Arti Generational Trauma dan Tanda Bahwa Kamu Memilikinya!

Rachel Angella 11 Jul 2023

Menurut studi dari World Health Organization (WHO), lebih dari 70% orang akan mengalami pengalaman traumatis setidaknya satu kali semasa hidupnya, and honestly, we’re surprised that number isn’t higher. Pada kehidupan, pastinya kita melewati sebuah pengalaman yang akhirnya membentuk cara kita melihat dunia dan bagaimana respons kita terhadap sesuatu yang dihadapi setiap harinya. Namun, tahukah kamu bahwa pengalaman traumatis yang terjadi bahkan sebelum kita lahir juga dapat berpengaruh bagi kehidupanmu? Generational trauma, atau yang dikenal juga dengan istilah transgeneral trauma memiliki sebuah efek yang meresap ke dalam kesadaran kita dan memengaruhi psikologis. 

“Seorang bayi tidak datang ke dunia seperti kertas kosong.” ucap Dr Valeria Sinason, seorang psikoterapis dan penulis buku. “Kita hidup sebagai janin selama hampir satu tahun, menyerap informasi dari luar area. Kita merasakan segala kesenangan hingga kegelisahan yang dirasakan oleh ibu.

Essentially, kerusakan psikologis dapat ditransfer dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Tak hanya dari ibu ke anak, namun juga mencakup komunitas dan keluarga yang melalui kehidupan atau situasi yang menciptakan trauma. Generational trauma memiliki potensi terjadi lebih besar di komunitas yang terpinggirkan– di mana efek penindasan dan ketidakadilan sosial dirasakan. Keadaan ini merupakan hal yang lumrah terjadi, sehingga banyak orang muda yang telah aware dan kini berusaha untuk menyembuhkannya ketika mereka sendiri telah beranjak dewasa.

Bagaimana generational trauma memengaruhi kita?

Generational trauma dapat memiliki wujud yang bermacam-macam, serupa dengan gejala trauma psikologis dan post-traumatic stress. Jika kamu kesulitan untuk menghadapi efek dari generational trauma, tanda utama yang sangat mungkin terjadi adalah anxiety, night terrors, kehilangan semangat untuk menjalani keseharian, waspada berlebih, hingga flashbacks.

Tidak hanya berpengaruh pada psikologis, generational trauma juga dapat memengaruhi kondisi fisikmu. Kamu dapat menemui dirimu dalam kondisi autoimun, hingga permasalahan pada area perut dan gastro. Pada dasarnya, ‘kerusakan’ yang terjadi pada psikologismu dapat memengaruhi kondisi fisikmu, terlebih jika diperburuk atau dipicu dari keadaan sekitarmu.

“Hubungan yang terjalin antar anak dan orangtua dapat membawa jejak emosional dari pengalaman generasi sebelumnya,” ujar Dr Sinason. “Ada pewarisan genetik, atau apa yang disebut dengan epigenetic experience, yang berarti cara genetika berinteraksi. Trauma yang dialami oleh leluhur dapat memengaruhi bagaimana gen kita diekspresikan, oleh karena itu generational trauma dapat terbentuk.” lengkapnya.

Apakah generational trauma dapat diobati?

Seperti yang kita lihat dan hadapi setiap harinya, banyak komunitas yang telah hidup melalui situasi sulit seperti dislokasi budaya, kemiskinan, penganiayaan, dan hambatan sosial serta ekonomi yang signifikan. Bagaimanapun, mengambil langkah-langkah untuk menenangkan dirimu dapat membantu dalam proses penyembuhan. Mental health professional merekomendasikan praktik seperti yoga, mindfulness, olahraga, menyanyi, menari, hingga menghabiskan waktu di alam!

“Melihat dirimu dan apa yang dirimu rasakan (fisik dan emosional) dengan self-compassion seakan sesuatu terjadi padamu, bukan sesuatu yang salah denganmu sangatlah penting. Pada dasarnya, gejala dari trauma psikologis, entah diwariskan atau tidak, adalah sebuah respons yang normal ketika menghadapi situasi sulit,” ucap Dr. Petche.

Penyembuhan pastinya membutuhkan waktu, namun bukan merupakan hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Jika kamu yakin bahwa kamu sedang mengalami generational trauma, kamu dapat mencoba berbicara kepada dokter atau mental health professional, serta membagikan ceritamu pada orang yang kamu percaya untuk mendapatkan dukungan. Good luck, Cosmo Babes!