Berkenalan dengan Ilham Yuda dan Kisahnya Dibalik Calle de Larache

Elizabeth Alicia 08 May 2025

Mengawali karier sebagai pesepak bola di usia muda tak menghalangi Ilham Yuda untuk mengeksplorasi hal baru, mulai dari akting hingga membangun labelnya sendiri, yakni Calle de Larache. Memadukan tren dan kurasi personal, Calle de Larache menjadi wadah bagi Ilham untuk mengekspresikan diri, sekaligus bereksplorasi dengan selera bergaya. Kreativitas yang diselaraskan dengan riset membawa Calle de Larache menjadi salah satu label streetwear yang sedang naik daun saat ini, lewat kreasi gamis bermodel edgy yang sempat viral beberapa waktu lalu. Dibalik label gemilang dan persona yang cemerlang, Ilham Yuda menyimpan sederet cerita yang dibagikannya bersama Cosmo. 

Bagaimana perjalanan karier Anda hingga akhirnya membangun label sendiri, serta apa yang menginspirasi Anda hingga mendirikan Calle de Larache?

Semuanya dimulai setelah saya berhenti bermain sepak bola, karena saya mengalami cedera. Saya kembali ke Indonesia dan memutuskan untuk memulai label sendiri. Saya mendapatkan inspirasi dari teman sebaya saya yang senang dengan fashion dan mendirikan brand mereka sendiri. Dari sana, saya belajar dari mereka, hingga akhirnya saya yakin untuk mendirikan label saya sendiri. 

Apakah ada momen spesifik dimana Anda menyadari bahwa fashion lebih dari sekadar hobi untuk Anda?

Dari dulu, saya memang menyukai fashion, karena itu saya ingin memiliki label sendiri, sehingga saya tidak perlu membeli dari label lain. Dengan memiliki brand sendiri, saya dapat mengekspresikan selera, gaya personal serta kepribadian saya pada orang-orang. Dari sana, saya mampu menyampaikan campaign label saya dengan lebih jelas, lewat photoshoot, videoshoot dan properti pemasaran lain. 

Apakah ada kegagalan terbesar atau momen “hampir flop” yang mengajarkan sesuatu pada Anda? Dan apa hikmah yang diambil dari momen tersebut?

Kegagalan terbesar yang pernah saya alami adalah momen dimana saya harus melakukan rebranding nama label, karena tersandung masalah dengan HAKI. Semua aset media berupa foto dan video yang saya ambil di Amerika dan Bali harus saya hapus saat itu juga dan memulai lagi dari nol. Saat itu, saya merasa sangat sedih, tetapi saya sadar jika kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. 

Apa ada hal-hal di belakang layar yang tidak diketahui orang dibalik merintis label sendiri?

Well, salah satunya adalah mengenai masalah produksi. Orang-orang hanya melihat produknya ketika sudah difinalisasi, tetapi di belakang layar, kita melakukan riset dan pengembangan mendalam  untuk model baju yang ingin direalisasikan. Riset dan pengembangan ini yang terkadang menggeser timeline launching untuk videoshoot dan campaign, sehingga lebih terlambat dari yang seharusnya. 

Apa yang membuat setiap kreasi Calle de Larache berbeda dari label mode lain yang mengangkat gaya busana edgy?

Yang membedakan Calle berbeda dari brand streetwear lain adalah bagaimana Calle dapat menyampaikan pesan campaign lewat photoshoot dan video yang unik dan sesuai dengan tren. Saya juga ingin membuat produk eksklusif dengan permintaan tinggi dan harga terjangkau, tetapi tidak semua orang bisa mendapatkan. Selain itu, Calle juga membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan komunitas kami. Salah satu contohnya adalah kemarin saya mengadakan offline drop untuk merilis gamis. Meskipun semua orang tidak bisa mendapatkan produknya, tetapi semua orang bisa mendapatkan pengalaman dan pesan yang ingin kita sampaikan. 

Bagaimana proses brainstorming Anda hingga menghasilkan desain unik seperti kaftan ikonis Calle de Larache? Apa inspirasi dibalik kreasi ikonis ini?

Setiap desain produk Calle akan selalu diawali dengan research dan development, sebelum kembali diolah dalam proses brainstorming. Ide yang saya miliki ditranslasikan oleh desainer saya menjadi sketsa hingga akhirnya masuk pada tahap produksi. 

Bagaimana Ilham mengetahui kaftan Calle de Larache viral di sosial media dan bagaimana reaksi Anda saat itu?

Sebenarnya dari awal, saya sudah memiliki kepercayaan diri jika kreasi ini akan disukai oleh banyak orang. Ketika kenyataannya benar, saya senang bisa melihat reaksi dari orang-orang, apalagi ketika tahu produk gamis ini cukup viral. 

Menurut Anda, apakah viralitas merupakan keberuntungan, strategi atau campuran dari keduanya?

Menurut saya, keberuntungan akan datang di saat kita melakukan strategi kita dengan benar. 

Menurut Anda, apakah fashion Gen Z lebih condong untuk ekspresi diri atau keinginan untuk fit-in?

Menurut saya, Gen Z sangat ekspresif dan disalurkan lewat gaya berpakaian mereka. Kita bisa melihat sendiri dari perilaku mereka yang senang mengeksplor gaya dan dunia mode. Bisa dibilang, gen Z zaman sekarang keren sih karena berani mengekspresikan diri lewat hal-hal yang dekat dengan sehari-hari, contohnya fashion

So, Anda berhasil sukses di usia 22 tahun. Apa rencana selanjutnya yang ingin Anda lakukan? 

Untuk goals selanjutnya, saya ingin membawa brand Calle de Larache mendunia. Saya ingin membuktikan jika label streetwear lokal Indonesia juga bisa menembus pasar global. Selain itu, saya juga tidak lupa untuk tetap meneruskan kuliah dan edukasi, sebab menurut saya keduanya penting untuk bekal saat ini dan masa depan. 

Apa pesan Anda untuk Gen Z yang sedang berusaha untuk switching career dan membangun usahanya sendiri?

Untuk Gen Z yang memiliki bisnis, pesan saya adalah untuk tetap menjadi diri sendiri. Semua orang memiliki cerita dan perjalanannya masing-masing, karena itu live at your own pace. Membandingkan diri sama orang lain tidak akan ada habisnya dan hanya akan menghancurkan kepercayaan diri.