Melihat Keindahan Budaya Jakarta dan Bali Melalui Scarf yang Estetik
Agustus selalu menjadi bulan yang istimewa bagi Indonesia dan tahun ini, perayaan tersebut juga diwarnai dengan kolaborasi luar biasa antara ASHTA District 8 dengan no’om | no’mi by Soetjipto Hoeijaja. Bertempat di lobby SCBD dari ASHTA District 8, pameran seni dan fashion ini mempersembahkan koleksi scarf ramah lingkungan yang mengangkat kekayaan budaya Jakarta dan Bali. Mengusung tema pop-art yang mencolok, acara ini tidak hanya menyoroti keindahan seni dan fashion, tetapi juga menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
Pameran Scarf Bertema Pop-Art Memadukan Budaya Jakarta & Bali
Pameran pada ASHTA District 8 ini menampilkan 40 scarf yang dirancang oleh para desainer berpengalaman, menonjolkan figur ikonis dari budaya Betawi dan Bali, seperti Ondel-ondel, Barong Bali, serta penari Bali. Koleksi ini bertujuan untuk mendekatkan budaya tradisional lokal khususnya melalui fashion dan ditujukan untuk kamu yang sedang mencari cara fresh dalam menghubungkan diri dengan tradisi dengan tetap beradaptasi dengan gaya hidup modern.
Setiap scarf yang ada di dalam pameran ini adalah contoh nyata dari inovasi dan tanggung jawab lingkungan. Dikenal dengan nama 'no’om | no’mi', koleksi ini dibuat dari serat viscose yang disempurnakan dengan solusi berbasis air terbaru dan kain ‘EcoFion’. Serat ini berasal dari ekstraksi selulosa tumbuhan dan telah memperoleh sertifikasi ISO/TR, menjamin bahwa produk ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga 100% dapat terurai secara alami. Pada zaman sekarang ini, keberlanjutan lingkungan sangat diperhatikan oleh banyak fashion brand. Pameran ini menunjukkan bagaimana fashion dapat ikut berperan dalam melestarikan lingkungan dengan tetap menjaga estetika.
Inspirasi Figur Budaya di Balik Setiap Scarf
Koleksi scarf ini bukan hanya mementingkan estetika atau sekadar menjadi aksesori, melainkan juga representasi dari kekayaan budaya Indonesia. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai elemen budaya yang menginspirasi desain dalam scarf ini.
1. Ondel-Ondel: Figur yang merupakan salah satu simbol paling ikonik dari budaya Betawi. Figur ondel-ondel digunakan dalam desain scarf ini karena membawa makna mendalam tentang hubungan antara generasi masa lalu dan masyarakat saat ini.
2. Barong: Dalam budaya Bali, Barong adalah makhluk mirip singa yang merupakan simbol keseimbangan dan pelindung desa. Digunakannya Barong pada desain scarf ini karena Barong merupakan bagian penting dari warisan budaya Bali sehingga menciptakan sentuhan budaya Bali yang menawan dan penuh warna.
3. Ungkapan Populer Bahasa Bali: Scarf juga menampilkan ragam ungkapan dalam bahasa Bali seperti “Matur Suksma” (Terima Kasih) dan “Om Swastiastu” (Halo dan Diberkati). Ungkapan-ungkapan ini membawa nuansa keseharian Bali ke dalam desain scarf, yang memungkinkan kamu untuk membawa pulang sepotong kehangatan pulau Dewata.
4. ‘Nyeledet’: Teknik ekspresi wajah dalam tarian Bali yang dikenal dengan mata melotot dan gerakan yang khas, menambah makna dalam setiap pertunjukan. Scarf ini mengangkat keunikan teknik 'Nyeledet' yang mengingatkan kita pada bagaimana seni visual dapat menyampaikan emosi dan cerita yang mendalam.
Free-Entry Exhibition #noomnomiAround
Bagi kamu yang ingin mengunjungi pameran scarf dari Galeri #noomnomiAround, pameran ini menawarkan tiket masuk gratis dan akan berlangsung hingga 1 September 2024. Ini merupakan bagian dari program ASHTA’ ILLUSTRIOUS yang merayakan bulan Agustus dengan berbagai event menarik. Dengan free-entry, pameran ini menjadi kesempatan bagi kamu yang ingin menikmati keindahan desain scarf yang terinspirasi oleh kekayaan budaya Indonesia.
Free-entry ini bertujuan untuk mempromosikan budaya tradisional lokal melalui seni dan fashion. Di sana, kamu dapat melihat berpadunya elemen-elemen budaya Indonesia dalam fashion modern, acara ini tidak hanya menargetkan kepada warga lokal tetapi juga pengunjung manca negara yang mencari suvenir dan pengalaman budaya yang berkesan.