Benarkah Uang Bisa Membeli Kebahagiaan?
Bukan rahasia umum lagi, bahwa sejak dunia menghadapi pandemi, ada yang berubah dalam cara kita mengonsumsi uang. Baik itu karena kita jadi melek dengan betapa pentingnya punya dana darurat, sampai cara kita mengolah uang untuk berinvestasi pada barang yang membuat diri instan senang, terutama ketika kondisi lockdown dan kecemasan yang timbul dari pandemi semakin buruk. Sebut saja membeli bermacam kristal ketika tren healing sedang populer, atau memesan kelas meditasi virtual intens untuk menghilangkan keresahan akan masa isolasi berkepanjangan itu. Yang jelas, kita semakin tak asing lagi dengan konsep uang dan kesejahteraan batin. Kini yang menjadi tantangannya adalah strategi mengelola uang tersebut agar sungguh memberi kamu kebahagiaan.
Menurut Elizabeth Dunn, PhD, penulis Happy Money: The Science of Happier Spending, membelanjakan uang bisa memberi kesenangan, namun bergantung pada cara kita memenuhi kebutuhan hidup. Ia menyarankan untuk terlebih dahulu mengidentifikasi pembelanjaan apa yang bisa membuat kita bahagia, dan mana pengeluaran yang membuat kita malah merasa sedih atau menyesal. Terlebih, tinjaulah ulang hal-hal apa saja yang ternyata tak perlu kamu belanjakan sejak mengalami pandemi. Karena kebanyakan dari pengeluaran kita adalah berdasarkan kebiasaan saja, lho. Semisal dulu sebelum pandemi, kamu akan selalu membeli segelas es kopi susu setiap berangkat ke kantor, karena begitulah kebiasaan kamu setiap hari. Namun tanyakanlah pada diri sendiri, apakah pembelian es kopi susu setiap pagi itu sungguh membuat kamu bahagia?
Jawaban yang kamu dapati bisa menjadi dua: “Ya. Tentu. Saya. Butuh. Kopi,” atau, “Ternyata saya bisa hidup tanpa kopi setiap hari.” Memang, kamu punya pilihan dan kendali tentang bagaimana kamu ingin menghabiskan uang, baik itu dalam jumlah besar maupun kecil. Namun yang perlu digarisbawahi, keputusan kamu dalam membelanjakannya bisa memberi dampak pada well-being kamu. Jadi, berikut adalah tips Cosmo untuk menggunakan uang demi menyeimbangkan kesejahteraan lahir batin kamu~
1. Beli Pengalaman
Riset mengatakan bahwa membelanjakan uang untuk tujuan mendapatkan suatu pengalaman, bukan suatu barang berwujud, bisa lebih berkontribusi pada nilai hidup yang seseorang ayomi. Memiliki pengalaman baru membuat kita lebih terhubung erat dengan akar diri sendiri, dan memberi perasaan menyenangkan yang unik. Lebih bagusnya lagi, membeli pengalaman bisa mengurangi kecenderungan para konsumennya untuk membanding-bandingkan diri – tak seperti kepemilikan barang yang mudah dibandingkan dan ‘dihakimi’ lewat penampilan. Ditambah, dengan kondisi pandemi yang membaik, membeli pengalaman bisa menyatukan kembali hubungan antar sosial yang sempat dibatasi kontaknya kala pandemi. Dan ingatlah lagi, terhubung dengan orang lain adalah salah satu sumber kebahagiaan yang hakiki.
What to spend: Sertifikat scuba diving; Sesi keanggotaan personal training di kebugaran; Tiket workshop membuat tembikar.
2. Beli Barang Material
Eh? Bukankah akan menjadi kontradiksi dari tips ‘membeli pengalaman’ tadi? Ya, tapi maksud Cosmo, bukan membeli barang material seperti sepatu baru yang kilapnya hilang setahun kemudian itu, namun lebih kepada suatu barang yang menuntun pada pengalaman menyenangkan nan awet. Semisal membeli sebuah weighted blanket untuk menambah kenikmatan tidur berkualitas, yang pada akhirnya bermanfaat dalam memperbaiki mood serta produktivitas berkat pengalaman tidur yang nyenyak.
What to spend: Sepaket alat berkebun; Sebuah gim konsol; 30 kantung teh peppermint.
3. Belanjakan untuk Orang Lain
Studi antara koneksi uang dan kebahagiaan yang dilakukan oleh Elizabeth juga menemukan fakta bahwa seseorang yang menggunakan sebagian besar uangnya untuk orang lain terbukti lebih bahagia, entah seberapa besar nominal yang dikeluarkannya. Betapa tidak, kamu tentu senang ketika mendapat hadiah dari orang lain, namun bayangkan jika kamulah yang menjadi rahasia di balik senyuman seseorang lain yang baru saja mendapat hadiah tersebut. Itu lebih memuaskan batin.
What to spend: Donasi; Menghadiahkan akun premium di Headspace untuk sahabat yang membutuhkan; Membelikan jasa financial therapy untuk saudara yang butuh bantuan mengelola hutang.
4. Bayar Lunas di Awal
Tips ini paling memungkinkan untuk dilakukan dalam membeli pengalaman seperti traveling. Trik ini sebenarnya ditujukan untuk mengurangi beratnya membayar sesuatu. Oleh karenanya, Cosmo hanya merekomendasikannya untuk aktivitas berlibur yang sesuai dengan budget kamu. Bukan untuk membeli suatu barang yang momen kesenangannya lebih cepat hilang, oke (apalagi jika pakai kartu kredit, ugh…). Dengan membayar lunas semua di awal, maka saat melakukan trip tersebut, kamu serasa tak mengeluarkan banyak uang, dan bisa berkonsentrasi pada kesenangan selama berpelesir.
What to spend: Berlibur ambil paket Chakra Balancing di wellness retreat Chiva Som; Road trip sewa van di Pulau Sumba; Staycation tujuh hari di vila Airbnb Plus di Tabanan.
5. Atau... Tidak Membelanjakannya
Ingatlah bahwa tak mengeluarkan uang pun bisa memberi ketenangan dalam kesejahteraan kamu. Apalagi jika kamu tak menemukan kebutuhan yang mesti dibelanjakan. Tips ini juga berarti kamu tak perlu membelanjakan uang terlalu banyak, semisal kamu bisa beralih untuk berbelanja secara thrift atau dari vintage shop. Jika ingin lebih kreatif, manifestasikan ‘tidak membelanjakan uang’ dengan recycle suatu barang yang telah lama kamu miliki, untuk menjadi barang baru yang berguna kembali. Bayangkan kesenangan dan manfaat dari kegiatan aktif tersebut pada kebahagiaan mental kamu!
What to spend: Cicil asuransi untuk mobil; Sisakan untuk tabungan pensiunan; Simpan untuk angpau tahun baru 2023.
6. Beli Waktu
Salah satu strategi untuk menggunakan uang demi well-being yang kerap luput terpikirkan adalah membeli lebih banyak waktu untuk beraktivitas sehari-hari. Salah satu contohnya, kamu bisa merekrut seorang asisten rumah tangga untuk memotong waktu kamu membersihkan rumah. Dengan begitu, kamu punya waktu lebih untuk menikmati beraktivitas ataupun berelaksasi di rumah, dan menyimpan energi tambahan dari tak melakukan pekerjaan rumah tersebut untuk hal lain yang lebih produktif, seperti mengulik hobi untuk jadi bisnis sampingan. Ayo pancing beberapa rupiah tambahan itu…
What to spend: Beli software project tracking untuk memantau data penjualan; Berlangganan software yang mampu menerbitkan unggahan konten secara otomatis sesuai jadwal seperti Buffer dan Hootsuite; Belanja bahan makanan sehari-hari dari jasa pesan antar untuk mengurangi hiruk pikuk run errands.
(Givania Diwiya / FT / Images: Karolina Grabowska, Los Muertos Crew, Mikhail Nilov di Pexels)