Oh, No! Tanda kamu Menjalani Cinta yang Obsesif

Nadhifa Arundati 27 Aug 2024

Jatuh cinta itu memang seindah menikmati pemandangan di pulau Santorini, it’s very dreamy. Tetapi kalau perasaan ini sudah berubah jadi obsesi, kamu harus mulai waspada dengan tindakan dirimu sendiri. Kalau perasaan cinta ini sudah melewati kapasitas sewajarnya dan malah menumbuhkan pikiran negatif bagi kedua pihak, maka ini bukan lagi sisi indah dari rasa cinta. Hubungan yang sehat itu bikin kamu merasa aman dan bahagia, bukan cemas dan posesif. Yuk, kenali tanda-tanda kalau kamu atau pasangan mulai terjebak dalam cinta yang obsesif.


1. Kamu Terus Menguntit Media Sosialnya

Cek timeline, story, bahkan siapa yang like fotonya—kamu gak bisa berhenti nguntit. Setiap notif dari dia bikin kamu deg-degan, tapi bukan karena excited, lebih ke takut dia melakukan sesuatu yang nggak sesuai ekspektasi kamu.

 

2. Selalu Butuh Kepastian

Kamu terus-terusan butuh assurance kalau dia sayang sama kamu, bahkan sampai nanya berkali-kali. Mungkin saja hal ini kamu lakukan demi mendapatkan afirmasi rasa sayang dari pasangan, tetapi kalau kamu sudah mulai mempertanyakan rasa sayang pasangan, padahal ia tak melakukan kesalahan apa-apa, this could be dangerous for yourself. Kalau dia telat bales chat, kamu langsung overthinking dan merasa insecure. Nyatanya ini menjadi tanda bahwa kamu sudah terlalu terobsesi dengan kehadirannya sebagai pasangan.

 

3. Menjauhkan Diri dari Teman dan Keluarga

Kamu merasa dia adalah satu-satunya orang yang kamu butuhkan, sampai-sampai kamu menjauh dari orang-orang terdekat. Setiap waktu kamu habis untuk dia, dan perlahan tapi pasti, kamu kehilangan support system di luar hubungan. Girls, saatnya untuk mengubah pola hidup, luangkan waktu untuk keluarga dan juga teman. Karena hidup itu tak melulu tentang pasangan, di saat ada kendala, tentu teman dan keluarga akan menjadi figur yang mampu memberikanmu bantuan, khususnya secara mental.

 

4. Posesif dan Mudah Cemburu

Mulai timbul rasa cemburu sama semua orang yang dekat dengannya, bahkan teman-temannya. Kamu jadi posesif dan ingin tahu semua aktivitasnya. Babes, mengekang pasangan itu justru tak menunjukkan adanya rasa cinta yang kamu berikan terhadapnya. Kalau kamu memang menyayanginya, belajar-lah untuk percaya terhadap kegiatan dan keputusan yang pasangan pilih. Asalkan kalian tetap transparan dalam hal berkomunikasi. 

 

5. Takut Kehilangan Sampai Overcontrolling

Rasa takut kehilangan bikin kamu ingin mengontrol setiap aspek dari hubungan kalian. Kamu jadi sering mengatur-ngatur apa yang dia harus lakukan, dengan alasan ‘demi kebaikan kalian berdua.’ Padahal sebetulnya, mengontrol seseorang khususnya pasangan itu bukan semata-mata melindungi atau menjaga kebaikan mereka, melainkan membuat pasangan jadi merasa tak nyaman, alhasil, hubungan akan semakin runyam.

 

6. Mengorbankan Kebahagiaan Sendiri

Kamu rela melakukan apa saja demi dia, bahkan sampai mengorbankan kebahagiaan dan kepentingan kamu sendiri. Meski kamu tahu kalau kamu punya hobi yang ingin sekali kamu tekuni, tetapi semua ini terhalang karena kamu lebih memilih menghabiskan waktu, nyari full-time, bersama pasangan. Hubungan yang sehat seharusnya saling memberi dan menerima, bukan cuma satu pihak yang terus berusaha.

Kalau kamu mulai merasakan tanda-tanda ini, mungkin saatnya kamu introspeksi diri dan menilai kembali hubungan kamu. Ingat, cinta sejati bukan tentang mengontrol atau dimiliki, tapi tentang saling memberi ruang untuk tumbuh bersama. Kalau sudah mulai gak sehat, mungkin kamu perlu bicara dengan pasangan atau bahkan mempertimbangkan bantuan dari ahli. Cinta itu tentang kebahagiaan, bukan ketakutan. Keep it healthy, Cosmo babes!


(Nadhifa Arundati / Image: Pexels by August de Richelieu)