Evolusi Balenciaga Dari Haute Couture Jadi Simbol Hypebeast
Balenciaga resmi menunjuk Pierpaolo Piccioli sebagai creative director. Mantan desainer Valentino tersebut menggantikan Demna yang pindah ke Gucci. Berbeda dengan Demna yang mentransformasikan Balenciaga menjadi identik dengan gaya yang laid back, Pierpaolo Piccioli dikenal akan rancangannya yang berbasis couture dan kerap bermain dengan siluet dan warna.
Adanya perbedaan garis desain yang kentara antara ia dan Demna, membuat para fashionista ramai memprediksi akan adanya perubahan signifikan akan identitas Balenciaga.
Cristóbal Balenciaga mungkin tak akan menyangka bahwa rumah mode ia yang bangun dan kemudian ia tutup pada tahun 1968 akan terus hidup dan tak hanya akan identik dengan couture saja tapi juga cargo pants, hoodie, hingga kolaborasi dengan The Simpsons.
Cristóbal Balenciaga sang Visioner
Cristóbal Balenciaga memulai bisnis haute couture pada tahun 1917 di San Sebastian, Spanyol. Umurnya baru 22 tahun kala itu. Pada tahun 1937, Balenciaga meninggalkan negara kelahirannya tersebut dan pindah ke Prancis untuk membuka butiknya di kota mode tersebut.
Bermukim di pusat mode internasional, tak lantas membuat Balenciaga lupa akan budayanya. Justru Spanyol menjadi sumber inspirasi utama dalam rancangannya. Seperti terlihat pada kreasi jaket bolero berhiaskan bordir dan beads dari koleksi musim dingin tahun 1947 yang terinspirasi dari pakaian matador.
Era 1950an menjadi masa keemasan karier Balenciaga. Sang desainer banyak menciptakan inovasi baru di dunia mode. Seperti pada tahun 1957 ia merilis busana bernama ‘sack dress’, sebuah gaun bersiluet lebar. Busana tersebut ramai kritikan karena dianggap menjadi antitesis dari gaya New Look ciptaan Dior yang populer dengan siluet ramping pada bagian pinggang.
Kontroversi tak menyurutkan spiritnya untuk terus berkarya. Selanjutnya Balenciaga menciptakan baby doll dress, envelop dress, dan gaun klasik bernama Petale, yang mana sesuai dengan namanya mirip dengan kelopak bunga.
Pada tahun 1968 memutuskan untuk menutup rumah modenya dengan alasan “Perubahan di industri mode dan semakin sulit untuk membuat koleksi couture”, terangnya. Di era tersebut, couturier seperti Coco Chanel dan rumah mode Dior mulai berfokus pada bisnis lini ready-to-wear. Empat tahun kemudian, tepatnya 23 Maret 1972, Cristóbal Balenciaga wafat karena gagal jantung.
Salah satu hal yang membedakan Cristóbal Balenciaga dengan kompatriotnya adalah proses desain. Jika desainer lain memulai dengan membuat sketsa, Balenciaga justru dengan pemilihan kain. Determinasi dan inovasinya membuat ia disegani dan mendapat pujian dari sesama desainer.
Coco Chanel menyebutnya sebagai “satu-satunya couturier dalam arti yang sesungguhnya. Hanya dia yang mampu memotong kain, merancang busana, dan menjahitnya dengan tangan. Yang lain hanyalah perancang mode.”. Kekaguman juga ditunjukkan oleh Christian Dior yang menjulukinya “sang Maestro sejati bagi kita semua,”.
Para Penerus Cristóbal Balenciaga
Selepas Cristóbal wafat, rumah mode Balenciaga hiatus. Baru pada tahun 1992, rumah mode ini mulai kembali masuk ke radar industri mode internasional. Simak kiprah para desainer penerus Cristobal Balenciaga di bawah ini.
Josephus Thimister
'.Mendiang Thimister menjadi desainer yang membawa Balenciaga kembali mendapat atensi industri mode. Rancangannya tampak mengikuti pakem adibusana Cristobal dan dikemas menjadi lebih relevan untuk lini busana siap pakai.
Nicolas Ghesquière
Menggantikan Thimister yang dipecat pada tahun 1997 adalah Nicolas Ghesquière. Awalnya ia bertugas untuk merancang gaun pernikahan dan busana pemakaman untuk pasar Jepang. Namun ia akhirnya dipercaya untuk merancang koleksi busana siap pakai.
Lambat laun, Ghesquière berhasil memodernisasi sekaligus mengangkat kembali pamor Balenciaga di kancah industri fesyen. Bedanya bukan lewat gaun-gaun couture tapi busana modern dan trendi seperti celana cargo. Ia juga bahkan berani bereksplorasi dengan tema seperti futuristik dan punk. Ghesquiere juga merancang ‘It bag’ pertama Balenciaga yakni tas The City. Nicolas Ghesquière mengundurkan diri pada tahun 2012 dan pindah menjadi creative director Louis Vuitton hingga sekarang.
Alexander Wang
Masa transisi mungkin menjadi deskripsi yang tepat untuk era Alexander Wang. Tiga tahun sebagai creative director, ia tampak mencari formula yang tepat untuk membuat Balenciaga relevan bagi generasi millenial. Satu waktu Wang merancang gaun klasik penuh dekorasi, lalu kemudian beralih ke gaya yang lebih sporty dan playful.
Demna
Demna menjadi desainer yang mengubah total citra Balenciaga. Ia seperti membuat rumah mode ini membawa ke segmen pasar yang lebih masif. Awalnya ia lebih banyak menghadirkan puffer jacket dan hoodie namun belakangan ia juga giat merancang gaun.
Kolaborasi dan kontroversi juga mewarnai eranya. Ia pernah bekerja sama dengan Crocs, Adidas, Erewhon, Gucci hingga membuat film dengan The Simpsons. Demna juga merilis beragam produk nyeleneh seperti tote bag terinspirasi tas IKEA, sweater bolong, sneakers yang lusuh, dan tas berbentuk kemasan makanan ringan.
Pada tahun 2022, Demna dan Balenciaga mendapat kecaman usai merilis foto iklan yang menampilkan model anak-anak dengan boneka beruang berbusana diduga mirip BDSM. Keduanya pun merilis permintaan maaf.
Momen penting lainnya Balenciaga di era Demna adalah kembalinya lini haute couture pada tahun 2021. Selain terinspirasi rancangan Cristobal, Demna juga turut bereksperimen dalam kreasi adibusananya. Seperti membuat gaun terinspirasi baju besi.
Demna resmi akan bergabung dengan Gucci pada Juli 2025. Sementara Pierpaolo Piccioli baru akan mempresentasikan koleksi perdananya untuk Balenciaga pada Oktober 2025 mendatang.