Alasan Di Balik Terjadinya Perasaan Impostor Syndrome
Kalau kamu pernah merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu atau meragukan dirimu di tempat kerja, maka kamu tidak sendirian. Banyak orang mengalami perasaan tersebut, kekhawatiran jika suatu saat mereka akan diberi predikat “penipu” meski kenyataannya berkata lain. Fenomena ini sering dirasakan oleh para high-achievers dan dikenal sebagai impostor syndrome. “Orang dengan impostor syndrome merasa seperti seorang penipu, seperti hanya berpura-pura dapat melakukan sesuatu, dan mereka takut orang lain akan menyadari hal ini,” jelas Andy Moinsky, penulis buku Reach: A New Strategy to Help You Step Outside Your Comfort Zone, Rise to the Challenge, and Build Confidence.
“Yang menarik lagi adalah, sering kali perasaan ini dialami oleh orang-orang high-achievers yang kurang percaya diri dengan kemampuan mereka.” Bahkan Meryl Streep, aktris dengan nominasi Academy Awards terbanyak, pernah mengalami sindrom ini. Di sebuah kesempatan ia pernah berkata, “Kamu berpikir, ‘Mengapa ada orang yang mau melihat saya di film?’ dan saya juga tidak bisa berakting dengan baik, jadi untuk apa saya melakukan ini?” Tetapi bahkan setelah menerima 30 nominasi Golden Globe, perasaan seperti seorang "penyamar" tidak hilang dari pikiran Meryl Streep dan, meskipun selalu menerima respon yang baik akan aktingnya, ia masih merasa tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Hal ini pun banyak dialami oleh perempuan-perempuan sukses.
Rebecca*, 32, adalah seorang pengajar di sebuah universitas terbaik di Inggris dan ia juga sering meragukan dirinya sendiri. “Pada dasarnya, saya selalu percaya bahwa hasil pekerjaan saya buruk dan cepat atau lambat orang lain akan menyadari hal ini,” jelasnya. “Baru-baru ini saya menerbitkan sebuah buku dan sepanjang proses penulisan manuskrip itu saya percaya tulisan saya tidak bagus.” Dan seperti penderita impostor syndrome lainnya, Rebecca menemukan dirinya selalu mencari-cari alasan mengenai keberhasilannya.
'.
Lalu, apa cara terbaik untuk menjaga diri sendiri agar tidak terkena impostor syndrome? Untuk Rebecca, berbicara ke senior di kantor tentang kekhawatirannya dalam suasana santai sangat membantu. Menurut Young, “Langkah pertama adalah untuk meninggalkan rasa malu terhadap perasaanmu dan membicarakannya. Lain kali, kalau kamu merasa seperti sedang menipu dirimu, ingatkan diri sendiri bahwa terdapat 70 persen orang yang merasakan hal ini, dan banyak di antara mereka yang merupakan aktor pemenang penghargaan, penulis terkenal, dan CEO perusahaan besar.”
Kedua, sangat penting untuk mengingat bahwa orang yang tidak merasakan impostor syndrome bukan berarti memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang merasakannya. “Perbedaan antara dua orang tersebut adalah orang yang tidak merasa seperti impostor memiliki kekhawatiran lain,” tambahnya. Selain itu, kamu juga dapat melatih diri untuk “membentuk ulang” pikiranmu. “Semisal, jika biasanya saat diberikan sebuah proyek besar kamu berpikir ‘Oh, tidak, saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan,’ ubahlah pikiran tersebut menjadi ‘Wow, saya akan banyak belajar dari tugas ini’.”
Hal terakhir yang tidak kalah penting untuk dilakukan adalah, tidak peduli bagaimana perasaanmu, kamu harus tetap menyelesaikan perjalananmu. “Apa yang diinginkan oleh individu dengan impostor syndrome adalah untuk merasa percaya diri 24/7,” jelas Young. “Tapi bukan begitu cara kepercayaan diri bekerja.” Satu hal yang harus selalu diingat adalah: Bahkan orang yang terlihat sangat bertalenta pun terkadang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Jadi, jangan khawatir dan percayalah akan dirimu!
*Nama telah diganti.
(Artikel ini disadur dari Cosmopolitan UK / Perubahan telah dilakukan oleh editor / Alih bahasa: Nabila Nida Rafida / VA / Image: Dok. Leon on Unsplash)