5 Kalimat Jitu Biar Pasangan Lebih Ngeh sama Isi Hatimu

Redaksi 2 28 Jul 2025

Dia sering nggak “ngeh” sama isi hatimu? Kadang, bukan karena dia tak peduli atau tak peka, tapi karena caramu menyampaikan belum benar-benar menyentuh hatinya. Kamu sudah merasa jujur dan terbuka, tapi entah kenapa responsnya terasa menggantung. Nah, dalam sebuah hubungan, komunikasi yang sehat bukan soal siapa yang paling banyak bicara, tapi siapa yang benar-benar didengar dan dipahami. Dan itu bisa dimulai dari memilih kalimat yang tepat.

Psikolog klinis Dr. Susan Johnson, dalam penelitiannya mengenai Emotionally Focused Therapy, menyatakan bahwa pasangan lebih mudah saling terkoneksi ketika mereka mengekspresikan kebutuhan emosional dengan cara yang hangat dan spesifik (Johnson, 2008). Jadi, bukan soal meredam emosi, tapi menyampaikannya dengan cara yang bisa masuk ke hati pasanganmu.

Berikut lima kalimat jitu yang bisa kamu pakai agar pasangan lebih ngeh sama isi hatimu.

1. “Aku pengen kamu ngerti, bukan sekedar dengerin”

Kalimat ini memberi sinyal bahwa kamu butuh koneksi emosional, bukan Cuma respons otomatis. Menurut riset dari Journal of Marriage and Family (2015), pasangan yang merasa dipahami cenderung lebih puas dalam hubungan. Kalimat ini membantu pasanganmu menyadari bahwa kamu ingin didengarkan dengan hati, bukan hanya telinga.

2. “Waktu kamu begini, aku ngerasa…”

Alih-alih menyalahkan, kamu membuka ruang untuk bicara dari sisi perasaan. Ini adalah bentuk komunikasi non-defensif yang banyak direkomendasikan dalam terapi pasangan. Dengan mengungkapkan perasaan alih-alih tuduhan, kamu memberi pasangan kesempatan untuk bereaksi tanpa merasa diserang.

3. “Yang aku butuhin sekarang Cuma pelukan atau temenin sebentar aja”

Kamu mungkin berharap dia peka, tapi tak semua orang jago membaca kode. Kalimat ini menjawab kebutuhan dasar hubungan yaitu kejelasan. Penelitian dari Psychology Today menyebutkan bahwa keintiman emosional lebih mudah dibangun ketika kebutuhan diekspresikan secara langsung namun lembut.

4. “Aku tahu kamu capek, tapi aku juga pengen didengar sebentar”

Kalimat ini memvalidasi kondisi pasangan tapi tetap menyuarakan kebutuhanmu. Ini bisa jadi jembatan agar komunikasi dua arah tetap hidup. Dalam komunikasi asertif, pengakuan terhadap kondisi orang lain sambil menyampaikan kebutuhan diri adalah kunci membangun empati dua arah.

5. “Aku ngomong gini karena aku sayang dan pengen kita makin nyambung”

Kalimat ini mengingatkan bahwa maksudmu baik. Bukan mengatur, bukan memojokkan. Ini cara untuk menunjukkan bahwa kritikmu datang dari cinta, bukan frustrasi. Riset dari Gottman Institute menunjukkan bahwa pasangan yang memulai percakapan dengan “soft start-up” atau pembuka lembut lebih mungkin menyelesaikan konflik dengan damai.

Kalimat-kalimat di atas bukan mantra yang langsung menyulap segalanya jadi sempurna. Tapi bisa jadi jembatan kecil untuk membuat hatimu lebih terdengar, dan cintamu lebih terasa. Dalam hubungan, sering kali bukan karena cinta hilang, tapi karena kita lupa belajar menyampaikan dengan cara yang membuat cinta itu sampai.