6 Desainer Indonesia dengan Karya yang Penuh Warna
Setelah gaya minimalis dengan warna seperti hitam dan abu-abu mendominasi, kini tren bergerak ke gaya yang lebih berwarna terang. Varian warna yang dihadirkan juga beragam dari merah, chartreuse, oranye, hingga deep green. Beberapa desainer Indonesia juga bahkan berani menambahkan corak sehingga rancangannya semakin terlihat bold dan stand out.
Deretan Desainer Indonesia yang Bermain dengan Warna
Sederet desainer Indonesia berikut tak pernah ragu untuk bermain dengan warna terang. Bahkan beberapa juga berani memadukan dua warna vibran sekaligus menciptakan kontras yang bernuansa playful. Ada siapa saja?
1. Peggy Hartanto
Didirikan pada tahun 2012 oleh tiga bersaudara Peggy, Petty, dan Lydia Hartanto, label mode asal Indonesia Peggy Hartanto terus menegaskan posisinya dalam lanskap mode lokal maupun internasional. Dikenal melalui pendekatan desain yang memadukan feminin, garis arsitektural yang tegas, dan warna terang. Hasilnya adalah karya-karya busana yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga menghadirkan narasi kuat mengenai gaya feminin yang modern.
Ekspansi dari identitas visual tersebut diwujudkan melalui koleksi terbaru bertajuk Floret leather goods, yang mengeksplorasi motif bunga sebagai simbol pertumbuhan dan transformasi. Koleksi ini menghadirkan cardholders dengan aplikasi bunga berbahan kulit serta pembaruan dari tas-tas ikonik seperti saff, nuit, dan zig dalam warna musiman yang segar. Seluruh nilai estetika dan filosofis brand ini dikombinasikan secara menyeluruh dalam flagship store terbaru mereka di Plaza Senayan, Jakarta.
Bertajuk tema habitat, ruang ini dirancang sebagai tempat bagi alam dan ekspresi kreatif untuk berinteraksi. Dengan rancangan interior berkolaborasi dengan interior designer Surabaya yang menggabungkan elemen warna kontras, material alami, serta instalasi bunga bergaya surrealist (Floret) yaitu team Sciencewerk, ditambah kurasi musik oleh Mariska Setiawan, ruang ini menawarkan pengalaman multisensori yang memperdalam narasi desain khas Peggy Hartanto.
2. Major minor
Major Minor adalah brand mode yang didirikan pada 2011 oleh pasangan Ari dan Sari Seputra bersama Inneke Margarethe. Brand ini dikenal dengan gaya vibrant youthful, penuh warna kontras, potongan preppy quirky, dan struktur asimetris yang unik namun tetap wearable.
Salah satu koleksi ikonik mereka, The Shape of Flower, ditampilkan di Jakarta Fashion Week 2022. Terinspirasi dari seniman feminis Judy Chicago, koleksi ini menonjolkan siluet semi-fitted dengan ruffles dan bordir lembut dalam palet warna kontras. Major Minor telah tampil di Paris dan Rakuten Fashion Week Tokyo serta masuk ke pasar internasional lewat Harvey Nichols UK dan Isetan Singapore.
3. Sapto Djojokartiko
Sapto Djojokartiko adalah desainer asal Solo yang mendirikan labelnya pada 2007. Dikenal akan gaya puitis dan elegan, ia memadukan unsur budaya Indonesia dengan pendekatan kontemporer. Karyanya telah tampil di berbagai ajang fashion ternama, serta dikenakan oleh sejumlah figur terkemuka Indonesia. Reputasinya sebagai pelopor mode Tanah Air semakin kuat dengan kehadirannya dalam berbagai kampanye global.
Salah satu eksplorasi paling vibran hadir lewat koleksi Spring/Summer 2025, di mana Sapto keluar dari palet lembutnya dan bermain dengan warna-warna terang penuh semangat. Warna seperti abu kebiruan, merah oranye, hijau cerah, dan kuning mentega diimbangi nuansa netral seperti oyster, camel, dan nero. Teknik seperti laser engraving, tekstur 3D, dan bordir motif songket Kembang Jambu memperkaya tampilan visual. Siluet koleksi tetap lekat dengan ciri khas desainnya yang memiliki detail halus, teknik bordir rumit, siluet feminin, dan reinterpretasi kain tradisional Indonesia.
4. Alexa Alexa
Alexa Alexa label vibrant yang dibentuk pada tahun 2011 oleh pasangan Monique Natalia Soeriaatmadja dan Randy Soeriaatmadja. Label ini dikenal dengan identitas desain yang memadukan estetika streetwear kontemporer dan sporty dengan karakter yang playful. Sebagai sosok kreatif utama, Monique sebelumnya mendalami eksplorasi tekstil tradisional lewat label SOE Jakarta, sebelum menyalurkan visinya yang lebih urban dan chic melalui alex[a]lexa.
Pada koleksi kolaboratif di Jakarta Fashion Week 2022 bersama MILCAH dan RiaMiranda, alex[a]lexa mengeksplor palet warna yang lebih vibrant dari biasanya. Koleksinya dipenuhi dengan rona-rona cerah seperti hijau lime, ungu lavender, fuchsia, dan biru elektrik, yang memberikan sentuhan segar dan energik. Warna-warna tersebut dikemas dalam siluet oversized dan layering bergaya playful.
5. Massicot
Massicot didirikan oleh Amanda Mitsuri dan Ramdhan Muhammad di Bandung pada awal tahun 2013. Label ini bermula dari aksesori berbahan resin yang menyerupai kristal warna-warni, kemudian berkembang menjadi produk sepatu, tas, dan aksesori lainnya dengan estetika yang playful, unik, dan visual yang vibrant. Massicot dikenal melalui pendekatan desain yang eksperimental serta harga yang terjangkau, namun tetap menghadirkan kualitas yang kompetitif di pasar lokal.
Pada Jakarta Fashion Week 2024, COTTONINK berkolaborasi dengan Massicot dalam koleksi bertema “Whimsical Wonderland: Be the Main Character of Our Life.” Koleksi ini menampilkan busana ready-to-wear yang menggabungkan siluet khas COTTONINK dengan visual khas Massicot yang penuh imajinasi. Warna-warna pastel yang lembut, motif fauna, serta detail beads dan aksesori playful menjadi elemen utama yang memperkuat karakter koleksi ini
6. Danjyo Hiyoji
Danjyo Hiyoji, didirikan pada tahun 2009 oleh dua sahabat sejak masa sekola yakni, Dana Maulana dan Liza Masitha, mulai dari mimpi sederhana dengan dua mesin jahit hingga menjelma menjadi label streetwear Indonesia. Brand ini mengadopsi konsep unisex dengan inspirasi dari desain Jepang, menyasar generasi muda yang ingin mengekspresikan diri tanpa batasan gender.
Koleksi Spring/Summer 2025, yang dipresentasikan dalam JF3 Fashion Festival 2024, merupakan refleksi dari kreativitas Danjyo Hiyoji dalam menafsirkan kebebasan generasi muda. Sekitar 30 rancangan ditampilkan meliputi bahan katun, denim, dan semi-wool dengan siluet yang chic dan nyaman. Dominasi palet earthy dan cerah serta elemen unfinished hem pada jahitan memperkuat kesan edgy namun tetap wearable.