Rekomendasi 5 Buku Fiksi dari Penulis Korea yang Wajib Kamu Baca
Di tengah rutinitas sehari-hari yang padat, menyisihkan waktu luang untuk melakukan hal-hal yang disukai sangat diperlukan. Selain untuk menjernihkan pikiran sejenak, melakukan hal-hal tersebut bisa kembali membangkitkan semangat untuk kembali ke rutinitas yang menyita waktu.
Salah satu hal yang bisa kamu lakukan di waktu luang ialah membaca buku. Di antara banyaknya jenis dan genre buku, fiksi menjadi pilihan yang tepat untuk kamu sembari bersantai di waktu luang.
Sembari menunggu waktu luang, berikut Cosmo berikan rekomendasi buku fiksi dari penulis Korea yang wajib kamu baca.
1. Shine - Jessica Jung
Jessica Jung merupakan sosok penyanyi, aktris, serta businesswoman yang terjun ke dunia kepenulisan.
Shine menjadi buku fiksi pertama dari Jessica Jung yang mengisahkan sosok remaja berusia 17 tahun yakni Rachel Kim. Merupakan keturunan Korea-Amerika, ia direkrut oleh salah satu perusahaan musik besar di Seoul, Korea Selatan, yakni DB Entertainment.
Rachel Kim pun harus menjalani berbagai pelatihan hingga ‘mematuhi’ larangan-larangan yang diberikan. Di tengah perjuangannya tersebut, ia juga mengalami berbagai rintangan saat berusaha mempertahankan citra dirinya.
Lewat buku Shine ini, Jessica Jung akan mengajak kamu untuk terus berjuang meraih mimpi dan tak mudah menyerah untuk meraihnya.
(Gramedia, harga Rp139.000-,)
2. Kim Ji Yeong, Lahir Tahun 1982 - Cho Nam Joo
Menjadi salah satu buku fiksi sensasional di Korea Selatan, Kim Ji Yeong, Lahir Tahun 1982 juga pernah direkomendasikan oleh idol K-Pop terkenal, yakni RM ‘BTS’.
Sesuai judulnya, buku ini mengisahkan seorang wanita bernama Kim Ji Yeong yang lahir pada tahun 1982. Lewat kisah Kim Ji Yeong, Cho Nam Joo menghadirkan gambaran wanita yang hidup dalam budaya patriarki yang cukup kental di masyarakat.
Seperti Kim Ji Yeong yang lahir di keluarga yang mengharapkan anak laki-laki, menjadi sosok bulan-bulanan para guru saat ia di sekolah, hingga disalahkan sang Ayah saat diganggu anak laki-laki dalam perjalanan pulang dari sekolah di malam hari.
(Gramedia, harga Rp58.000-,)
3. I’ll Go To You When The Weather Is Nice - Lee Do Woo
Buku fiksi yang satu ini telah diadaptasi menjadi drama Korea berjudul When the Weather Is Fine (2020), dibintangi oleh Park Min Young dan Seo Kang Joon.
Lewat bukunya, Lee Do Woo akan mengajak para pembaca untuk menikmati kisah Mok Hae Won, seorang wanita yang ingin mengatasi masa lalu dan masa kini usai dirinya kembali ke kampung halaman.
Biasanya, ia hanya berkunjung ke kampung halamannya saat musim dingin selama beberapa hari, namun pada akhirnya ia memutuskan untuk menetap. Mok Hae Won pun bertemu dengan laki-laki penjaga toko buku, Eun Seob, yang juga merupakan teman semasa sekolahnya.
Berawal dari pertemuan di toko buku tersebut, Hae Won menjalin hubungan baru dengan orang-orang di kampung halamannya, termasuk dengan Eun Seob. Ada banyak hal yang terjadi, bahkan sebuah rahasia yang selama ini tersimpan rapat akhirnya terbongkar.
(Gramedia, harga Rp109.000-,)
4. Ibu Tercinta (Please Look After Mom) - Kyung Sook Shin
Memiliki tema motherhood, Kyung Sook Shin menghadirkan kisah seorang sepasang suami dan istri saat melakukan perjalanan ke Seoul, Korea Selatan untuk menemui anak-anaknya.
Saat hendak menaiki kereta bawah tanah, sang suami mengira istrinya mengikuti di belakangnya. Ternyata, sosok istri sekaligus Ibu tersebut tertinggal di stasiun. Sosoknya pun tak kunjung ditemukan dan membuat sanak keluarga mengalami trauma atas kejadian tersebut.
Di sisi lain, mereka mulai mengingat kejadian-kejadian di masa lalu yang membuatnya tersadar betapa pentingnya sosok Ibu dalam hidup mereka.
(Gramedia, harga Rp70.000-,)
5. Saha Mansion - Cho Nam Joo
Bagi para penggemar kisah thriller, buku Saha Mansion ini bisa menjadi pilihan. Lewat buku ini, Cho Nam Joo akan mengajak pembaca untuk menyelami kisah kesenjangan sosial yang terjadi di ‘Town’, sebutan untuk kota-negara aneh dalam buku Saha Mansion.
Setelah sebelumnya mengangkat isu kehidupan patriarki dalam Kim Ji Yeong, Lahir Tahun 1982, lewat Saha Mansion sang penulis turut menyampaikan beberapa isu sosial seperti kelas sosial, feminisme, dan sebagainya.
Salah satu yang paling menonjol ialah isu kelas sosial, seperti masyarakat yang terbagi ke dalam beberapa kelas sosial dan diakui di ‘Town’ dengan perbedaan kondisi finansial mereka
(Gramedia, harga Rp95.000-,)