Inspiring! Andra Alodita & Ayla Dimitri Bicara Kekuatan Perempuan
Perempuan – topik yang tak akan bosan-bosannya Cosmo bahas – selalu punya aspek yang bisa didiskusikan. Mulai dari kekuatan perempuan yang sesungguhnya, keunggulannya, hingga warisan nilai-nilai yang menjadi sumber inspirasi untuk dianut oleh generasi penerus. Begitu pula obrolan Cosmo bersama dua perempuan modern inspiratif Andra Alodita dan Ayla Dimitri. Keduanya menceritakan tentang perjalanan menjadi perempuan versi terbaik masing-masing, hingga sosok-sosok perempuan yang mampu menginspirasi mereka. We’re inspired!
Hai Ayla, Andra! Bisakah kalian bagikan tips bagaimana cara kalian tetap happy, positif, kreatif, dan produktif di antara tantangan fisik dan mental dari dampak pandemi? Omong-omong, kondisi pandemi telah kita lalui selama lebih dari setahun ini, lho.
AYLA (AY): Saat awal-awal masa pandemi, sudah bisa dipastikan kita semua merasakan dampaknya. Apalagi ketika kita tak bisa bepergian dan bereksplorasi, padahal hasil pengalaman dari eksplorasi tersebut bisa menjadi makanan bagi jiwa kita. Seperti saya yang mencoba memperkaya diri dengan traveling, namun tiba-tiba saya harus tinggal diam di satu tempat. Itulah keterbatasan yang harus saya hadapi, hingga rasa stres dan kegelisahan pun muncul berbarengan dengan ketidakpastian situasi. Tapi lagi-lagi, jika kita ingin melihat sisi terangnya – meski mudah dikatakan tapi sulit untuk dilakukan – saya mencoba merasakan segala kesedihan yang hadir lalu mengganti energi tersebut untuk membuat diri saya produktif. Konsep melakukan yang terbaik dalam keterbatasan adalah yang saya coba lakukan lagi ketika masa pandemi. Meski awalnya saya merasa tak bisa melakukan apapun di rumah, namun saat bisa mengambil waktu untuk mengkaji hal-hal dengan pikiran jernih, ternyata ada banyak sekali hal yang bisa dilakukan di satu tempat. Akhirnya saya bisa mengulang untuk mengenali kemampuan diri. Semisal, jika sebelumnya saya berpikir tak bisa masak, ternyata saya bisa! Atau, ternyata saya bisa juga berdiam di rumah! Keterbatasan tersebut justru empower saya untuk melakukan lebih. Karena, semua masalah pasti datang dengan solusi. Jadi, ketika kita terhubung kembali dengan diri sendiri, maka keterbatasan menjadi ruang untuk mengembangkan diri. Menurut saya, pandemi yang kita lalui ini adalah tempat untuk mengenal diri sendiri.
ANDRA (AN): If you can’t go outside, go inside. Itulah yang saya pelajari sepanjang pandemi. Selama ini, saya selalu mencari kebahagiaan di luar – baik di luar diri saya, di luar rumah, di luar Indonesia. Ternyata, semua jawaban yang saya butuhkan ada di dalam diri sendiri. Satu hal lagi, yang menyelamatkan saya saat pandemi adalah sebuah spiritual awakening. Meski sudah beberapa kali terjadi sebelumnya, namun panggilan yang ini lebih kuat. Saya sering gelisah tentang mengapa saya ada di dunia ini, apa tujuan saya hidup. Ternyata dari segala pertanyaan dan gelombang emosi yang datang itu – dan agar saya tidak tenggelam di dalamnya – yang menyelamatkan saya adalah rutinitas yang sudah saya bentuk sejak bertahun-tahun. Beberapa tahun kemarin, saya menggunakan Google Calendar untuk tahu cara produktif agar setelah bangun pagi tahu apa yang harus dikerjakan dalam daftar. Karena saat saya mengalami mental breakdown, saya tahu apa yang harus dilakukan setiap harinya, mulai dari jalan pagi, membuat sarapan, baca buku, hingga menulis jurnal. Meski tampaknya membosankan, namun rutinitas itulah yang menyelamatkan saya dari mental breakdown, apalagi di masa-masa yang tak pasti.
Bagaimana cara kalian mendeskripsikan kekuatan seorang perempuan yang sesungguhnya?
AY: Ketika ia tahu apa yang ia mau. Terkadang ada nilai-nilai yang terbentuk dari sebuah kebudayaan bahwa perempuan harus jadi hal-hal tertentu. Tapi perempuan itu kuat ketika bisa tahu apa yang ia mau, ia pun mau mewujudkannya, dan ia bisa meyakinkan bukan hanya dirinya saja, melainkan pada orang sekitarnya juga bahwa ia mampu.
AN: Jika bisa menyambungkan, perempuan itu kuat ketika ia memperjuangkan haknya sebagai perempuan. Saya pun selalu amaze tentang bagaimana perempuan bisa hamil dan melahirkan. Itulah keuntungan serta kehebatan perempuan, bisa dititipkan makhluk lain.
AY: Betul, dan perempuan yang hebat itu adalah yang bisa menjadi segalanya yang dibutuhkan oleh dunia ini. Saya jadi teringat almarhum nenek, menurut saya ia perempuan yang sangat hebat, ia bisa mengurus rumah, juga bisa mengurus keluarga besarnya. Ia ingat semua orang, semua cerita, ia bekerja juga aktif berorganisasi, ia merawat semua cucunya mulai dari mengajari memasak, menjahit, menabung, bermain layangan, membacakan dongeng, meninabobokan cucunya, belum lagi setiap pagi ia menyiapkan makanan yang masing-masing kami suka.
AN: Nurturing...
AY: Sangat! Ia mengajarkan nilai kekeluargaan, pekerja keras, menjadi ibu, menjadi nenek. Bahkan, ia masih bisa memposisikan kakek sebagai the king of the house, tapi ia juga mengimbangi posisi kakek tanpa mengintimidasi.
AN: Saya jadi ingin menambahkan, perempuan pun kuat ketika ia juga punya nilai yang ia pegang, seperti kekeluargaan, cinta kasih, kedamaian, kejujuran.
AY: Itulah mengapa perempuan sangat hebat dan kuat, nature saja diberi julukan mother nature! We are that strong!
(Givania Diwiya / FT / Images: Dok. Instagram.com/ayladimitri; Dok. Instagram.com/alodita / Layout: Rhani Shakurani)