Interview: Tara Basro & Prosesnya dalam Menerima dan Mencintai Dirinya Sendiri
Narasi tentang perjalanan mencintai diri sendiri dan bentuk tubuh yang dimiliki mungkin terdengar sesuatu yang cliché. Tetapi kita semua pasti memiliki caranya sendiri untuk bangkit dan survive dalam proses mencintai diri sendiri. Pertemuan Cosmo untuk pemotretan cover bersama Tara Basro hari itu membuat kami mempelajari satu lagi hal esensial dalam menjalani hidup: rasa terima kasih atas perjalanan yang telah dilalui oleh tubuh untuk sampai di titik saat ini.
Tidak selalu berjalan mulus memang, tetapi sama seperti hukum alam yang tidak mengenal kata kekal apapun yang terjadi pada tubuh kita juga pasti berubah seiring berjalannya waktu. Yang terpenting adalah sikap belajar untuk beradaptasi dan tidak cepat puas pada apa yang dimiliki.
Melalui fase yang panjang dan proses penerimaan diri yang tak kalah challenging atas tubuhnya, kini Tara Basro telah lebih berdamai atas tubuhnya sendiri. Inilah waktunya menyempatkan diri sejenak untuk melihat mindset positif seorang Tara Basro yang mungkin belum pernah Anda lihat di tempat lain sebelumnya.
Hai Tara, sedang sibuk apa saat ini? Ada proyek terbaru yang sedang dikerjakan atau akan datang?
Hai Cosmo, sekarang saya sedang sibuk berbagai hal seperti mempersiapkan konten untuk Youtube. Lalu juga pergi traveling serta ada project baru seputar media dan musik yang belum bisa saya ceritakan lebih dalam. Tapi nantikan ya!
Bagian tubuh apa yang paling Anda sukai?
Mata. Saya suka mata saya karena itu menjadi sesuatu yang distingtif bagi dalam diri saya.
Mari membahas lebih dalam tentang bentuk tubuh. Apa insecurities terbesar yang pernah Anda rasakan terhadap bentuk tubuh Anda?
Rasa insecure pasti ada, walau sekarang saya sudah dalam fase yang lebih bisa menerima apa kondisi tubuh saya. Tapi tentu sebagai manusia pasti ada pula hari-hari di mana saya tidak selalu berada di waktu dan mood terbaik saya. Sedikit bercerita dahulu saya melakukan semuanya untuk memenuhi standar kecantikan yang ada, seperti bahwa perempuan itu harus kurus. Saya bahkan pernah berada di posisi terlalu kurus dengan berat badan menyentuh 40 kg! Sayangnya saat di angka tersebut saya pun tidak bahagia dan masih berpikir bahwa saya gemuk!
Jika saya melihat kembali foto-foto saya dulu saya selalu bilang, "bisa-bisanya saya berpikir seperti itu". Sekarang jika muncul pikiran intrusif, saya berusaha berpikir bahwa kondisi tubuh saya yang sekarang sebenarnya sudah cukup, seperti ini pun tidak apa-apa kok. Saya semakin belajar untuk menghormati diri sendiri dan tubuh saya. Karena semua orang pasti berproses, tumbuh dan berkembang. Tubuh kita pun tidak mungkin selalu sama dan begitu-begitu saja. Perlu diingat bahwa badan kita bisa menyimpan banyak emosi dan saksi dari perjalanan kehidupan kita, maka tidak fair kalau bilang ingin seperti ini selamanya.
Lantas, bagaimana cara Anda mengatasi rasa insecure tersebut?
Saya suka sekali olahraga. Bagi saya olahraga adalah tempat di mana saya merasa bisa merasa empowered, kuat, dan sehat. Saya juga biasanya memilih untuk memiliki waktu dengan diri sendiri seperti mendengarkan musik atau melakukan dance kecil. Sebab bergerak adalah salah satu cara untuk merilis emosi yang paling efektif untuk saya pribadi. Walau setiap hari pasti ada saja komentar buruk yang datang, saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Supporter terbesar saya adalah suami saya. Dari sosoknya saya belajar apa rasanya dicintai secara unconditionally dan lebih bisa menerima diri sendiri.

Cosmo cukup penasaran, seperti apa persepsi tentang bentuk tubuh ideal versi Anda?
Kalau saya sekarang patokannya adalah sehat di mana semua organ saya bisa berfungsi dengan baik. Dengan cara tersebut saya bisa men-support kesehatan mental dan otak saya. Kalau dulu saya benar-benar jahat dengan diri sendiri, sekarang saya belajar untuk lebih mendengarkan, mengerti, serta melihat apa plus minusnya.
Apakah segala hal terkait beauty dan body standard sebagai selebriti yang ada di persepsi masyarakat sempat mengganggu kesehatan mental dan fisik Anda?
Percaya atau tidak, dulu saya bahkan pernah ada masa mengalami panic attack setiap hari dan itu rasanya seperti selalu terkena serangan jantung! Semuanya berasal dari saya yang tidak mendengarkan tubuh sendiri dan melakukan banyak habit kurang baik seperti kalau kerja tidak mau makan, dll. Akhirnya tubuh saya ngambek dan di sana saya benar-benar dipaksa untuk mengubah lifestyle dan cara berpikir saya. Kalau urusan perkataan netizen, jujur ada banyak yang saya block karena di media sosial sebab saya tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan negativitas orang lain. Saya rasa ketika seseorang berbicara jelek ke orang lain lewat media sosial itu hanya refleksi atas diri mereka sendiri. Saya akhirnya juga lebih memilih bersikap bodo amat.
Satu hal yang Anda harap netizen berhenti katakan tentang tubuh Anda adalah....
Pertanyaan-pertanyaan seperti, "Tara hamil ya?", atau "kapan hamil?". Karena menurut saya jika itu membahas soal kehamilan rasanya menjadi topik yang sangat sensitif bagi banyak orang. Saya sendiri termasuk yang santai dan biasa saja, tetapi mungkin akan ada orang-orang tertentu yang sensitif dan melalui masa-masa yang berat atas topik tersebut.
Apakah Anda masih sering merasa pressure atas adanya beauty standard yang mungkin sepenuhnya belum hilang dari masyarakat saat ini?
Ada momen di mana saya sesekali berpikir, "Kok sepertinya tidak ada lagi ya ruang untuk saya di industri ini dengan bentuk badan yang sekarang?". Saya sering merasa seperti itu. Tapi saya berpikir lagi jika itu memang akan menjadi kenyataan dan sudah menjadi jalannya, ya sudah saya pasrah. Jika masih ada orang yang mau bekerja sama dengan saya, maka saya akan mengapresiasinya. Karena sebagai pemain film pengorbanannya tuh besar sekali, karena kita juga melakukan transformasi secara fisik dan emosional.
Apa hal terbesar yang sudah Anda lalui bersama tubuh Anda?
Pastinya ada banyak hal. Menurut saya perubahan tubuh saya saat ini adalah perjalanan besar tersendiri buat saya. Saya suka sudah sedih jika seseorang over simplify kenaikan berat badan. Ada yang dibilang malas olahraga lah atau makan kebanyakan, padahal tidak sesederhana itu. Ada banyak faktor yang memengaruhi berat badan seseorang. Ketika awal saya berbicara topik ini saya juga kerap mendapat komentar "Tara Basro meromantisasi obesitas!", padahal tidak sama sekali! Banyak yang menyalah artikan hal ini. Saya rasa perjalanan paling roller coaster dengan tubuh saya ya fase-fase ini, dan itu seperti sebuah tes dari yang di Atas apakah saya bisa melalui perubahan yang dirasakan ini.
Adakah saran dari Anda bagi Cosmo babes yang mungkin berada di posisi struggle atas tubuhnya sendiri?
Cari aktivitas yang Anda sukai terutama aktivitas fisik. Ingat pula bahwa apa yang baik buat orang lain belum tentu baik buat diri kita. Jika merasa struggling dengan apa yang terjadi di tubuh Anda, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional. Dan bagi saya yang terpenting adalah memiliki support system yang akan membantu Anda ketika mengalami hari-hari berat tersebut.
Satu hal yang tidak bisa kita hindari sebagai manusia adalah aging / penuaan. Bagaimana Anda memandang penuaan tersebut?
Kalau saya justru tidak sabar ubanan. Yang saya sadari juga proses penuaan tersebut juga melibatkan emosi yang kompleks, semuanya akan kembali lagi tentang bagaimana cara kita dalam menyikapi perubahan yang ada karena kita tidak bisa selalu sama.
So, sudah puas dan bahagiakah Anda dengan tubuh Anda sekarang? Jika ya, mengapa? Dan jika tidak, mengapa / ada yang ingin Anda ubah?
Saya ingin lebih sehat lagi pastinya. Sekarang saya sedang tahap pemulihan karena menurut dokter saya masih banyak yang perlu dilakukan. Jadi semoga bisa lebih sehat lagi karena kesehatan adalah sesuatu yang banyak kita take it for granted. Saya merasa pernah tidak bisa melakukan hal yang saya sukai karena terhalang faktor kesehatan. Jadi goals saya saat ini itu ingin punya tubuh, otak, dan organ yang sehat.
Jika Anda bisa mengucapkan sebuah pesan untuk tubuh Anda maka... Dear my body..
Terima kasih sudah keeping up with me. Kata yang paling tepat adalah terima kasih. Karena mungkin saya tidak banyak mengucapkan ini. Biasanya saya selalu mengkritik tubuh saya seperti "kamu kok kurang ini dan itu." Tapi sebenarnya apa yang dilakukan tubuh kita itu banyak sekali. Fakta kita bisa berdiri, bernapas setiap hari, itu suka lupa untuk diapresiasi.

Satu hal yang sedang Anda sukai sampai terobsesi dengan hal tersebut akhir-akhir ini adalah...
Saya sedang obsess dengan podcast di Youtube. Itu menjadi salah satu hal yang saya pelajari akhir-akhir ini.
Ada banyak hal dalam hidup yang terkadang tidak sesuai dengan keinginan, bagaimana cara seorang Tara Basro menyikapinya?
Bagi saya menjadi fleksibel adalah sesuatu yang harus Anda miliki di industri ini, karena dunia ini rasanya tidak ada hal yang pasti. Saat saya menginginkan sesuatu seperti sebuah pekerjaan tertentu namun tidak mendapatkannya, saya anggap itu sebagai cara semesta melindungi saya. Dan saya percaya ada sesuatu yang lebih besar lagi menanti saya ke depannya.
Apa salah satu impian Anda dalam hidup yang belum tercapai sekarang?
Saya ingin punya sebuah karya yang tidak bergantung pada orang lain dan independen. Sesuatu yang bisa saya lakukan sendiri dan bisa membawa dampak postif pada banyak orang lain. Saya ingin yang bisa menjadi pihak yang menginisiasi sebuah pekerjaan.
Photographer: Hadi Cahyono
Fashion Stylist: Dheniel Algamar
Beauty Editor: Astriana Gemiati
Digital Imaging: Raghamanyu Herlambang
Assistant Fashion Stylist: Thalita Aurelia, Ellena Azisia Dianny Putri
Makeup: Aditya Vagueskin
Hair: Eka Hair
Nails: Paint It Nails