Melihat Perjalanan Birkenstock Selama 250 Tahun Lewat Pamerannya di Ubud, Bali
Berbicara pilihan sandal yang nyaman dan stylish, Birkenstock menjadi salah satu brand yang pertama kali terbersit. Dari segi desain, Birkenstock tergolong kasual namun timeless. Beberapa bahkan sudah identik dengan jenama asal Jerman ini. Sebut saja sandal Arizona lewat aksen double straps dan buckles. Lalu mules Boston yang minimalis namun terlihat playful.
Selain faktor desain dan fungsional, alasan Birkenstock menjadi salah satu top of mind dalam hal alas kaki juga tidak terlepas dari perjalanan panjangnya yang sudah mencapai 250 tahun! Mungkin Anda sendiri tidak menyangka bahwa brand ini sudah dua setengah abad eksis. They said age is just a number, namun usia juga dapat menjadi pembuktian akan kematangan sekaligus pencapaian.
Selama 250 tahun, Birkenstock telah membuktikan dedikasinya untuk menciptakan alas kaki yang nyaman lewat inovasi dalam hal teknologi dan desain. Menyambut usia baru, Birkenstock merangkum perjalanannya dalam sebuah pameran di Ubud, Bali pada 3 - 15 September 2024. Cosmo berkesempatan menjadi salah satu yang pertama untuk melihatnya. Simak keseruannya.
From Fun Walk to Exhibition
Sebelum acara pembukaan pameran, pagi hari Cosmo bersama rekan media dan influencers seperti Ayla Dimitri, Sarah Azka, dan Hamzah Bustami diajak untuk morning walk di Campuhan, Ubud mengenakan sandal Birkenstock. Cosmo memakai sandal model Gizeh. Dengan medan berupa jalan setapak yang naik turun, ternyata sandal ini tetap nyaman dikenakan.
Dari Campuhan, kami berjalan menelusuri jalanan kota Ubud dan sempat singgah di Pasar Seni Ubud dan Puri Saren Agung yang merupakan tempat tinggal keluarga bangsawan Ubud. Selepas makan siang, acara berlanjut dengan workshop menghias gelang kulit bersama Oka Kartini di Titik Dua. Oka Kartini sendiri merupakan seniman spesialis pembuat kerajinan dengan pemanfaatan bahan sisa atau yang sudah tidak terpakai.
Setelah dibuat penasaran, akhirnya Cosmo bisa melihat pameran bertajuk Henry Leutwyler - Walk This Way Travelling Exhibition yang berada di Titik Dua Space, Ubud tersebut. Pada bagian depan, tamu akan disambut video proses pembuatan sandal Birkenstock. Lalu terpajang beberapa poster yang menampilkan perjalanan brand ini dari masa ke masa.
Salah satu yang menarik atensi adalah etalase yang menampilkan sejumlah koleksi kolaborasi Birkenstock. Dari mulai sandal Boston berhiaskan bordir hasil kerja sama nya dengan Dior, sandal motif camouflage bersama Valentino, dan sandal velvet berhiaskan buckle kristal dari Manolo Blahnik.
Di pameran ini pengunjung juga bisa melakukan custom sandal Birkenstock berupa lukisan gambar sejumlah elemen ikonis Bali.
Terpisah dari ruang pameran, di lantai atas terdapat instalasi interaktif di mana Anda akan berjalan menapaki sejumlah medan berbeda seperti tanah dan bebatuan dan berakhir di pilihan sole Birkenstock sembari mendengarkan suara alam lewat headphone. Section ini dibuat karena merefleksikan salah satu moto dari Birkenstock yakni Walk as Nature Intended.
Merangkum sejarah perjalanannya yang panjang dalam sebuah ekshibisi tidaklah mudah. Birkenstock berhasil mengemasnya secara fun, stylish, dan homey alias nyaman. Just like its creation. Cheers for the next 250 years!