5 Tips Menghindari Drama Pertemanan Tanpa Terkesan Kaku

Redaksi 2 25 Jun 2025

Kadang, niat kita hanya ingin menjalani hari dengan tenang, tapi entah kenapa ada saja situasi yang menyeret kita ke dalam pusaran emosi orang lain. Mulai dari rekan kerja yang suka membesar-besarkan masalah, teman yang hobi bergosip, hingga obrolan grup yang memancing perdebatan panjang. Sebenarnya kita ingin menjaga jarak, tapi juga ingin tetap ramah.

Nah, jika kamu sering berada di situasi ini, menghindari drama bukan berarti kamu harus jadi orang yang kaku atau selalu menjaga jarak. Justru, kamu bisa tetap hangat dan bersosialisasi tanpa harus terjebak dalam konflik emosional yang melelahkan. Kuncinya ada di cara kamu merespons.

Berikut beberapa trik agar kamu tetap tenang dan menyenangkan, tanpa kehilangan batas.

1. Latih Diri untuk Merespons, Bukan Bereaksi

Saat situasi mulai panas, cobalah untuk tidak langsung merespons dengan emosi. Tarik napas, beri jeda, dan pilih kata-kata dengan tenang. Menurut penelitian dalam Journal of Personality and Social Psychology (Gross, 2002), kemampuan mengatur emosi sebelum bereaksi dapat menurunkan konflik interpersonal secara signifikan. Kamu bisa tetap tegas tanpa harus membalas dengan nada tinggi.

2. Gunakan Humor Sebagai Perisai

Sedikit humor bisa meredakan ketegangan tanpa membuatmu terlihat menjauh. Saat suasana mulai tegang, lemparkan komentar ringan yang mengalihkan tanpa menyudutkan siapa pun. Ini adalah cara elegan untuk ‘menolak ikut campur’ tanpa membuat orang merasa kamu menjauhi mereka. Humor, menurut Psychology Today, juga meningkatkan koneksi sosial dan membuatmu lebih disukai tanpa harus drama.

3. Hindari Komentar yang Menyulut Api

Kamu tidak harus memberi pendapat untuk semua hal. Kalau diskusi mulai melenceng ke arah yang personal atau provokatif, cukup dengarkan atau alihkan dengan kalimat netral seperti, “Oh ya? Menarik juga”. Hindari kata-kata yang bersifat menilai atau membandingkan. Dalam komunikasi interpersonal, netralitas justru sering kali membuatmu lebih dihormati daripada sekadar jadi ‘yang paling vokal’.

4. Tahu Kapan Harus Pergi Pelan-Pelan

Jika situasi mulai terasa toxic, tidak apa-apa untuk menarik diri. Kamu bisa bilang, “Aku ada urusan sebentar ya,” atau cukup tidak menanggapi percakapan yang mulai tidak sehat. Menurut Harvard Business Review, mengatur batas sosial yang sehat adalah salah satu kunci menjaga produktivitas dan kesehatan mental di lingkungan kerja maupun pertemanan.

5. Bangun Citra Konsisten yang Tidak Mudah Terseret

Jika dari awal kamu dikenal sebagai orang yang fokus, tidak suka membicarakan orang lain, dan cenderung positif, orang akan segan mengajakmu terlibat dalam drama. Kamu tidak perlu menjelaskan siapa dirimu setiap waktu, cukup konsisten dalam sikap. Karakter seperti ini bukan hanya membuatmu terhindar dari drama, tapi juga menumbuhkan rasa percaya orang lain terhadapmu.

Menghindari drama bukan berarti kamu tidak peduli. Justru karena kamu peduli pada ketenangan pikiranmu dan kualitas hubungan sosialmu, kamu memilih untuk hadir tanpa harus terseret emosi yang bukan milikmu. Kamu bisa tetap hangat, ramah, dan menyenangkan tanpa harus ikut bermain dalam sandiwara yang melelahkan.