14 Pria Ungkapkan Alasan Nyata Mengapa Mereka Selingkuh
Kenapa orang berselingkuh? Itu bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Mungkin karena ada kesempatan, atau karena rasa percaya diri yang rendah.
Tidak ada satu jawaban pasti. Setiap kasus berbeda, dan berikut ini 14 pria yang jujur membagikan alasan mereka pernah berselingkuh:
“Dulu, berselingkuh adalah cara saya mengakhiri hubungan. Saya tahu itu buruk. Tapi waktu itu saya masih muda, di mana saya sering membiarkan hubungan berjalan tanpa arah, dan saat semuanya mulai membosankan dan terasa hambar, saya mulai dekat dengan orang lain. Jujur saja, waktu itu saya pikir lebih mudah begitu daripada harus duduk dan berbicara soal hubungan. Saya kira lebih ‘enak’ bersikap buruk sampai pasangan saya sendiri yang menyerah.” — Tom, 28
“Hubungan saya waktu itu memang sedang buruk. Lalu saya bertemu seseorang yang memberi saya banyak perhatian, dan rasanya luar biasa. Saya merasa diinginkan lagi. Alih-alih mundur dan berpikir jernih, saya cuma nurut sama nafsu dan langsung bertindak.” — Derrick, 27
“Waktu muda, saya sering selingkuh karena selalu lolos. Saya merasa bisa ‘punya semua’. Saya tahu salahnya ada di saya, tapi karena pasangan saya tidak pernah mengakhiri hubungan dengan saya, saya jadi mikir, ‘Kenapa tidak? Apa ruginya?’” — Seth, 29
“Saya sendiri tidak tahu kenapa. Saya pacaran sama perempuan yang luar biasa. Saya pikir dia ‘the one’, saya pikir kami akan menikah. Tapi suatu malam saya lagi di luar kota, dan ada kesempatan. Saya rasa saya bisa melakukannya dan tidak ketahuan. Tapi dia tahu, dan kami putus. Itu satu-satunya kali saya selingkuh, padahal saya pernah di hubungan yang lebih buruk tapi tidak selingkuh. Kadang saya masih kepikiran. Mungkin secara tidak sadar saya belum siap komitmen? Entahlah, tapi itu membuat saya tidak tenang.” — Nate, 26
“Saya merasa terjebak di hubungan saya saat itu. Tapi itu bukan berarti saya boleh selingkuh, tapi saya merasa tidak bisa keluar, meski sebenarnya ingin. Lalu saya bertemu seseorang yang membuat saya merasa berharga. Awalnya dia membantu saya bangkit, tapi akhirnya jadi romantis sebelum kami berniat ke sana. Kami pacaran bertahun-tahun setelahnya, tapi saya masih merasa bersalah.” — Kyle, 25
“Saya pernah selingkuh beberapa kali. Biasanya karena saya tidak merasa terikat secara emosional. Saya tidak pernah selingkuh dari pacar, tapi kalau saya cuma ‘jalan bareng’ sama seseorang, saya tidak merasa bersalah kalau tidur dengan orang lain. Apalagi kalau saya tidak lihat masa depan dengan mereka di situ.” — Nathan, 27
“Saya masih muda, dan kami kuliah di tempat berbeda. Saya meyakinkan diri sendiri bahwa dia juga pasti akan selingkuh. Jadi saya pikir, kalau saya duluan, dia tidak bisa menyakiti saya. Saya merasa ‘menang’. Saya juga jadi punya alasan kalau nanti dia ketahuan selingkuh. Sekarang, saya sadar itu cara pikir yang sangat tidak sehat dan kekanak-kanakan.” — Aaron, 28
“Lucunya, baru sekarang saya tahu jawabannya. Dulu saya selingkuh karena kelihatan keren. Rasanya seperti ‘alpha’. Tapi kalau dipikir sekarang, itu karena saya punya pandangan buruk soal hubungan, baik dari orang tua saya maupun pengalaman pribadi. Saya merasa semua hubungan akan berakhir, jadi saya tidak berusaha.” — Luke, 28
“Saya mabuk, dia cantik, dan terus terang, saya anggap itu sebagai jalan keluar mudah dari hubungan saya saat itu.” — Tim, 25
“Saya dulu sering selingkuh. Bukan karena cari ‘penegasan’ atau apa, tapi karena saya butuh merasa diinginkan. Dalam hubungan, saya merasa sudah ‘menang’ dan jadi gelisah. Saya punya banyak masalah yang harus dibereskan.” — Anthony, 28
“Saya selingkuh karena dia selingkuh duluan. Tidak heran hubungan kami cepat berakhir.” — Ethan, 26
“Saya janji saya bukan orang jahat. Waktu itu saya dekat dengan seseorang yang saya temui di Tinder. Hubungannya santai. Saya suka dia, kami bersenang-senang, dan saya baru saja bangkit dari masa sulit setelah patah hati. Saya pikir dia juga menganggap ini santai. Tapi lalu saya ketemu istri saya sekarang di sebuah acara, dan kami langsung klik. Saya putus dengannya, tapi dia sangat terpukul. Saya merasa sangat bersalah. Bahkan saya tidak sadar saya dianggap selingkuh, karena ternyata dia melihat kami sebagai pasangan serius.” — Joel, 28
“Ini sebenarnya soal teknis. Saya pacaran dengan seseorang waktu kuliah. Dia baik, dan saya tidak punya keluhan soal hubungan kami. Lalu dia pergi ke luar negeri satu semester. Waktu itu teknologi belum secanggih sekarang, jadi komunikasi terbatas. Sementara itu, saya bertemu seseorang yang saya rasa benar-benar jodoh saya. Tapi saya tidak bisa langsung menghubungi pacar saya untuk putus. Saya tidak mau melakukannya lewat email. Saya ingin bicara langsung dan kasih dia kesempatan untuk marah. Butuh seminggu sampai kami bisa bicara, dan ternyata dia juga lagi senang di Eropa. Jadi akhirnya semuanya baik-baik saja. Tapi selama seminggu itu, secara teknis saya memang selingkuh.” — Greg, 26
“Saya biasanya selingkuh kalau hubungan terasa mandek atau mati rasa. Tidak di setiap hubungan sih, tapi beberapa kali yang saya selingkuh, itu terjadi saat saya tahu semuanya tidak akan berjalan baik. Entah kenapa, mungkin itu cara saya untuk ‘mengakhiri’ daripada berusaha memperbaiki sesuatu yang saya tahu tidak akan berhasil.” — Will, 29
(Artikel ini disadur dari Cosmopolitan UK / Perubahan bahasa telah dilakukan oleh penulis/Salsa Meilivia/ Image: Doc. Photo by Tracy Packer//Getty Images on Cosmopolitan UK).