Redefinisi Busana Klasik Pria Ala Wilsen Willim
Perkembangan dunia mode turut membawa perubahan akan gaya berbusana pria. Sebelumnya dalam hal mode, pria punya pilihan yang terbatas. Tak sampai sepuluh jari untuk menyebutkan pakaian pria; kemeja, kaus, celana panjang dan pendek, serta setelan jas. Kini pria dapat dikatakan lebih ekspresif. Meski pilihan busananya masih sama, namun dalam hal pilihan warna dan gaya sudah cukup berani.
Desainer Wilsen Willim membuktikan bahwa dengan konsep yang tepat, pria bisa tampil beda dengan deretan busana klasiknya. Dalam koleksi bertajuk huMAN yang dipresentasikan di Plaza Indonesia Men’s Fashion Week 2024 (PIMFW 2024) pada 5 September 2024, ia menampilkan eksplorasi detail dan cutting.
Sartorial Statement
Berfokus pada tailoring, ia menginterpretasikan setelan jas jadi lebih modern lewat penempatan kancing secara asimetris dan detail ritsleting. Outerwear seperti jaket hadir dalam potongan crop yang bernuansa sporty dan edgy. Untuk celana, terdapat dua pilihan yakni potongan high waist bersiluet lebar dan siluet yang lebih lurus.
Desain busana yang wearable diimbangi akan detail dan trik padu padan yang berani. Setelan jas dikenakan bersama atasan transparan berhiaskan bordir bunga serta apron detail lipit. Atasan tersebut juga hadir dalam bentuk kemeja dan mantel yang memberi kontras pada gaya sartorial klasik. Selain bordir, Wilsen juga mendekorasi busananya dengan embellishment.
Ketertarikan Wilsen pada batik juga turut ia selipkan pada koleksi ini. After all, batik juga telah menjadi staple piece bagi pria Indonesia.
Melihat dari foto, Anda mungkin akan mendeskripsikan koleksi ini sebagai ‘romantis’. Namun Wilsen mempresentasikan koleksinya ini dalam musik yang upbeat dan tata lampu yang dinamis. Seolah membuktikan bahwa busana bergaya elegan dengan feminine twist juga bisa tampil urban dan vibran.
Tak hanya koleksi menswear, Wilsen Willim juga menampilkan enam busana perempuan. Konsep yang diterapkan masih selaras dengan kreasi menswear. Seperti diantaranya, kemeja crop dan rok lipit.
Menutup peragaan, Angga Yunanda dan Maudy Ayunda berjalan mengenakan setelan jas. Angga terlihat edgy mengenakan jas aksen zippers, sementara Maudy bergaya fierce dalam setelan dan tube top aksen panel.
‘Kejutan’ tak hanya berhenti sampai di situ. Selepas finale, para model berdiri di runway dan para tamu undangan dipersilakan untuk mengamati koleksi ini dari dekat.
Pada akhirnya, Wilsen Willim bukan hanya tentang menampilkan eksplorasi gaya, tapi ia juga mengajak penonton mengapresiasi craftsmanship sekaligus kompleksitas emosional dari sebuah pakaian pria. Bahwa sebuah setelan jas tak hanya dapat merefleksikan karakter yang powerful tapi juga sisi romantis sang pemakai.