Ternyata, Setiap Perasaan Kamu Itu Punya Arti Psikologisnya
Perasaan itu sifatnya kompleks, kamu pun pasti setuju dengan pertanyaan tersebut. Kalau ditanya, “apa alasan kamu bisa jatuh cinta?” untuk menjelaskannya saja tak bisa diungkapkan oleh satu atau dua kata – membuat essay pun saja tak cukup rasanya. Terlalu banyak hal-hal yang terjadi begitu saja ketika kita sedang membicarakan soal perasaan.
Feelings are unique, tak heran kalau ada banyak arti secara psikologis yang mampu mengungkapkan setiap perasaan yang kita rasakan. Sama seperti ungkapan ‘butterfiles in my tummy’, ada banyak kebahagiaan, kesedihan, serta perubahan yang terperangkap jadi satu di dalam perasaan kita. Langsung saja simak!
Lethologica
Sering nggak, kamu ingin mengucapkan sesuatu, lalu beberapa detik kemudian pemikiran tentang hal tersebut hilang begitu saja? Yes, perasaan ini disebut Lethologica, di mana kamu mendadak lupa di saat ingin mengucapkan sesuatu.
Erotomania
OK, ini mungkin sering terjadi oleh kita (apalagi semasa duduk di bangku sekolah). Saat sedang menaksir seorang pria, umumnya kita gemar membuat narasi “bagaimana jika aku menjalin hubungan dengan si dia?”. Kemudian kamu menganggap kalau seseorang menyukaimu padahal belum ada bukti faktualnya. Asumsi ini memunculkan perasaan Erotomania.
Onism
Perasaan bosan yang hadir di saat kamu sedang stuck dalam suatu situasi. Atau dalam kata lain, di saat kamu sedang menunggu transportasi umum seperti kereta, bus, atau pesawat – pasti ada saja mimen yang mengharuskan kamu untuk menunggu jadwal keberangkatan. Rasa bosan ini disebut dengan Onism.
Accismus
Situasinya begini, kamu bertamu ke rumah teman – dan temanmu menawarkan makanan favoritmu, tetapi kamu memilih untuk menolak, karena merasa sungkan. Well, perasaan ini bernama accismus, ketika kamu menolak sesuatu, padahal deep down kamu menginginkannya.
Adronitis
Perasaan ini muncul ketika kamu kenal dengan beberapa orang – selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah bisa akrab, atau menjadi teman dekat karena beberapa faktor. Situasi ini menumbuhkan perasaan adronitis.
Jouska
Berbicara dengan diri sendiri itu penting, menjadi masa di mana kamu bisa lebih mengenal diri kamu. Hal ini terjadi di saat kamu sedang meghabiskan waktu me-time, atau mungkin solo trip. Perasaan ingin merenung dan berkomunikasi dengan sendiri ini disebut dengan Jouska.
(Nadhifa Arundati / Image: Dok. Unsplash by Laura Ockel)