Inner Critic: Suara Kecil di Kepala Perempuan yang Selalu Menghakimi
Pernah nggak kamu merasa sudah melakukan yang terbaik, tapi tetap ada suara kecil di kepala yang bilang, “kamu nggak cukup bagus,” atau “pasti orang lain bisa lebih baik dari kamu”? Suara itu datang diam-diam, sering kali justru saat kamu butuh dukungan. Ia seperti bayangan yang selalu mengikutimu, mengomentari kekuranganmu, dan membuatmu ragu terhadap kemampuan sendiri.
Suara kecil itu disebut inner critic. Ia bisa terdengar seperti suara orang tua yang dulu sering menuntut, guru yang menghakimi, atau bahkan media yang terus menampilkan standar sempurna. Tapi yang paling menyakitkan, inner critic memakai suaramu sendiri. Dan sebagai perempuan, kamu mungkin lebih sering mengalaminya, karena hidup di dunia yang punya begitu banyak ekspektasi tentang bagaimana kamu seharusnya terlihat, bersikap, dan berprestasi.
Apa Itu Inner Critic dan Kenapa Ia Bisa Muncul?
Inner critic adalah bagian dari dirimu yang cenderung keras dan menghakimi, biasanya terbentuk dari pengalaman masa kecil, trauma, atau tekanan sosial. Menurut Dr. Hal Stone dan Dr. Sidra Stone dalam konsep Voice Dialogue, inner critic adalah “bagian dari diri” yang ingin melindungimu dari rasa malu atau kegagalan, tapi caranya justru menyakitkan. Ia sering muncul dari pola pikir yang terbentuk bertahun-tahun dan jika tidak kamu sadari, bisa mengarahkan hidupmu diam-diam.
Kenapa Perempuan Lebih Rentan terhadap Inner Critic?
Perempuan sering dibesarkan dengan banyak standar yang bertentangan, seperti harus pintar tapi jangan terlalu menonjol, harus cantik tapi jangan terlalu percaya diri dan lain-lain. Tekanan sosial ini membuatmu mudah merasa bersalah saat tidak memenuhi ekspektasi. Dalam Journal of Personality and Social Psychology (2017), disebutkan bahwa perempuan cenderung memiliki self-critical thinking lebih tinggi dibanding laki-laki karena faktor budaya dan sosial yang membentuk persepsi diri.
Ketika Inner Critic Mengganggu Kehidupanmu
Inner critic bisa membuatmu menunda keputusan penting, meremehkan pencapaian sendiri, atau terus membandingkan diri dengan orang lain. Ia membuatmu percaya bahwa kamu tidak cukup layak, padahal kenyataannya, kamu sudah melakukan banyak hal luar biasa. Dalam jangka panjang, ini bisa mengganggu kesehatan mental, meningkatkan kecemasan, bahkan berkontribusi pada depresi (Journal of Anxiety Disorders, 2016).
Cara Mengenali Suara Inner Critic dalam Pikiranmu
Kamu bisa mengenalinya lewat kalimat-kalimat seperti: “Aku bodoh banget,” “Pasti aku bakal gagal,” atau “Siapa sih yang mau mendengarkan aku?” Suara itu terdengar seperti pikiranmu sendiri, tapi sebenarnya ia hanya satu bagian dari dirimu. Coba berhenti sejenak setiap kali kamu merasa tidak percaya diri, lalu tanyakan: Apakah ini fakta atau hanya ketakutan? Melatih kesadaran seperti ini adalah langkah pertama untuk melemahkan kekuatan inner critic.
Melatih Self-Compassion, Bisa Jadi Obat Ampuh Melawan Inner Critic
Inner critic tidak bisa dilawan dengan amarah, tapi dengan self-compassion, yaitu belas kasih pada diri sendiri. Dr. Kristin Neff, pakar self-compassion, menyebutkan bahwa ketika kamu mulai memperlakukan dirimu dengan kebaikan, kamu menciptakan ruang penyembuhan. Kamu tidak perlu sempurna untuk layak dihargai. Yang kamu butuh adalah pengertian, terutama dari dirimu sendiri.
Inner critic mungkin tidak akan benar-benar hilang, tapi kamu bisa belajar hidup bersamanya tanpa harus dikendalikan olehnya. Saat kamu mulai lebih lembut pada diri sendiri, kamu akan menyadari bahwa kamu tidak perlu menjadi versi ideal siapa pun. Kamu cukup jadi kamu dan itu sudah sangat berarti.