Apa Reaksi Tubuh Saat Kamu Jatuh Cinta?
Jatuh cinta bikin kita merasa pemilik dunia dan segala alam semesta, hati terasa heboh! Perasaan ini tertera di dalam puisi, makanan, lagu yang kita dengarkan, serta film yang kita tonton. Merasakan adanya butterfiles in my tummy, dan jantung yang berdegup cepat. Mungkin ada banyak tanda jatuh cinta yang tak mampu diungkapkan oleh kata-kata. Perasaan ini layaknya seperti membebaskan kesenangan dan optimistem di dalam pikiran. Namun, mengapa ini semua bisa terjadi? Bagaimana tubuh kita bereaksi saat sedang jatuh cinta? Mengapa perasaan ini begitu addictive? OK, mari kita gali bersama, tentang apa yang terjadi oleh tubuh kita saat sedang jatuh cinta.
Apa yang terjadi pada hormon tubuh pada beberapa hari pertama?
Saat kamu jatuh cinta, respons tubuhmu meningkat, dan kamu merasakan gairah yang lebih tinggi yang dipicu oleh hormon seks—estrogen dan testosteron. Sistem limbik, yang bertanggung jawab atas emosi dan ingatan, juga memainkan peran penting, membuat perasaan cinta di awal jadi begitu kuat. Inilah sebabnya mengapa perasaanmu di hari-hari pertama jatuh cinta terasa sangat intens. Selain itu, ada lonjakan dopamin, alias ‘hormon bahagia’, yang memotivasi kamu untuk mengejar gebetan baru. Sementara itu, noradrenalin memberikan rasa euforia, yang bikin kamu merasa ada "kupu-kupu di dalam perut". Dan seperti hukum ketiga Newton, reaksi yang berlawanan di sini adalah berkurangnya aktivitas di korteks frontal, yang menurunkan emosi negatif dan penilaian, sehingga menjelaskan mengapa kita sering mengabaikan red flags di tahap awal cinta.
Setelah fase bulan madu, orang akan merasakan peningkatan ikatan dan keintiman dengan pasangannya. Hormon yang disebut oksitosin bertanggung jawab atas perasaan ini, memberikan rasa aman, sementara vasopresin membuat seseorang merasa protektif dan ingin menjaga orang yang dekat dengannya.
Jatuh cinta terasa seperti kecanduan
Hormon-hormon di atas meningkatkan ketertarikan seseorang terhadap pasangannya dan memperdalam hubungan mereka. Dan mereka mendambakan lebih banyak perasaan ini seiring semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama. Belum lagi, hormon-hormon ini juga menurunkan hambatanmu, membuatmu lebih terbuka dengan pasangan. Rasanya seperti mabuk, tapi dengan cara yang jauh lebih menggairahkan.
Kecanduan ini sering kali menyebabkan stres, depresi, dan kecemasan saat orang tersebut tidak ada di sekitar kita. Untuk mengatasinya, seseorang mungkin menyimpan foto pasangan di layar kunci atau meja mereka, menikmati dorongan dopamin saat melihatnya. Ketika bersama, keinginan hanya tumbuh lebih kuat, yang mengarah pada peningkatan gairah seks di awal hubungan. Inilah mengapa pasangan tidak bisa melepaskan satu sama lain dan selalu mencari pengalaman baru bersama.
Well, ini dia perubahannya dalam tubuhmu...
Kita semua pernah merasakan jantung berdebar, pipi memerah, dan tangan berkeringat sebelum kencan besar. Bukan hanya karena gugup; merupakan adrenalin yang membuatmu mendambakan kehadiran mereka dan memusatkan semua perhatianmu pada mereka. Matamu juga bisa menunjukkan apa yang kata-kata tidak bisa—ketika kamu tertarik pada seseorang, lihatlah pupil mereka yang melebar. Dan dengarkan suaramu; nada suaramu cenderung naik saat kamu tertarik pada seseorang. Jika teman atau rekan kerja menyadari perubahan cara kamu berbicara, mereka mungkin sedang menangkap sinyal bahwa kamu lagi naksir seseorang.
(Artikel ini disadur dari cosmopolitan.in / Perubahan bahasa telah dilakukan oleh penulis, Nadhifa Arundati / Image: Pexels by Andrea Piacquadio)