7 Cara Menghentikan Diri dari Sifat Posesif yang Membahayakan Hubungan

Redaksi 06 Aug 2024

Hubungan yang sehat akan selalu mengutamakan kepercayaan yang kuat dari kedua belah pihak. Jika kepercayaan tersebut tidak ada dari salah satunya, maka hubungan akan menjadi lebih mudah goyah dan berantakan. 

Posesif, adalah salah satu sifat buruk yang menunjukkan kurangnya kepercayaan kepada pasangan. Seperti ticking bomb, sikap posesif yang dilakukan secara terus menerus dapat meledakkan hubungan kalian.

Jika kamu belum tahu, posesif adalah bentuk perasaan yang selalu ingin memiliki dan mengontrol pasangan dalam kadar berlebihan, sehingga membuat si pasangan menjadi tidak nyaman, dan sering kali justru malah menimbulkan masalah baru. Ketika kamu selalu ingin mengontrol dengan siapa dia berbicara, pergi, atau bahkan bekerja.. maka bisa dibilang kamu sedang berada di lingkaran posesif ini Cosmo babes, dan jujur saja kamu harus segera menghilangkannya!

Sebelum terlambat, Cosmo akan membantumu menghentikan sifat posesif ini dengan merekomendasikan beberapa cara yang akan membantu membawa hubunganmu ke arah yang lebih sehat. Simak!


1. Kenali Akar Masalah

Langkah pertama untuk mengatasi sifat posesif adalah dengan mengenali akar penyebab mengapa kamu merasa tidak aman dan ingin terus menerus mengontrolnya. Seperti apakah ini berasal dari pengalaman masa lalu, ketidakpercayaan, atau ketakutan akan kehilangan? Memahami sumber masalah dapat membantumu menemukan solusi yang tepat, dan mulai mencari cara untuk lebih mengontrol rasa dalam dirimu ketimbang mengontrol aktivitas pasanganmu.


2. Belajar Untuk Lebih Percaya Diri

Insekuritas seringkali menjadi pemicu sifat posesif. Maka dari itu, penting bagimu untuk mulai membangun kepercayaan diri untuk mengurangi ketergantungan emosional pada pasangan. Fokus pada kekuatan dan kelebihan yang kamu miliki. Berhenti membandingkan diri dengan orang-orang di sekitarmu atau pasanganmu, serta kembangkan hobi atau minat baru yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.


3. Lakukan Komunikasi Terbuka dengan Pasangan

Terkadang hal yang perlu kamu lakukan adalah dengan berkomunikasi kepada pasangan tentang perasaan dan kekhawatiranmu secara terbuka. Dengan melakukan komunikasi yang jujur dan saling memberi pengertian, kamu dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dan ketidakpercayaan yang terpendam dalam diri. Temukan waktu yang tepat untuk membahas ini. Patikan pasanganmu berada dalam kondisi yang tenang untuk bisa mendengar perasaan dan kekhawatiranmu.


4. Berikan Ruang Untuk Dirimu dan Pasangan

Meski sudah menikah sekalipun, me time adalah hal yang sangat penting untuk rutin dilakukan. Me time membantu kalian untuk bisa tetap bebas merasakan pikiran dan perasaan diri sendiri, serta me-refresh segala kejenuhan yang ada. Gunakan waktu me time untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan untuk membantu meningkatkan mood-mu.


5. Atasi Kecemburuan dengan Bijak

Berusaha menghilangkan sifat posesif bukan berarti kamu tidak boleh cemburu. Kecemburuan adalah emosi yang alami, tetapi kamu harus bisa mengatasinya dengan cara yang sehat. Alih-alih bereaksi berlebihan, cobalah untuk mengidentifikasi perasaan cemburu dan cari tahu apakah itu beralasan. Jika tidak, latih diri untuk mengatasi kecemburuan dengan positif, seperti berkomunikasi secara terbuka atau sekadar tidak menyalahkan pasangan secara berlebihan.


6. Lakukan Manajemen Emosi

Belajar untuk mengelola emosi dengan lebih baik dapat membantu mengurangi sifat posesif. Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk menenangkan pikiran dan mengendalikan emosimu.


7. Pertimbangkan Bantuan Profesional

Jika sifat posesif sudah sangat mengganggu dan sulit untuk diatasi sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Terapi atau konseling dapat memberikan wawasan dan alat yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini secara efektif.


Dengan menerapkan cara-cara di atas, kamu dapat mengurangi sifat posesif dan membangun hubungan menjadi lebih sehat dan harmonis. Ingat bahwa cara-cara di atas juga membutuhkan waktu, dan konsistensi untuk benar-benar bisa terkendalikan dengan baik.