Kamu Hanya Jadi Tangga: Kenali Orang dengan Opportunistic Mentality

Redaksi 2 03 Jun 2025

Pernahkah kamu merasa ada seseorang yang begitu dekat di saat mereka membutuhkanmu, tapi kemudian perlahan menjauh ketika semua sudah selesai? Hubungan yang awalnya terasa hangat dan saling mendukung, tiba-tiba dingin tanpa alasan.

Itu bisa jadi tanda bahwa kamu sedang berhadapan dengan seseorang yang memiliki opportunistic mentality, yaitu cara berpikir yang menempatkan hubungan bukan sebagai tempat tumbuh bersama, tapi sebagai alat bantu mencapai tujuan pribadi. Orang-orang seperti ini tidak selalu terlihat buruk di permukaan. Justru sering kali mereka sangat cerdas, ramah, dan tahu bagaimana membuatmu merasa istimewa. Tapi seiring waktu, kamu akan menyadari ada pola yang perlu diwaspadai.

Mereka Hadir Saat Membutuhkanmu dan Menghilang Saat Tujuan Tercapai

Mereka muncul dengan hangat, penuh perhatian, dan membuatmu merasa berarti. Namun, hubungan itu sering bersifat sementara. Setelah tujuan mereka tercapai, entah itu bantuan, koneksi, atau dukungan emosional, kehadiran mereka mulai memudar. Dalam konsep psikologi sosial, ini disebut instrumental relationship, di mana kedekatan terjalin lebih karena kegunaan daripada koneksi emosional yang tulus (Fiske, 1992).

Mereka Mampu Membaca Situasi dan Pandai Menyesuaikan Diri

Orang dengan mentalitas ini biasanya pandai menyesuaikan diri. Mereka tahu bagaimana bersikap, apa yang harus dikatakan, dan bagaimana membangun kesan positif. Tapi di balik kecerdasan sosialnya, kamu mungkin merasakan batas tak terlihat, seolah ada sisi mereka yang sengaja disembunyikan. Hubungan terasa akrab, tapi tidak pernah benar-benar dalam.

Minim Dukungan Saat Kamu yang Membutuhkannya

Salah satu hal yang paling terasa adalah ketidakhadiran mereka ketika kamu berada dalam posisi lemah. Saat kamu butuh didengarkan atau dikuatkan, mereka mungkin menjauh dengan alasan sibuk atau tidak tahu. Hal itu terjadi, karena mereka tidak melihat “nilai praktis” dari memberi dukungan pada situasi yang tak menguntungkan mereka.

Mereka Tidak Memiliki Loyalitas Sejati

Alih-alih setia pada orang atau nilai tertentu, mereka lebih cenderung berpindah posisi sesuai dengan apa yang dianggap paling menguntungkan. Mereka bisa mudah berubah arah: hari ini memujimu, besok membangun koneksi dengan orang yang tak sejalan denganmu. Ini bukan hanya pengkhianatan terang-terangan, melainkan ketidakjelasan prinsip yang membingungkan. Dalam dinamika sosial, mereka seperti investor: hanya menaruh “modal” (waktu, perhatian, pujian) di tempat yang dianggap akan memberi “balik modal” paling besar.

Mereka Akan Meninggalkanmu dengan Rasa Hampa

Ketika hubungan dengan orang seperti ini berakhir, kamu bisa merasakan kekosongan. Bukan karena kehilangan orang dekat, tapi karena merasa pernah memberi dengan tulus pada seseorang yang melihatmu hanya sebagai jalan pintas. Rasa itu tidak salah, itu adalah isyarat bahwa hubungan tersebut tidak dibangun dengan kejelasan niat.

Orang dengan opportunistic mentality tidak selalu mudah dikenali, karena mereka sering membungkus niat dengan keramahan dan kehangatan. Tapi kamu akan tahu, karena ada perasaan tak nyaman yang muncul berulang.

Hubungan yang sehat seharusnya tumbuh bersama, bukan berjalan satu arah. Jika kamu mulai merasa seperti hanya menjadi alat bantu, mungkin sudah waktunya menarik diri dan menata ulang siapa yang pantas berada di sisimu.