Minimalis dan Modest Jadi Tema Koleksi Dior Haute Couture Fall 2023

Rayoga Akbar 11 Jul 2023

Koleksi haute couture sering diidentikkan dengan rancangan yang “nyentrik” dan avant-garde. Tak jarang orang mungkin akan berpikir “memang ada yang memakai pakaian seperti itu?”.

Sejatinya haute couture adalah sebuah medium bagi desainer untuk bebas bereksplorasi. Tak semua orang bisa membelinya karena dipasarkan secara eksklusif.

Para klien atau konsumennya punya kebebasan untuk mengubah rancangan yang ditampilkan menjadi lebih sesuai dengan preferensi pribadi.

Karena pada akhirnya kreasi ini didedikasikan untuk klien, banyak desainer yang memilih mengusung garis rancangan yang lebih wearable. Salah satunya adalah Maria Grazia Chiuri, creative director Dior.

Desainer asal Italia tersebut pada koleksi adibusana terbarunya tampak berfokus pada gaya minimalis dalam palet netral seperti putih, abu-abu, dan navy.

But please, don’t think it as the influence of a quiet luxury or, worst, old money style!

Rancangan Maria Grazia Chiuri punya substansi yang berbeda. Seperti apa?


1. The Inspiration

Maria Grazia Chiuri tidak menjabarkan secara spesifik akan inspirasinya. Namun dalam keterangan pers yang dirilis, koleksi ini turut disebutnya sebagai “archetypal”. Ini karena banyak menampilkan separated pieces.

Tampaknya ia mencoba berfokus pada esensi haute couture sebagai sebuah busana sehari-hari sembari tetap mengedepankan craftsmanship.


2. The Details

Tak jarang di dunia media sosial banyak yang memperdebatkan akan tipisnya perbedaan antara kreasi haute couture dengan lini ready-to-wear yang lebih komersial.

Rancangan Maria Grazia Chiuri membutuhkan inspeksi secara lebih mendetail. Tengok padanan blus dan roknya pada koleksi ini. Jika kamu zoom in, terdapat detail ruffles dan lipit. Lalu pada setelan jas tampak berhiaskan bordir.

Karena ini merupakan koleksi haute couture, di mana terdapat aturan ketat yang mesti dipatuhi terkait rancangan dan pembuatan, maka dipastikan sebagian besar pengerjaan busana dan detail masih mengandalkan keterampilan tangan.


3. Minimalist & Modest

Garis rancangan minimalis yang chic berpadu apik dengan siluet yang modest. Gaun model cape dan maxi dress juga cukup mendominasi pada koleksi ini. Bahkan jaket dikenakan bersama rok panjang.

Jika mengambil dari perspektif estetis, model cape merefleksikan siluet yang sculpted nan klasik. Dan hemline panjang kian mempertegas citra elegan sekaligus favorit dari Chiuri yang memang konsisten menampilkannya di setiap koleksi.

Namun hal tersebut juga dapat mengindikasikan akan preferensi klien haute couture. Bukan rahasia jika kebanyakan pembeli couture berasal dari kawasan Timur Tengah. Salah satunya adalah Ratu Rania dari Kerajaan Yordania yang kedapatan memakai busana Dior couture di pernikahan anaknya pada beberapa pekan lalu.

Couture juga biasanya jadi acuan akan tren yang akan hadir di peragaan koleksi ready to wear. Gaya minimalis memang telah jadi definisi lain gaya klasik. Mungkin Chiuri hendak meredefinisi gaya ini menjadi lebih demure dan poetic. It’s practical. It’s real clothes but with fantasy. 


4. Latar Runway

Chiuri rutin menggandeng seniman untuk merancang latar dari runway. Kali ini yang dipercaya adalah Marta Roberti. Seniman Italia tersebut membuat ilustrasi taman berhiaskan fauna. Ia mengaku terinspirasi akan mitologi dewi.


5. Pembuatan Latar

Ilustrasi karya Marta Roberti kemudian dibuat dalam bentuk bordiran. Pengerjaannya dilakukan oleh atelier spesiasir bordir yakni Chanakya yang berbasis di India.

Melansir dari Harper’s Bazaar Amerika Serikat, latar yang terdiri dari 9 bagian ini dikerjakan oleh 360 orang artisan dan memakan waktu hingga 480 ribu jam kerja!