Selingkuh Sedang Marak, Kenali Tanda-Tanda Hubungan Kurang Sehat Lainnya

Redaksi 24 Jun 2025

Belakangan ini, kata “selingkuh” sepertinya sering kali muncul di timeline. Mulai dari selebriti, influencer, sampai teman satu circle, semuanya punya kisah “ditikung”, “diselingkuhin”. Tapi di balik semua drama perselingkuhan itu, sebenarnya ada satu hal penting yang sering luput: hubungan yang toxic tidak selalu soal selingkuh, lho!

Yes, cheating might be the red flag paling terang, tapi hubungan yang tidak sehat itu banyak bentuknya. Dan sayangnya, gak sedikit orang yang stuck di toxic relationship tanpa sadar—karena mikir, “Kan dia tidak selingkuh, jadi aman dong…”

Yuk, kita bahas tanda-tanda hubungan toxic non-selingkuh yang wajib kamu kenali, biar kamu gak gaslight yourself dan bisa sayang diri sendiri dulu sebelum sayang orang lain

Kamu Selalu Merasa Salah, Padahal… Tidak Juga?

Pernah nggak sih kamu ngerasa bersalah terus setiap kali pasanganmu marah, walaupun kamu sendiri bingung salahmu di mana? Kalau iya, hati-hati sama yang namanya gaslighting.

Gaslighting itu manipulasi halus (atau kadang brutal) yang bikin kamu meragukan pikiran, perasaan, bahkan ingatanmu sendiri. Misalnya:

“Ya aku tidak tahu kalo hal seperti itu saja bikin kamu kepikiran.”


“Kamu kok perasa banget ya, gitu aja berlebihan.”


“Itu bukan sebuah big deal, masa langsung overthinking sih?”

 

Kalimat-kalimat kayak seperti ini bisa bikin kamu overthinking dan ujung-ujungnya selalu minta maaf meskipun kamulah yang tersakiti. If you feel crazy all the time, maybe it’s not you. It’s them.

 


Kontrol Berlebihan: Bukan Tanda Sayang, Tapi Tanda Unhealthy Attachment

Oke, perhatian itu penting. Tapi kalau dia membuka HP kamu tanpa izin, mengatur kamu harus pakai baju apa, harus balas chat dalam 5 menit, atau melarang kamu main sama teman ntah dari gender yang sama atau lawan, itu bukan “sayang”, itu posesif!

 

Toxic control disguised as care, dan hal ini  seringkali membuat kamu bingung. Kamu merasa “diprioritaskan”, tapi juga terasa dikekang. Hubungan yang sehat harusnya punya trust dan ruang untuk masing-masing orang berkembang, bukan merasa dipenjara dalam komitmen.

Kalau tiap hari kamu harus laporan terus, itu hubungan atau pekerjaan full-time?

 


Dia Selalu Menghindar atau Twisting your words Saat Kamu Bahas Hal Serius

Setiap kali kamu ajak ngobrol soal perasaan yang mengganjal, masa depan, atau hal-hal penting lainnya, dia langsung bercanda, ngegas, atau ganti topik. Bahkan ada yang ghosting sementara setelah diajak “ngobrol serius”.

This is not emotional maturity, ya Cosmo Babes! Ini tanda bahwa pasanganmu belum siap untuk komunikasi dewasa dan malah Passive Aggressive. Dan kalau kamu terus diperlakukan kayak gitu, kamu akan merasa sendirian dalam hubungan yang katanya “berdua”.

Hubungan sehat butuh komunikasi yang jujur, meski nggak selalu nyaman. Kalau tiap bahas perasaan malah dijawab dengan nada avoidant atau defensive seperti “yaudah sih, biasa aja,” kamu perlu mikir ulang.

 


Ia Tidak Pernah Minta Maaf, Atau Malah Selalu Kamu yang Disalahkan

Ini dia tanda toxic yang sering dianggap “biasa”. Setiap ada konflik, kamu selalu jadi penenang, minta maaf duluan, atau malah jadi kambing hitam, walau kamu tidak terlalu bersalah.

Kamu yang capek? Dibilang semua orang juga capek.


Kamu yang sedih? Dibilang drama.


Kamu yang marah? Dibilang terlalu emosional.

 

 

Kalau kamu selalu jadi orang yang “beresin” masalah dan dia selalu pasif atau malah playing victim, itu tandanya power dalam hubungan tidak seimbang. Dalam hubungan yang sehat, dua-duanya harus bisa saling evaluasi dan tahu cara minta maaf tanpa ego.

 


Kamu Kehilangan Jati Diri Demi Bikin Ia Senang

Hubungan yang baik itu bikin kamu berkembang, bukan mengecilkan diri. Tapi di hubungan toxic, sering kali kamu jadi orang lain demi nyenengin pasangan. You start to change the way you dress, talk, think, even hang out, semuanya demi “biar dia suka.”

Kalau kamu mulai ngerasa gak kenal diri sendiri lagi atau takut jujur karena takut ditinggal, that’s not love, that’s fear.

Cinta seharusnya bikin kamu nyaman jadi diri sendiri. Kalau kamu harus selalu berubah buat diterima, maybe that’s not the right person for you.

Toxic Bukan Cuma Selingkuh!


Toxic itu bentuknya banyak, dan sering kali lebih tersembunyi dari selingkuh. Gak semua luka datang dari orang yang tidur sama orang lain. Kadang, luka datang dari kata-kata yang menjatuhkan, kontrol yang dibungkus perhatian, dan diam yang mematikan komunikasi.

Jadi sebelum kamu bilang “dia gak selingkuh kok, jadi masih bisa diperjuangkan”, coba tanya lagi ke diri sendiri: “Kalau aku gak bahagia, kenapa harus dipertahankan?”

Hubungan sehat itu bukan soal bebas dari masalah, tapi tentang gimana kalian saling menyembuhkan, bukan saling menyakiti.
And remember:
Red flag bukan cuma tentang cheating—tapi tentang rasa yang pelan-pelan bikin kamu hancur dari dalam.