menjadi siluet baru Recraft? Bagaimana kalian menentukan gaya mana yang pas untuk dibuat ulang?

TPB:Ternyata prosesnya jauh lebih menantang dari yang dibayangkan. Kami memulai dengan menginventarisasi bahan-bahan sisa yang kami miliki—potongan kain dari koleksi terdahulu, material stok berlebih, serta menjajaki material baru dari botol plastik daur ulang dan sisa kain yang sebelumnya belum pernah kami gunakan. Karena kuantitas tiap bahan dan warna terbatas, menciptakan satu koleksi dari “potongan-potongan kecil” ini sangat kompleks. Kami memilih untuk me-recraft siluet yang paling disukai dan fungsional dari koleksi terdahulu—hasil akhirnya, setiap produk Recraft jadi unik karena variasi material yang digunakan, bahkan ada yang memiliki tampilan dua warna, dan semuanya diproduksi dalam jumlah terbatas, membuatnya terasa semakin istimewa.

C: Bisa ceritakan proses pencarian material untuk Recraft dan bagaimana TPB menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam komunikasi keberlanjutan kepada konsumen yang makin sadar?

TPB: Sebagian besar material kami berasal dari inventaris internal—seperti sisa potongan kain atau produk cacat—serta dari mitra dan pemasok terpercaya yang memang berspesialisasi di tekstil daur ulang. Di setiap deskripsi produk, kami menjelaskan bahan apa yang digunakan, karena kami percaya pada kejujuran dan keterbukaan kepada komunitas kami. Tujuan kami bukan untuk menjadi sempurna—karena kami masih jauh dari itu—tapi untuk terus mengeksplorasi dan mengajak komunitas kami berjalan bersama dalam perjalanan ini.

C: Bagaimana tanggapan konsumen setelah hadir TPB di Indonesia, dan bagaimana kalian melihat perkembangan label TPB di sini?

TPB: Komunitas kami di Indonesia sangat hangat dan terbuka dalam menerima kehadiran label kami. Di pop-up terakhir kami di Senayan City, Maret 2025 lalu, kami melihat antusiasme yang semakin besar terhadap nilai-nilai dan pendekatan gaya hidup yang kami tawarkan. Kami berharap bisa terus menghadirkan bukan hanya produk, tapi juga pengalaman TPB secara menyeluruh ke dalam keseharian komunitas kami di Indonesia.

Sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan TPB Recraft, tengok juga Recraft Object yang hadir di The TPB Everyday Store sampai 14 Mei 2025. Karya seni instalasi yang memadukan kreativitas dan kepedulian lingkungan ini dibuat dari tas-tas cacat produksi yang sebelumnya ditarik dari peredaran, karya ini merupakan hasil kolaborasi antara TPB dengan studio desain OuterEdit, seniman keramik Jenevieve Woon, dan The Made Agency. Yuk, lihat koleksi The Paper Bunny Recraft ini di www.thepaperbunny.co.id